kondisi sebelumnya makatelah terjadi perdarahan lebih dari 500 ml. Penting untuk selalu memantau keadaan umum dan menilai jumlah
kehlangan darah nibu selama kala empat melalui tanda vital, jumlah darah yang keluar dan kontrkasi uterus.
b. Memeriksa perdarahan dari perineum
Laserasi laceration adalah luka yang disebabkan oleh robekan, bukan bentuk yang teratur seperti sayatan bedah. Laserasi biasanya
hanya merujuk pada luka kulit yang cukup dalam sehingga memerlukan jahitan.
Laserasi perineum
adalah robekan jaringan antara pembukaan vagina dan
rektum
, yang biasanya alami. Dulu diajarkan bahwa lebih baik untukmelakukan
episiotomi
daripada terjadi laserasi perineum. Namun, dalam 25 tahun terakhir semua penelitian di literatur obgin
telah menunjukkan bahwa laserasi biasanya tidak sebesar episiotomi,lebih cepat sembuh dari episiotomi, dan kurang
menyakitkan daripada episiotomi. Ada 4 derajat dari laserasi:
1. Derajat satu : Robekan ini hanya terjadi pada mukosa
vagina, vulvabagian depan, kulit perineum. 2. Derajat dua
: Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagiandepan, kulit perineum dan otot perineum.
3. Derajat tiga : Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva
bagiandepan, kulit perineum, otot-otot perineum dansfingterani eksterna.
4. Derajat empat : Robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dansfingterani yang meluas sampai ke mukosa rectum
Rustam Mochtar, 2006. Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi atau
robekan perineum penilai perluasan laserasi perineum dan vagina.
c. Pencegahan infeksi d. Pemantauan keadaan baik umum ibu
Tabel 2.8 Proses Persalinan pada Primigravida dan Multigravida
Primi Multi
Kala I 13 jam
7 jam Kala II
1 jam ½ jam
Kala III 12 jam
14 jam Kala IV
l4 ½ jam 7 34 kam
e.
Sumber: Mochtar,2006.Hal:97
2.3 Asuhan Nifas 2.3.1. Definisi Masa Nifas
Masa nifas puerperium adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu Prawirohardjo, 2010
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan
tidak hamil yang normal. Masa nifas puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu.Sinopsis Obstetri.
2.3.2.Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
Perubahan sistem reproduksi Selama masa nifas, alat-alat interna maupun berangsur-angsur
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan
penting lainnya, perubahan-perubahan yang terjadi antara lain. 2.3.5.1Uterus
Dalam keadaan normal, uterus mencapai ukuran besar pada masa sebelum hamil sampai dengan kurang dari 4 minggu, berat uterus
setelah kelahiran kurang lebih 1 kg sebagai akibat involusi. Satu minggu setelah melahirkan, beratnya menjadi kurang lebih 500
gram, pada akhir minggu kedua setelah persalinan menjadi kurang lebih 300 gram, setelah itu menjadi 100 gram atau
kurang. Otot-otot uterus segera berkontraksi setelah postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot
uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta dilahirkan. Setiap kali bila ditimbulkan. Fundus uteri berada di atas umbilikus, maka hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah pengisian uterus oleh darah atau pembekuan darah saat awal jam postpartum atau pergeseran letak
uterus karena kandung kemih yang penuh setiap saat setelah kelahiran.
Tabel 2.9 Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi TFU
Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat, 1-2 jr bawah
pst 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simfisis
750 gr 2 minggu
Tidak teraba di atas simfisis 500 gr
6 minggu Normal
50 gr 8 minggu
Normal tapi sebelum hamil 30 gr
Sumber : Mochtar, 2011 2.3.5.2 Lokia
Lokia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lokia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
lokia rubra, sanguinolenta dan lokia serosa atau alba. Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita
pada masa nifas.
1. Lokia rubra cruenta berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, set-set desidua, verniks
caseosa, lanugo, dan mekoneum selama 2 hari pascapersalinan. Inilah lokia yang akan keluar selama dua
sampai tiga hari postpartum. 2. Lokia sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.
3. Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum
dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai ke-14
pascapersalinan. Lokia alba mengandung terutama cairan serum, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit.
4. Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali
berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit
dan sel-sel desidua. 2.3.5.3 Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis, degenarisasi, dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada
hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah
tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan perut pada bekas implantasi plasenta.
