Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian

96 responden 7,6 menjawab Kurang Setuju KS, 51 responden 77,3 menjawab Setuju S, 10 responden 15,1 menjawab Sangat Setuju SS. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara siap dalam menerima konsekuensi atas ketidakhadirannya dalam bekerja.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak digunakan dalam sebuah penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Histogram Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan. Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2015 Gambar 4.3 Pengujian Histogram Normalitas Universitas Sumatera Utara 97 Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. 2. Pendekatan Grafik Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai- nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot keduanya berbentuk linier dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2015 Gambar 4.4 Pendekatan Grafik Normalitas Pada Gambar 4.4 scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. 3. Pendekatan Kolmogrov-Smirov Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu apabila nilai value pada kolom Asymp. Sig lebih besar dari level of significant α = 5, maka tidak mengalami gangguan distribusi normal serta nilai Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Universitas Sumatera Utara 98 Tabel 4.8 Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov-Smirnov Sumber:Hasil pengolahan SPSS for Windows 2015 Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,759 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dari Tabel 4.8 yaitu 0,671 dan lebih kecil dari 2,90 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu variabel pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Situmorang 2014:122. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 66 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.90325153 Most Extreme Differences Absolute .083 Positive .083 Negative -.041 Kolmogorov-Smirnov Z .671 Asymp. Sig. 2-tailed .759 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Universitas Sumatera Utara 99 Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Pendekatan Grafik Heterokedastisitas dapat dilihat melalui gambar scatter plot. Gambar scatter plot dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2015 Gambar 4.5 Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 4.5 dapat terlihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. 2. Uji Glejser Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi 0,05 ,maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 100 b. Jika nilai signifikansi 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant -6.642 3.372 -1.970 .053 Kepribadian .086 .090 .144 .956 .343 PengembanganSDM .079 .050 .236 1.569 .122 a. Dependent Variable: absut ber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2015 Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah 0,343, dan 0,122, atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari kepribadian, dan pengembangan sdm, signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Universitas Sumatera Utara 101 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 17.349 5.567 3.117 .003 Kepribadian .523 .149 .429 3.512 .001 .617 1.621 Pengembangan SDM .195 .083 .287 2.345 .022 .617 1.621 a. Dependent Variable: PrestasiKerja ber: Hasil pengolahan SPSS for Windows 2015 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa: a. Nilai VIF dari kepribadian dan pengembangan sumber daya manusia adalah lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. b. Nilai Tolerance kepribadian dan pengembangan sumber daya manusia adalah lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara.

3 56 74

Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Prestasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

3 32 160

Pengaruh Pengembangan Karir dan Desain Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan

14 166 145

Analisis Pengaruh Kepribadian dan Pengembangan Sumber daya Manusia terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Analisis Pengaruh Kepribadian dan Pengembangan Sumber daya Manusia terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Pengaruh Kepribadian dan Pengembangan Sumber daya Manusia terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara

1 3 10

Analisis Pengaruh Kepribadian dan Pengembangan Sumber daya Manusia terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara

0 0 35

Analisis Pengaruh Kepribadian dan Pengembangan Sumber daya Manusia terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara

1 4 2

Analisis Pengaruh Kepribadian dan Pengembangan Sumber daya Manusia terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara

0 0 21

PENINGKATAN KOMPETENSI PEGAWAI DALAM MENUNJANG PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

0 0 11