2.2.4. Permulaan terjadinya Persalinan
Faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor
yang mengakibatkan partus mulai.Seperti telah dikemukakan, “plasenta menjadi tua” dengan tuanya kehamilan. Villi korialis mengalami
perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta
mengalami degenerasiFaktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser yang terletak dibelakang
serviks. Bila ganglion ini tertekan,kontraksi uterus dapat dibangkitkan. Prawirohadjo 2010
2.2.5. Tahapan Persalinan
1. Kala I Pada Kala I Persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai
dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap, fase
kala I Persalinan terdiri dari Fase Laten yaitu dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm, Kontraksi mulai teratur
tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik, Tidak terlalu mules; fase
aktif dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik atau lebih mules, pembukaan 4 cm hingga lengkap,
penurunan bagian terbawah janin, Waktu pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase pembukaan dibagi menjadi 2 fase
yaitu fase laten: berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm. Fase aktif : dibagi menjadi
3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 menjadi 4 cm. Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9
menjadi lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam dengan pembukaan 1 cm perjam dalam pada multigravida 8 jam
dengan pembukaan 2 cm per jam. Komplikasi yang dapat timbul pada kala I yaitu: ketuban pecah dini, tali pusat menumbung, obstrupsi
plasenta, gawat janin, inersia uteri. 2. Kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin melalui pembukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan springter ani membuka,
peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Dimulai dari pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada
kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refletoris
menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perineum membuka, perineum menegang. Dengan adanya his ibu dipimpin untuk
mengedan, maka lahir kepala di ikuti oleh seluruh badan janin. Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu: eklamsi,
kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung,penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, ruptur uteri, distosia karena kelainan letak,
infeksi intra partum, inersia uteri, tanda-tanda lilitan tali pusat. 3. Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran plasenta tanda-tanda lepasnya plasenta: terjadi perubahan
bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vaginavulva, adanya semburan darah secara
tiba-tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus utri agak diatas pusat beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan palsenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai dengan pengeluaran darah.
Komplikasi yang dapat timbul pada kala III adalah perdarahan akibat
atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali pusat.
a Cara pelepasan plasenta 1 Schultze
Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini yang paling sering terjadi 80. Yang lepas duluan adalah bagian tangah,
lalu retroplasenter hematoma yang menolak uri mula-mula bagian tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini,
perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
2 Duncan Lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan
20. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
b Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri 1 Kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat sedang tangan kiri menekan diatas simfisis. Bila tali pusat
masuk kembali kedalam vagina berarti belum terlepas dan sebaliknya jika tidak masuk kembali berarti sudah terlepas.
2 Strassman
Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri mungetok fundus. Bila terasa getaran tali pusat bararti plasenta belum
terlepas. 3 Klein
Pasien disuruh mengedan, bila setelah mengedan tali pusat masuk kembali kedalam vagina berarti plasenta belum terlepas.
Manajemen aktif kala III persalinan untuk melahirkan plasentadan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan post partum yaitu:
Pemberian suntikan oksitosin, selambat-lambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, dipastikan tidak ada bayi kedua, maka
dilakukan segera suntikan oksitosin 10 unit IM pada 13 bawah paha bagian luar. Setelah itu penegangan tali pusat terkendali. Dan setelah
terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat, tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri kebawah dan keatas korpus dorso –
cranial. Segera setelah kelahiran plasenta lakukan rangsangan taktil dengan lembut tapi mantap selama 15 detik sehingga uterus
berkontraksi. APN,2008.
4. Kala IV Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah: sub
involusi dikarenakan oleh uerus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, sisa plasenta.
2.2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalianan