Penganekaragaman Pangan yang Bergizi Seimbang, Sehat, dan Aman

8 sayur dan buah akan menjadi kelompok pangan dari tanaman yang akan ditingkatkan potensinya pada usulan zonasi pekarangan. Keempat, pangan yang aman, artinya pangan yang dikonsumsi bebas dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan pangan yang mengalami cemaran biologis melebihi ambang yang ditentukan dapat menjadi penyakit. Sebagai contoh yang merugikan, bakteri E.coli dan salmonella dapat menyebabkan diarekeracunan. Selain itu, pangan yang mengalami cemaranresidu pestisida dapat menyebabkan keracunan dan atau menyebabkan penyakit tumorkanker. 2.4 Pola Konsumsi Pangan 2.4.1 Kebiasaan Makan Kebiasaan makanan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, sosial, budaya dan ekonomi. Pola konsumsi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah: 1 ketersediaan pangan, jenis dan jumlah pangan dalam pola makanan di suatu daerah tertentu, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang telah ditanam. bila pangan tersedia secara kontinyu, maka dapat membentuk kebiasaan makan, 2 pola sosial budaya, pola kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam memilih pangan Riyadi 1996. Hal ini juga mempengaruhi jenis pangan apa yang harus diproduksi, bagaimana cara pengolahannya, penyalurannya, penyiapannya, dan penyajiannya. Pilihan pangan biasanya ditentukan oleh adanya faktor-faktor penerimaan atau penolakan terhadap pangan oleh seseorang atau sekelompok orang. Kebiasaan makan ada yang baik dan buruk jika dilihat dari segi gizi. Kebiasaan makan yang baik adalah yang dapat menunjang terpenuhinya kecukupan gizi, sedangkan kebiasaan makan yang buruk adalah kebiasaan makan yang dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan gizi Khumaidi 1989. 2.4.2 Jumlah dan Jenis Pangan Hardinsyah 1996 menjelaskan bahwa pangan yang baik dikonsumsi adalah pangan yang jenisnya beranekaragam dan sehat bagi tubuh. Makanan yang sehat adalah makanan yang aman dikonsumsi dan menyediakan semua zat-zat Tabel 2 Pencapaian skor Pola Pangan Harapan PPH tahun 2010-2012 di Jawa Barat a Kelompok Pangan 2010 2011 2012 Ideal Padi-padian 25.0 25.0 25.0 25.0 Umbi-umbian 0.9

1.0 0.7

2.5 Pangan Hewani

16.6 17.3

16.0 24.0

Minyak dan Lemak 4.9 4.8 5.1 5.0 Buah Biji Berminyak 0.3 0.3 0.3 1.0 Kacang-kacangan 6.1 5.9 5.9 10.0 Gula 1.3 1.2 1.0 2.5 Sayur dan Buah 17.6

18.0 16.3

30.0 Lain-lain 0.0 0.0 0.0 0.0 Skor PPH 72.7 73.5 83.9 100.0 a Sumber: BPS Jawa Barat 2012 9 makanan gizi dan non gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup sehat. Makanan yang aman dalam arti bebas dari racun dan segala pencemaran, baik kimiawi maupun biologis yang dapat mengganggu kesehatan. Pangan dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok orang karena disukai, tersedia dan terjangkau, faktor sosial dan alasan kesehatan. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi adalah rasa lapar dan kenyang, selera atau reaksi cita rasa, motivasi, ketersediaan pangan, agama, status sosial ekonomi dan pendidikan Riyadi 1996. 3 METODE

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada pekarangan yang terletak di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cirebon. Pengambilan contoh pekarangan yang dijadikan lokasi penelitian ditentukan melalui metode purposif, yaitu pekarangan yang pernah menjadi lokasi program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan P2KP oleh Badan Ketahanan Pangan BKP Kementerian Pertanian Kabupaten Bogor, BKP Kabupaten Bandung, dan BKP Kabupaten Cirebon Tabel 3 dan Gambar 3. Jumlah sampel pekarangan yang diambil adalah sebanyak 30 pekarangan 10 pekarangan untuk setiap desa di setiap kabupaten yang dijadikan lokasi penelitian, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cirebon. Kabupaten Bandung mewakili dataran tinggi, Kabupaten Bogor mewakili dataran sedang, dan Kabupaten Cirebon mewakili dataran rendah. Sampel pekarangan yang diambil adalah sebanyak 10 pekarangan yang pemiliknya tergabung dalam Kelompok Wanita Tani KWT penerima bantuan P2KP. Wawancara dilakukan ke ibu rumah tangga yang sekaligus menjadi anggota KWT. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Desember 2013 hingga Juni 2014. Penelitian meliputi kegiatan turun lapang untuk pengumpulan data survei pekarangan, wawancara kepada pemilik pekarangan, pengumpulan data pendukung, serta pengolahan data untuk merumuskan keluaran dari penelitian ini, yaitu strategi pengelolaan lanskap pekarangan dalam mendukung penganekaragaman konsumsi pangan bagi keluarga. Tabel 3 Rincian lokasi penelitian No. Kabupaten Kecamatan Desa Nama KWT Ketinggian mdpl 1 Bandung Arjasari Patrolsari Mawar 835 2 Bandung Cilengkrang Girimekar Sauyunan 750 3 Bandung Solokanjeruk Bojong Emas Melati 2 650 5 Bogor Cibungbulang Situ Udik Teratai 460 4 Bogor Dramaga Cikarawang Mawar 193 6 Bogor Rancabungur Bantarsari Rukun Tani 165 7 Cirebon Jamblang Bakung Lor Jambu Alas 13 8 Cirebon Gunung Jati Grogol Bina Sri Lestari 10 9 Cirebon Kapetakan Pegagan Lor Harum Sari 5