2.3.5.4 Serviks Segera setelah berakhirnya kala TU, serviks menjadi sangat
lembek, kendur, dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat
yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan diri retak
karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat
empat minggu postpartum. 2.3.5.5 Vagina
Vagina atau lubang vagina pada permulaan puerperium merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara
berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada
minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi
karunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
2.3.3. Proses Adaptasi Psikologi Ibu pada Masa Nifas
Proses masa nifas merupakan waktu di mana ibu mengalami stress pascasalin, terutama pada ibu primipara.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut.
1. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
2. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat. 3. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
4. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
2.3.4. Program dan kebijakan teknis
1. 6-8 jam setelah persalinan A. Mencegah perdarahan masa nifas karena nifas karena atonia uteri
B. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.
C. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
D. Pemberian ASI awal E. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
F. Menjaga bayi agar tetap sehat dan menjaga hipotermia 2. 6 hari setelah persalinan
A. Memastikan involusi uterus berjalan normal , uterus berkontraksi , fundus dibawah umbilicus , tidak ada perdaraha abnormal , tidak ada
bau B. Menilai adanya tanda-tanda demam ,infeksi atau perdarahan abnormal
C. Memastikan ibu untuk mendapat cukup makanan , cairan dan istirahat D. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit E. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi , tali
pusat , menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas 6 hari setelah persalinan
4. 6 minggu setelah persalinan A. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi
alami. B. Memberikan konseling KB secara dini Prawirohardjo, 2010.
2.3.5 Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas
2.3.5.1 Nutrisi dan Cairan Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang
serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat memengaruhi susunan air susu.
Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.Ibu yang
menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut. 1. Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hati.
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral, dan vitamin yang cukup. 3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi ,
setidaknya selama 40 hari pascapersalinan. 5. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. 2.3.5.2 Ambulasi
Ambulasi dini early ambulation ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari
tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum telentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu
postpartum sudah diperbolehkan bangun dan tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.
2.3.5.3 Eliminasi Buang Air Kecil
Ibu diminta untuk buang air kecil miksi 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali
berkemih belum memenuhi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh penuh, tidak
perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi. Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih retensio
urine pada ibu postpartum. 1. Berkurangnya tekanan intraabnominal
2. Otot-otot perut masih lemah 3. Edema dan urethra
4.Dinding kandung kemih kurang sensitive.
Buang Air Besar Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar defekasi
setelah hari ke dua postpartum, Jika hari ke tiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rektal.
Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma huknah saleha 2009: 73.
2.3.5.4 Personal Higine
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan
sangat penting untuk tetap dijaga. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga
kebersihan diri ibu postpartum adalah sebagai berikut. 1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian memberikan daerah sekitar
anus. Nasihati ibu untuk memberikan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika
telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan disetrika.
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut.
Saleha 2009:73-74. 2.3.5.5 Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bias dilakukan pada ibu untuk memenuhikebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
1. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
2. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur. 3. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa
hal: a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
b. Memperlambat proses involusi dan memperbanyak
perdarahan c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri. 2.3.5.6. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini :
1. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka
ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan. Saleha 2009: 74.
2.3.5.7. Latihan dan senam nifas Setelah persalinan terjadi involusi pada hamper seluruh organ
tubuh wanita. Sebagai akibat kehamilan dinding perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya straie gravidarum yang
membuat keindahan tubuh akan sangat terganggu. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha untuk memulihkan dan
mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak lagi indah. Cara untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah
dan langsing seperti semula adalah dengan melakukan latihan dan senam nifas. Untuk itu beri penjelasan ibu tentang beberapa
hal berikut ini. 1. Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul agar
Kembali normal, karena hal ini akan membuat ibu merasa lebih kuat dan ini juga menjadikan otot perutnya menjadi
kuat, sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. 2.Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari
sangat membantu. a. Dengan tidur telentang dan lengan disamping, tarik otot
perut selagi menarik nafas, tahan napas dalam, angkat dagu ke dada, tahan mulai hitungan 1 sampai 5. Rileks
dan ulangi sebanyak 10 kali.
b. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul lakukanlah latihan keagel.
3.Berdiri dengan tungkai diraptkan. Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan
ulangi latihan sebanyak 5 kali. 4.Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap
minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap
gerakan sebanyak 30 kali Saleha 2009:75-76 2.3.5.8 Keluarga berencana
a. Macam – macam kb untuk ibu menyusui 1 Pil mini
Hanya mengandung hormon progesteron. Berbeda dengan pil KB kombinasiyang juga mengandung hormon
estrogen. Pil mini sebaiknya diminum pada jam yang sama setiap hari. Mulai minum pil ini adalah ketika darah
nifas mulai berkurang, yaitu sekitar 3 sampai 6 minggu pasca melahirkan. Pil mini baru efektif setelah diminum 3
kali berturut-turut atau 48 jam. Efektifitasnya mencegah kehamilan sekitar 96 sampai 99.
