Karakteristik Subjek Penelitian PEMBAHASAN

Pneumonia Tidak Ya 3570,0 36,0 0,001 0,625 48,0 816,0 Uji Chi Square: r dengan uji somer”s .

IV.2.2 PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak lima puluh orang pada pasien stroke akut dengan tujuan untuk melihat hubungan subtipe stroke dan territori vaskular dengan kejadian pneumonia dan kematian pada pasien stroke akut sehingga dapat mencengah terjadinya pneumonia dan mengurangi tingkat kematian. Pada penelitian ini penderita stroke yang datang dalam 7 hari sejak onset serangan, ditegakkan diagnosa dengan anamnesis, pemeriksaan umum dan pemeriksaan neurologis, kemudian dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala untuk menentukan jenis lesi dan volume lesi. Bagi pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan follow up selama fase akut dan dilakukan foto torak dan kultur.

IV.2.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Pada penelitian ini insiden stroke lebih tinggi pada laki-laki sebanyak 28 pasien 56,0 dibandingkan perempuan sebanyak 22 pasien 44,0. Penelitian lain yang sesuai adalah penelitian Dziewas dkk menyatakan insiden stroke berdasarkan jenis kelamin dilaporkan lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan dengan 311 laki-laki dan 216 perempuan Dziewas, dkk, 2004. Pada studi Machfoed 2003, terhadap pasien stroke di 35 rumah sakit di Jawa Timur, didapatkan persentasi stroke iskemik pada pria 59,7 598 Universitas Sumatera Utara dari 1002 kasus stroke iskemik, sedangkan pada perempuan sebesar 40,3. Penelitian Daniel SK, dkk, 2009 meneliti pasien stroke iskemik dengan subjek lebih banyak laki – laki sebanyak 40 orang dan perempuan sebanyak 2 orang. Insidensi stroke berdasarkan subtipenya stroke iskemik dan hemoragik menurut Gofir A 2009 menyatakan bahwa paling banyak dijumpai adalah stroke iskemik terdapat 80,0 dari seluruh stroke dan stroke hemoragik terdapat 20,0, pada penelitian ini juga paling bayak dijumpai adalah stroke iskemik, terdapat 68,0 n=34 pasien dengan stroke iskemik dan terdapat 32,0 n=16 pasien dengan stroke hemoragik. Usia sebagai faktor resiko penentu dalam kejadian stroke. Insiden stroke meningkat sesuai dengan meningkatnya usia, 81,0 stroke terjadi pada usia lebih dari 65 tahun Sura dkk, 2012. Pada studi Dziewas, dkk 2005 didapati rerata usia 67,9 ±12,9 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian ini rerata usia penderita yang dijumpai pada studi ini adalah 51,95±9,49 tahun. Penelitian Daniels, KS dkk 2009 meneliti pasien stroke dengan usia tua dengan subjek rata – rata usia 63,90 tahun. Disfagia merupakan morbiditas pada stroke insidensi disfagia pada stroke akut menurut Lim dkk 2001 adalah sebanyak 56,0 pasien stroke akut yang mengalami disfagia, dan pada penelitian ini dijumpai pasien stroke akut dengan disfagia sebanyak 58,0 n=29 dan menurut penelitian hinds dkk 1998 pada studi jumlah pasien stroke akut dengan jumlah pasien sebesar 115 pasien dijumpai sebanyak 67,0 disfagia dan penelitian Smithard dkk 1996 menyatakan terdapat sebanyak 50,0 disfagia pada pasien stroke akut. Martino dkk 2005 insidensi disfagia sebanyak 78,0 jika dilakukan tes dengan menggunakan flouroscopy pada stroke akut sedangkan Universitas Sumatera Utara studi yang menggunakan secara klinis maka insidensi disfagia didapati 30,0 - 55,0. Pada stroke, sering terjadi pneumonia sebagai komplikasi terjadi hemiparesis yang selalu dihubungkan dengan gangguan atau menurunya fungsi otot-otot intercostal dan menurunya fungsi paru – paru sehingga menyebabkan gangguan pada paru, menurut Steinhagen V 2009 pada pasien stroke seperti pada penelitian Cologne dkk 2008, pneumonia meningkat pada stroke sebesar 21,0, insidensi pneumonia hampir sama dijumpai pada penelitian ini dengan insidensi pneumonia sebesar 24,0, menurut penelitian Chua dkk 1996 insidensi pneumonia meningkat sekitar 29,0 pada pasien stroke dengan disfagia dan penelitian Lim dkk 2001 menyatakan insidensi pneumonia pada stroke akut sebesar 19,0. Kejadian pneumonia pada stroke akut akan meningkatkan angka mortalitas, pada penelitian ini dijumpai insidensi mortalitas sebesar 1122,0 dan sebesar 67,0 kematian dengan pada pasien stroke akut dengan pneumonia, hal ini sama dengan penelitian Dziewas dkk 2004 terdapat sebesar 78,0 kematian dengan pneumonia. Menurut penelitian Daniels dkk 1998 pada pasien stroke akut yang paling sering terjadi komplikasi aspirasi seperti pneumonia yang berkontribusi didalam meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien stroke akut dan menurut penelitian Martino dkk 2005 disfagia pada pasien stroke akut akan meningkatkan terjadi pneumonia dan meningkatkan angka kematian. Langdon C menyatakan disfagia selalu dikaitkan dengan aspirasi dan aspirasi mempunyai resiko tujuh kali lebih tinggi terjadi pneumonia dan pneumonia merupakan salah satu penyebab tertinggi kematian pada stroke akut. Universitas Sumatera Utara

IV.2.2.2. Distribusi gambaran hemiparesis berdasarkan variabel