59
Tabel 3.5 Reliabillity Statistic
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS 16.0
Tabel 3.5 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbachs Alphasebesar
0,974 lebih besar dari 0,70.
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono 2011:21 analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu statistik hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas generalisasiinfrensi. Pada penelitian ini memberikan gambaran yang jelas
mengenai persepsi Motivasi dan Pengawasan Intern yang dilakukan PT. Taspen Persero Kantor Cabang Medan serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
3.10.2 Analisis Statistik
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis statistik regresi linier berganda karena metode ini ditujukan untuk menentukan hubungan linear
antara beberapa variabel bebas motivasi dan pengawasan intern dengan variabel terikat kinerja karyawan. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS
versi 16,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items .974
51
Universitas Sumatera Utara
60
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana : Y
: Kinerja X
1
: Motivasi X
2
: Pengawasan Intern a
: Koefisien b1,2
: Konstanta e
: Standar eror Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik
sebagai berikut: 1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak.Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil.Ada dua cara yang dapat
digunakan untuk uji normalitas, yaitu: a.
Analisis Grafik Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu
diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
Universitas Sumatera Utara
61 distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. b.
Analisis Statistik Selain melihat nilai grafik, untuk melihat apakah suatu data
mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Z
skewness
. Berdasarkan uji skewness ini, maka suatu data dikatakan memiliki
distribusi normal jika Z hitunglebih kecil dari Z tabel, Erlina,2011:102. Dimana pada penelitian ini penulis menggunakan
nilai Z tabel pada tingkat signifikasi 0,05 sebesar 1,96. 2.
Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi di antara variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent
Erlina,2011:103. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarya nilai Tolerance dan VIF Variabel Inflation Factor melalui SPSS.Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Menurut Syafrizal dan Muslich 2014:177 nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance
0,1 atau nilai VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. 3.
Uji Heterokedastissitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan
Universitas Sumatera Utara
62 lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala
Heteroskedastisitas, yaitu: a.
Analisis Grafik Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot.Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena
heteroskedastisitas. b.
Analisis Statistik Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer.
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji Glesjer sebagai berikut : a
Jika nilai signifikasi 0,05 maka tidak mengalami ganguan Heteroskedastisitas.
b Jika nilai signifikasi 0,05 maka mengalami ganguan
Heteroskedastisitas. 4.
Uji F Serentak Uji F uji serentak adalah untuk melihat apakah variabel independent
secara bersama-sama serentak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah
sebagai berikut: H
: b
1
= b
2
= 0 Artinya secara bersama-sama serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independent Motivasi dan Prengawasn
Universitas Sumatera Utara
63 Intern terhadap variabel dependent kinerja karyawan.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ 0 Artinya secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independent Motivasi dan Pengawasan Intern terhadap variabel dependent kinerja karyawan.
Nilai f
hitung
akan dibandingkan dengan nilai f
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
a H
diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5 b
H
a
diterima jika f
hitung
f
tabel
pada α = 5 5.
Uji t Parsial Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independent Motivasi dan pengawasan Intern terhadap variabel dependent Kinerja karyawan. Bentuk pengujiannya
yaitu: a
H
o
: bi = 0 variabel independent secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.
b H
a
: bi ≠ 0 variab el independent secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
a H
o
diterima bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
b H
a
ditolak bila t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Universitas Sumatera Utara
64 6.
Pengujian Koefisien Determinan R
2
Koefisien determinan R
2
bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel.Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent.Koefisien determinan R
2
berkisar antara 0 nol sampai dengan 1 satu, 0 ≤ R
2
≤ 1.Apabila deteminasi R
2
semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent terhadap pengaruh variabel
dependent semakin kecil. Hal ini berarti, mode l yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, dan bila R
2
mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel dependent. Hal ini berarti, model yang
digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti terhadap variabel dependent.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai NegeriPerusahaan Persero, secara singkat disebut PT. TASPEN Persero adalah suatu Badan Usaha Milik
Negara BUMN yang ditugaskan olehPemerintah untuk menyelenggarakan ProgramAsuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil yangterdiri dari Program Dana
Pensiun PegawaiNegeri Sipil PNS dan Tabungan Hari TuaTHT sebagaimana ditetapkan dalam PeraturanPemerintah Nomor 25 tahun 1981 dan 26 Tahun 1981
dengan tujuan untuk meningkatkankesejahteraan Pegawai Negeri pada saatmemasuki usia pensiun.
Usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraanPegawai Negeri dan keluarganya sudahdimulai sejak tahun 1960, yang dirintis melaluiKonferensi
Kesejahteraan Pegawai Negeri yangdiselenggarakan tanggal 25-26 Juli 1960 diJakarta. Hasil konferensi tersebut dituangkandalam Keputusan Menteri Pertama
RI Nomor :380MP1960 tanggal 25 Agustus 1960 yangantara lain menetapkan perlunya pembentukanjaminan kesejahteraan pegawai negeri.
Keputusan Menteri Pertama tersebut di atasditingkatkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1963 yaitu tentang Pembelanjaandan Kesejahteraan
Pegawai Negeri danPeraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963tentang Tabungan dan Asuransi PegawaiNegeri. Untuk melaksanakan Tabungan danAsuransi
Pegawai Negeri ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963
Universitas Sumatera Utara