Pembuatan pati walur Modifikasi pati walur dengan teknik HMT

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati walur yang telah melalui proses reduksi kandungan oksalat. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah akuades, K 2 SO 4 , HgO, H 2 SO 4 pekat, H 3 BO 3, indikator metil merah-metil biru, NaOH-Na 2 S 2 O 3, HCl 0.02N, kertas saring Whatman no. 42, kapas, heksana, H 2 SO4 0.255N, NaOH 0.625N, K 2 SO4 10, alkohol, HCl 25, NaOH 25, larutan Luff Schrool, KI 20, H 2 SO4 26.5, Na 2 S 2 O 3 0.1 N, indikator pati, amilosa standar, NaOH 1N, asam asetat 1 N, larutan iod, dan minyak. Alat-alat yang digunakan untuk analisis antara lain neraca analitik, Polarized Light Microscope, oven, desikator, labu Kjedahl, alat destilasi, cawan alumunium, cawan porselen, tanur, kondensor, labu soxhlet, pH-meter, Whiteness meter, Hot Plate Magnetic Stirer, Spektrofotometer, Differential Scanning Calorimetry, Scanning Electron Microscope, Rapid Visco-Analyzer, waterbath, sentrifuse, , Texture Analyzer, refrigerator, freezer, dan alat gelas lainnya.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan yaitu pembuatan pati walur, karakterisasi pati walur, modifikasi pati walur dengan teknik heat moisture treatment HMT, dan karakterisasi pati walur modifikasi HMT.

1. Pembuatan pati walur

Pembuatan pati walur dilakukan dengan mengacu pada Purnomo et al 2010 dengan modifikasi. Pembuatan pati walur dilakukan dengan dua tahap yaitu ekstraksi pati walur dan reduksi kalsium oksalat. Langkah pertama yang dilakukan adalah pengupasan dan pemarutan umbi walur. Kemudian hasil parutan diperas dengan menggunakan screw presser. Ampas dan hasil perasan dari screw presser kemudian dicampur kembali dan diaduk dengan kecepatan 200 rpm selama 15 menit. Hasil pengadukan kemudian dituang ke dalam wadah berlapis kain saring disertai penambahan air dan didiamkan selama semalam untuk mengekstrak pati walur. Endapan pati kemudian diambil dan dicampurkan dengan HCl 1.2N dengan perbandingan pati dan HCl sebesar 1:5.campuran diaduk dengan kecepatan 180 rpm selama 30 menit untuk mereduksi kandungan HCl pada pati walur. Setelah 30 menit, ditambahkan natrium bikarbonat sebanyak 0.6 dari volume campuran dan pengadukan dilanjutkan selama 5 menit. Setelah lima menit, pengadukan terus dilanjutkan dengan penambahan NaOH 10 bb untuk menetralkan suspensi pati. Suspensi pati kemudian diendapkan selama semalam, diambil, dikeringkan pada suhu 60 o C selama semalam, dan bongkahan pati yang didapat digiling kemudian disaring dengan saringan 100 mesh. Secara singkat, diagram alir pembuatan pati walur dapat dilihat pada Gambar 1. 11 Gambar 1. Diagram alir proses ekstraksi pati walur 12

2. Modifikasi pati walur dengan teknik HMT

Sebanyak 500g pati diatur kadar airnya hingga mencapai 17 dengan cara menyemprotkan akuades. Jumlah akuades ditentukan berdasarkan kesetimbangan massa. Formulasi perhitungan kesetimbangan massa sebagai berikut: 100 - KA 1 x BP 1 = 100 - KA 2 x BP 2 Keterangan: KA 1 = kadar air kondisi awal bb KA 2 = kadar air pati yang diinginkan bb BP 1 = bobot pati pada kondisi awal BP 2 = bobot pati setelah mencapai KA2 Pati basah yang telah mencapai kadar air 17 bb selanjutnya diaduk dan ditempatkan di dalam plastik HDPE bertutup. Pati didiamkan dalam refrigerator selama satu malam untuk penyeragaman kadar air. Pati basah tersebut kemudian diberikan perlakuan HMT dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 100 o C dan 110 o C selama 6 jam, 8 jam, dan 10 jam untuk memperoleh pati modifikasi. Setelah didinginkan, pati walur modifikasi dikeringkan selama semalam pada suhu 40 o C. Proses pembuatan pati walur modifikasi HMT dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan pati walur modifikasi HMT. 13

3. Karakterisasi pati walur dan pati walur HMT