xviii sehingga bisa mengetahui nilai pendidikannya dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. c.
Bagi guru, sebagai masukan dalam memberikan pelajaaran sastra lisan, khususnya tentang cerita rakyat.
.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Folklor
a. Pengertian Folklor
Folklor berasal dari kata folk dan lore. Folk diartikan sebagai ‘rakyat’, bangsa atau kelompok orang yang memiliki ciri pengenal fisik,
sosial dan kebudayaan, sedangkan lore adalah adat serta khasanah pengetahuan yang diwariskan turun temurun lewat tutur kata, contoh
atau perbuatan. Folklor adalah bagian kebudayaan yang tersebar dan
xix diadatkan turun temurun dengan cara lisan atau dalam bentuk perbuatan
Dendy Sugono peny., 2003: 169. Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar
dan diwariskan turun-temurun. Folklor juga tersebar di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam
bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat James Danandjaja, 1997: 2.
Folklor biasanya mempunyai bentuk yang berpola sebagaimana dalam cerita rakyat atau permainan rakyat pada umumnya. Folklor pada umumnya
mempunyai kegunaan atau fungsi dalam kehidupan bersama suatu kolektif misalnya cerita rakyat sebagai alat pendidik, hiburan, protes sosial, dan proyeksi
suatu keinginan yang terpendam. Folklor bersifat pralogis yaitu logika yang khusus dan kadang berbeda dengan logika umum. Hal tersebut karena folklor
sebagai bentuk kebudayaan milik bersama Arif Budi Wurianto dalam http:elka.umm.ac.idartikel2.htm
.
Liaw York Fang 1991: 4 menyebut sastra rakyat folklor dengan nama tradisi lisan. Tradisi lisan ini mencakup suatu bidang yang cukup
luas, seperti cerita-cerita, ungkapan, peribahasa, nyanyian, tarian, adat resam, undang-undang dan teka-teki permainan games.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut folklor adalah bagian kebudayaan yang tersebar, diadatkan turun temurun dalam bentuk
perbuatan di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai
dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat, mencakup suatu bidang yang cukup luas, seperti cerita-cerita, ungkapan, peribahasa, nyanyian,
tarian, adat resam, undang-undang dan teka-teki permainan games, serta digunakan sebagai alat untuk memahami masyarakat yang
menciptakannya, termasuk kecenderungan penguasa.
b. Bentuk-bentuk Folklor