lxxx Berdasarkan jenisnya Ki Sambangdalan termasuk tokoh bulat.
Dia mempunyai sifat baik dan jahat. Sebelum menjadi ulama, Ki Sambangdalan dikenal sebagai perampok. Dia berusaha merampok Ki
Pandanarang, namun tidak berhasil. Setelah bertaubat, ia membantu menyebarkan agama Islam dengan sebutan Syekh Domba.
f Pelayan
Pelayan dalam cerita rakyat ini sebagai tokoh tambahan. Dia muncul hanya sekali, yaitu ketika disuruh Ki Pandanarang untuk
membuka ikatan rumput alang-alang untuk dijemur dan dibuat atap kandang kuda. Saat membuka ikatan rumput, pelayan menemukan
uang, lalu ia memberikan pada tuannya. Dia juga muncul ketika penjual rumput datang ke rumah Ki Pandanarang untuk kali yang
kedua. Ki Pandanarang menyuruh pelayan mengambil cangkul untuk diberikan kepada penjual rumput.
Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, dia termasuk tokoh protagonis. Dia dikenal sebagai pelayan yang patuh pada majikannya.
Dia juga termasuk orang yang jujur. Setelah menemukan uang yang berada di dalam rumput alang-alang, dia memberikannya pada Ki
Pandanarang. Berdasarkan jenisnya, pelayan termasuk tokoh pipih. Dia
hanya mempunyai satu sifat, yaitu baik. Dia juga tidak mau memakan harta yang bukan miliknya. Saat menemukan uang di dalam rumput
alang-alang, dia memberikannya pada Ki Pandanarang.
b. Nilai Pendidikan Cerita Rakyat “Asal-usul Kota Salatiga”
1. Nilai ReligiusAgama
Nilai religius yang terdapat dalam cerita rakyat ”Asal-usul kota Salatiga” dapat dilihat dari tokoh Sunan Kalijaga dan para wali yang
mengajarkan agama di wilayah pulau Jawa. Mereka mengajarkan
lxxxi agama Islam sesuai wilayahnya masing-masing. Waktu itu ada seorang
wali yang dianggap menyesatkan syariat Islam, yaitu Syekh Siti Jenar. Lalu dia dihukum mati atas sikap dan perbuatannya itu. Orang yang
ditunjuk untuk menggantikannya adalah Ki Pandanarang. Kemudian Ki Pandanarang berguru pada Sunan Kalijaga untuk meningkatkan ilmu
agamanya. Dia berguru tidak sendirian, Nyai Pandanarang dan Ki Sambangdalan juga ikut.
Nilai religius juga menanamkan sifat pada manusia untuk berbuat baik pada sesama. Hal terlihat pada kerelaaan hati Ki
Pandanarang yang menyumbangkan hartanya untuk kepentingan umat dan memperoleh kebahagiaan akhirat. Selain Ki Pandanarang,
nilai religius juga terlihat pada Nyai Pandanarang dan Ki Sambangdalan. Mereka bersama Ki Pandanarang berguru pada Sunan
Kalijaga untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Berdasarkan hal tersebut nilai religius yang terdapat dalam
cerita rakyat ini menanamkan sikap pada manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan. Penanaman nilai religius yang tinggi mampu
menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong, dan tidak angkuh kepada sesama. Manusia akan saling mencintai dan menyayangi. Manusia
akan mampu menjalin hubungan baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia maupun manusia dengan mahluk lain.
Nilai religius akan menjalin hubungan manusia sebagai makhluk Tuhan yang bertakwa. Hal ini berarti manusia mampu
menjalankan perintah Tuhan dan menjahui laranganNya, sehingga manusia menjadi tenteram dan bahagia.
2. Nilai Sosial
Nilai sosial ini dapat dilihat dari tokoh Ki Pandanarang yang menggunakan harta bendanya untuk kepentingan umat. Dia juga
membuat masjid beserta bedugnya agar dapat dimanfaatkan oleh
lxxxii masyarakat Semarang dan sekitarnya. Setelah bertaubat dan berguru
pada Sunan Kalijaga, dia mengabdikan hidupanya untuk masyarakat. Dia menjadi ulama di Tembayat dengan sebutan Sunan Bayat atau
Tembayat. Hal ini juga dilakukan oleh Ki Sambangdalan. Dia dikenal dengan nama Syekh Domba.
Perilaku menyimpang terhadap nilai sosial yang tidak boleh ditiru yaitu sikap yang merampas hak milik orang lain. Nilai sosial
menamkan sikap saling tolong menolong, bukan mengambil milik orang lain. Hal ini dilakukan oleh ketiga perampok yang merampok
istri Ki Pandanarang. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai sosial yang
terdapat dalam cerita rakyat ini mengajarkan kalau manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia harus saling
tolong menolong serta memperhatikan kebutuhan masyarakat di atas kebutuhan atau kepentingan pribadi.
3. Nilai MoralEtika