2 KB suntik 3 bulan
Adalah KB disuntikkan ke otot bahu atau bokong setiap 12 minggu atau 3 bulan. Sebaiknya suntikan pertama
setelah 6 minggu pasca melahirkan. Perlu diingat bahwa KB ini baru efektif setelah tujuh hari, jadi pastikan dalam
tujuh hari pertama ibu tidak dalam masa subur, atau gunakan kondom, atau hindari hubungan seks dahulu.
Keampuhannya mencegah kehamilan lebih dari 99. 3 KB Implan atau susuk
Hanya mengandung hormon progesteron, ditanam di bagian dalam lengan atas. Implan ini kemudian akan
melepaskan hormon sedikit demi sedikit selama kurang lebih 3 tahun. Sebaiknya dipasang setelah 6 minggu
sehabis melahirkan. 4 AKDR Akseptor Kb Dalam Rahim
Adalah Alat dimasukkan ke dalam rahim, biasanya 6 minggu setelah melahirkan secara normal, atau 12
minggu setelah operasi sesar. Begitu dipasang, AKDR langsung efektif mencegah kehamilan. Kemampuannya
ini bisa bertahan 5 sampai 10 tahun, namun dapat dilepas sewaktu-waktu. Efektifitasnya di atas 99.
5 Kondom
Cara penggunaannya lebih sederhana. Kemampuannya mencegah kehamilan sekitar 95 sampai 97. Idealnya
pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Namun, petugas kesehatan
dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur ovulasi
sebelum ia mendapatkan haid lagi selama meneteki amenore laktasi. Oleh karena itu, metode amenore
laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara
ini ialah 2 kehamilan. saiffudin,2006
2.3.6. Tujuan Asuhan Masa Nifas
a Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting,
dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
b Melaksanakan skrining yang komprehensif menyeluruh dimana bidan harus melakukan menejemen asuhan kebidanan. Pada ibu masa
nifas secara sistematis yaitu mulai pengejian data subjektif, objektif maupun penunjang.
c Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan bidan harus menganalisa data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat
mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi. d Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk kelangkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat
dilaksanakan. e Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat; memberikan pelayanan keluarga
berencana Saifuddin, 2006.
2.3.7. Periode Nifas
2.3.3.1 Periode taking-in a. Selama periode ini, yang terjadi 1 sampai 2 hari setelah
melahirkan, ibu biasanya bersifat pasif dan bergantung, energi difokuskan pada perhatian ketubuhnya.
b. Ia akan mengulang kembali pengalaman pengulang persalinan dan melahirkan. Nutrisi tambahan diperlukan karena selera
makan ibu biasanya meningkat.
2.3.3.2 Periode Taking hold a. Selama periode ini, yang berlangsung 2 sampai 4 hari setelah
melahirkan. Ibu menaruhkan perhatian pada kemampuannya untuk menjadi orang tua yang berhasil dan menerima
peningkatan tanggung jawab terhadap bayinya. b. Ibu berusaha untuk terampil dalam perawatan pada bayi baru
lahir seperti menyusui ASI, memandikan dan mengganti popok.
2.3.3.3 Periode Letting go a. Periode ini umumnya terjadi setelah ibu baru kembali
kerumah, ini melibatkan waktu reorganisasi keluarga. b. Ibu menerima tanggung jawab untuk perawatan bayi baru
lahir.Yaitu masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik negara maju
maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan
persalinan. Tahapan masa nifas :
a. Puerperium dini: pemulihan di mana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
b. Puerperium intermedial : pemulihan menyeluruh alat – alat genital yang lamanya 6 – 8 minggu.
c. Remote puerperium: waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin
memiliki komplikasi Rukiyah dkk, 2011.
2.3.8. Komplikasi Pada Ibu Nifas
1. Perdarahan Pervaginam 2. Infeksi Masa Nifas
3. Sakit kepala,nyeri Epigastrik,dan penglihatan Kabur 4. Pembengkakan wajah atau ekstremitas
5. Demam,muntah,dan nyeri berkemih 6. Payudara Bengkak
7. Kehilangan Nafsu makan yang lain 8. Trombus Vena
9.
Perasaan Sedih Ibu Nifas
2.3.9. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani
masalah-masalah yang terjadi.
2.3.9.1 Kunjungan I
6-8 jam setelah persalinan bertujuan untuk :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. b. Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk bila
perdarahan terajdi secara terus menerus.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal. e. Melakukan hubungan dengan baik antar ibu dan bayi baru.
f. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah