Macam-macam pengawasan Pengawasan Intern

27 3 Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi Meskipun bersifat sementara, tidakan korektif terhadap gejala penyimpangan, penyelewengan, dan pemborosan harus bisa diambil.

2.2.3 Macam-macam pengawasan

Menurut Brantas 2009;195 ada sembilan macam jenis-jenis pengawasan yaitu antara lain sebagai berikut : a. Pengawasan pegawai personnel control. Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan karyawan. Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja, disiplin, absensi, dan sebagainya b. Pengawasan Keuangan financial control. Pengawasan tersebut ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengawasan anggarannya. c. Pengawasan Produksi production control. Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya. d. Pengawasan Waktu time control. Pengawasan ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana. e. Pengawasan Teknis technical control. Universitas Sumatera Utara 28 Pengawasan ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan. f. Pengawasan Kebijaksanaan policy control. Pengawasan ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaankebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang etlah digariskan.

2.2.4 Pengawasan Intern

Untuk mengetahui sistem pengawasan intern yang baik tidak hanya di tinjau dari satu sisi. Sistem pengawasan intren atau lebih luasnya system pengawasan manajemen merupakan keseluruhan paket, metode, dan prosedur yang dianut oleh manajemen dalam suatu organisasi untuk usaha mencapai tujuan perusahaan yang diembannya, Harahap 2001:121 Menurut Comitte On Auditing Procedure 1985 dalam Harahap 2001:48, pengawasan intern dibagi dua 2 yaitu sebagai berikut : a. Kontrol akuntansi yang mencagkup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang terutama menyangkut hubungan dengan penjagaan terhadap kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian data keuangan. Biasanya sistem ini mencangkup sistem otoritas dan pengesahan, pembagian tugas antara pencatat, pemegang barang atau jasa dan pemeriksaan intern. b. Kontrol administrasi mencangkup struktur organisasi dan seluruh metode persedur yang terutama menyangkut usaha untuk mengefisiensikan operasi perusahaan dan mendorong ditaatinya Universitas Sumatera Utara 29 kebijakan pimpinan dan biasanya tidak langsung menyangkut catatan keuangan. Menurut Harahap 2001:125 sistem pengawasan intern yang baik menggunakan beberapa ciri sebagai berikut : a. Pegawai, pegawai yang mengerjakan sistem harus diseleksi dengan objektif dan mempunyai kualifikasi sesuai bidangnya, termpil, cakap, berintegritas dan kejujuran. b. Pemisahan fungsi, fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan harus dipisahkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyelewengan yang dilakukan oleh seorang yang meiliki dua fungsi. c. Pelaksanaan transaksi, transaksi hanya dapat dilaksanakan berdasarkan otoritas dan sepengetahuan mereka yang berhak sesuai dengan struktur organisasi dan daftar wewenag masing-masing. d. Transaksi harus dicatat secara benar sesuai dengan bukti-bukti pendukung yang ada, kemudian diklasifikasikan dan dibukukan pada perkiraan yang benar pada periode yang benar juga. e. Penjamahan terhadap harta perusahaan, hal ini harus dilakukan secara selektif tidak boleh setiap orang dengan mudah dapat memakai dan mengunakan kekayaan perusahaan tanpa melalui prosedur atau persetujuan pimpinan yang berwenang. Universitas Sumatera Utara 30 f. Perbandingan antara catatan dan fisik harta, sewaktu-waktu harus dilakukan perbandingan antara angka yang dibuku dengan fisik harta yang dicatat. 2.2.5 Konsep Standar Pengawasan Internal BUMN 2.2.5.1 Eksistensi dan Peran Satuan Pengawasan Intern SPI Perundang-undangan yang medukung eksistensi Satuan Pengawasan Intern SPI BUMN sudah cukup memadai. Di dalam Undang-undang No.19 Tahun 2003 mengenai BUMN sebagaimana diatur lebih lanjut dalam PP No.45 Tahun 2005 perihal Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN, diatur mengenai eksistensi, tugas dan tanggung jawab, serta pelaporan SPI sebagai berikut: 1. Pada setiap BUMN dibentuk SPI yang dipimpin seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. 