2.4.5 Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir
2.4.5.1 Prematuritas dan BBLR:BBLSR Bayi Berat Lahir Sangat
Rendah bila lahir berat lahir kurang dari 1.500 gram,BBLR Bayi Berat Lahir Rendah bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram.
Sedangkan bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan kurang dari usia kehamilan 37 minggu.Penyebab BBLR dan kelahiran
prematur sangatlah multifaktorial, antara lain asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan
dalam kandungan janin tumbuh lambat, faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu, trauma, dan lainnya.
2.4.5.1 Asfiksia : Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak
dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia
ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-
akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan
pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
2.4.5.2 Kejang
Kejang, spasme, atau tidak sadar dapat di sebabkan oleh asfiksia neonatorum, hipoglikemi atau merupakan tanda meningitis atau
masalah pada susunan syaraf. Diantara episode kejang yang terjadi, bayi mungkin tidak sadar, letargi, rewel atau masih
normal. Spasme pada tetanus neonatorum hamper mirip dengan kejang, tetapi kedua hal tersebut harus dibedakan karena
manajemen keduanya berbeda. 2.4.5.3
Ikterus Ikterus adalah warna kuning yang ditemukan pada hari ke-3
sampai ke-14, tidak disertai tanda dan gejala ikterus patologis Muslihatun, 2010.
Ikterus adalah keadaan transisional normal yang mempengaruhi
hingga 50 bayi aterm yang mengalami peningkatan progresif pada kadar bilirubin tak terkonjugasi dan ikterus pada hari ketiga
Myles, 2009. Ikterus adalah kadar bilirubin yang tak terkonjugasi pada minggu
pertama 2 mgdl Kosim, 2008. 2.4.5.4
Hipotermi Hipotermi pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh dibawh
36,5
o
C pengukuran dilakukan pada ketiak selama 3-5 menit. Hipotermi disebabkan oleh :
2.4.5.4.1 Evaporasi, terjadi apabila bayi lahir tidak segera
dikeringkan.
2.4.5.4.2 Konduksi, terjadi apabila bayi diletakkan ditempat
dengan alas yang dingin, seperti pada waktu menimbang bayi.
2.4.5.4.3 Radiasi, terjadi apabila bayi diletakkan diudara
lingkungan dingin. 2.4.5.4.4
Konveksi, terjadi apabila bayi berada dalam ruangan ada aliran udara karena pintu, jendela terbuka.
2.4.5.5 Tetanus neonatorum Tetanus
NeonatorumAdalah penyakit
yang dideritaolehbayibarulahir neonatus. Tetanus neonatorum
penyebabkejang yang seringdijumpaipada BBL yang bukan karena trauma Kelahiran atauasfiksia, tetapi disebabkan
infeksiselama masa neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak aseptic
IlmuKesehatanAnak, 1985. 2.4.5.6 Sindroma gangguan pernafasan
Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dispnea, frekuensi pernafasan yang lebih dari 60 kali per menit ,adanya
sianosis, adanya rintihan bayi saat ekspirasi serta adanya retraksi suprasternal,interkostal,epigastrium saat inspirasi.Penyakit ini
merupakan penyakit membrane hialin,dimana terjadi perubahan
atau kurangnya komponen surfaktan pulmoner komponen ini merupakan suatu zat aktif pada alveoli yang dapat mencegah
kolapnya paru.
2.4.6. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir