homonim, deviasi kepala dan mata ke arah lesi, afasia global Adam and Victor’s,2005.
II.2.1.3. Arteri Serebri Posterior
Arteri serebri posterior merupakan cabang akhir dari a.basilaris. Bagian proksimal arteri serebri posterior atau bagian prekomunikan sebelum a.
Communicans posterior akan bercabang menjadi a.Mesensepali paramedian dan a.Thalamik-sub talamik yang akan memvaskularisasikan thalamus.
Setelah a.
kommunikan posterior,
a. serebri
posterior akan
mempercabangkan a. Thalamogenikulatum dan a. koroid posterior, yang mana akan memvaskularisasikan talamus, arteri serebri posterior ini setelah
berjalan kebelakang didaerah tentorium serebelli akan bercabang menjadi devisi anterior yang memvaskularisasi bagian medial lobus temporalis dan
devisi posterior yang memvaskularisasi fissura kalkarina dan daerah parieto- ocipitalis pada gambar 4.
Posterior cerebral artery adalah cabang terminal arteri basilaris dan mensuplai lobus oksipitalis, dan lobus temporalis poteromedial.
Posterior cerebral arteri dibagi atas 4 segmen : 1. P1 dari akhir arteri basilaris ke artery communicating posterior dalam
interpeduncularis sisterna. 2. P2 berawal dari artery communicating posterior dibagi atas dua segmen yaitu
anterior dan posterior. 3. P3 segmen quardri terminal P1
4. P4 segmen korteks
Universitas Sumatera Utara
Segmen P1 dikenal sebagai percabangan interpeduncularis yang berasal dari bifurkasio basilaris yang memperdarahi red nukleus, substansia
nigra bilateral, pedunkulus serebri media, saraf okulomotorius dan troklearis, substansia retikular diatas brainstem, fasikulus longitudinal medial dan
lemniskus medialis. Pada segmen P2 dikenal sebagai percabangan talamo perforata memperdarahi talamus bagian inferior, medial, dan anterior.
Percabangan medialnya memperdarahi pedunkulus serebral, lateral tegmentum, korpora quadrigemina dan glandula pinealis. Bagian percabangan
terminalnya memperdarahi lobus temporal dan lobus oksipitalis medial Adam and Victor’s, 2009.
Karakteristik klinis yang bisa didapati pada infark didaerah arteri serebri posterior meliputi : sindrom Weber, sindroma beneikta, dan sindroma
Universitas Sumatera Utara
Claude, gangguan pergerakan ekstrapiramidalis.Adam and Victor’s,2009
Gambar 3: Territori Middle Cerebral Artery Dikutip dari :Ropper, AH, and Brown, R.H.2009. Adam and Victor’s. Principles
of Neurology 8
th
ed. McGraw – Hill.New York Tabel 2 : Karakteristik Klinis penderita stroke Middle Cerebral Artery
Universitas Sumatera Utara
Dikutip dari :Ropper, AH, and Brown, R.H.2009. Adam and Victor’s. Principles of Neurology 8
th
ed. McGraw – Hill.New York
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4: Territori posterior Cerebral Artery Dikutip dari :Ropper, AH, and Brown, R.H.2009. Adam and Victor’s. Principles
of Neurology 8
th
ed. McGraw – Hill.New York
Tabel 3 : Karakteristik Klinis Penderita Stroke Posterior Cerebral Artery
Universitas Sumatera Utara
Dikutip dari :Ropper, AH, and Brown, R.H.2009. Adam and Victor’s. Principles of Neurology 8
th
ed. McGraw – Hill.New York Tabel 4: Segmen dan Cabang Arteri pada Sirkulasi Serebral
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dikutip dari :Atri A, Miligan T, Maas MB, Safdies JE.Stroke Iskemik : Pathofisiology,and Principles of Location. Journal Neurology.2009;13:1-16.
II.2.2. Brainstem