2. SPI bertugas: a membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional dan keuangan BUMN, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada BUMN serta memberikan saran-saran perbaikannya; b memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI kepada Direktur Utama; dan c memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan. 3. Direktur Utama menyampaikan hasil pemeriksaan SPI kepada seluruh anggota Direksi, untuk selanjutnya ditindaklanjuti dalam Rapat Direksi. Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil Universitas Sumatera Utara 31 langkah-langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh SPI. 4. Atas permintaan tertulis KomisarisDewan Pengawas, Direksi memberikan keterangan hasil pemeriksaan atau, hasil pelaksanaan tugas SPI. Bila dirunut ke belakang, pokok-pokok kebijakan semacam itu bahkan telah ada sejak PP No.3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan Dan Pengawasan Perusahaan Jawatan Perjan, Perusahaan Umum Perum Dan Perusahaan Perseroan Persero. Namun pengaturan high-level seperti itu tentu masih terlalu global bagi praktik audit internal di lingkungan BUMN, sehingga diperlukan pengaturan lebih lanjut dalam bentuk peraturan menteri untuk lebih meningkatkan peran SPI. 2.2.5.2Standar untuk Peningkatan Peran SPI Secara strategis Kementerian BUMN memandang peran SPI ke depan harus dilakukan dengan penerapan independensi, kompetensi, dan objektivitas, untuk menjamin hasil kegiatan dan hasil pengawasan intern yang berkualitas. Oleh karena itu perlu diatur standar minimal yang harus diterapkan atau dilakukan agar independensi, kompetensi, dan objektivitas dapat terlaksana dengan baik. Berikut ini konsep strategis standar pengawasan intern dari Kementerian BUMN: Universitas Sumatera Utara 32 Sumber : Kementrian BUMN Gambar 2.1 Konsep Strategis Standar Pengawasan InternKementrian BUMN Dalam konsep strategis tersebut kita melihat bahwa standar ini telah berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan best-practice audit internal terkini. Hal ini terlihat antara lain dengan diakomodasikannya perantugas SPI yang tidak hanya pada tugas pemeriksaan assurance saja, namun juga pada peran consulting. Hal lain terlihat pada pengaturan pada dua aspek pokok, yaitu: struktur dan proses. Bila dianalogikan dengan SIPPAI dari IIA, misalnya, maka pengaturan tersebut akan sepadan dengan standar atribut dan standar kinerja. Sama halnya dengan standar audit internal yang berlaku umum, standar atau pengaturan-pengaturan dalam rancangan peraturan Menteri BUMN ini juga bersifat minimal. Artinya, kualitas kegiatan dan hasil pengawasan SPI BUMN sekurang-kurangnya akan diukur dengan kepatuhan mereka dalam hal Universitas Sumatera Utara 33 struktur dan proses pengawasan intern terhadap standar pengawasan intern BUMN ini. 2.2.5.3Substansi Standar Pengawasan Intern BUMN Secara garis besar ada dua 2 aspek penting dalam subtansi standar pengawasan intern BUMN, yaitu : 1. Aspek struktur akan mengatur mengenai: 1. Kedudukan,fungsi dan tugas SPI 2. Wewenang SPI 3. Pertanggung jawaban SPI 4. Persyaratan pengawasan intern 5. Piagam pengawasan intern 6. Hubungan SPI dengan Dewan Komisaris dan Komite Audit 2. Aspek proses akan mengatur mengenai : 1. Perencanaan, pelaksanaan, pelaporan pengawasan intern 2. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan intern dan ekstern 3. Pelaksanaan program quality assurance 4. Dokumentasi dan administrasi Kedua aspek tersebut selanjutnya akan diatur dalam peraturan menteri mengenai Piagam Pengawasan Intern serta Kebijakan dan Prosedur Pengawasan Intern yang di dalamnya mengatur hal-hal sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 34 Sumber : Kementrian BUMN Gambar 2.2 Peraturan Mentri Mengenai Piagam Pengawasan Intern 2.3 Kinerja 2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan