3. SPBU Solar TPI Moro
Kasus pembangunan TPI Moro Kabupaten Demak yang berada di Desa Purworejo, awalnya banyak masyarakat nelayan disana menolak. Akhirnya TPI Moro
belum berfungsi optimal. Pembangunan TPI MORO yang belum memperhatikan perilaku masyarakat, padahal perilaku masyarakat disana belum siap. Sementara
untuk merubah pola pikir dan perilaku masyarakat itu membutuhkan proses dan waktu yang lama serta dana yang besar.
Perilaku nelayan kalau ingin melaut, mereka membeli bahan bakar dengan cara hutang pada pedagang solar atau minyak tanah langganannya, karena
sebagian mereka mengisi bahan bakar mesin dengan minyak tanah. Jika nanti mendapatkan hasil akan dibayar. Tentu saja harga bahan bakar di pedagang
dengan sistem hutang tidak sama dengan harga bahan bakar solar di SPBU TPI Moro yang harus kontan pembayarannya. Padahal di TPI MORO sudah dibangun
dengan megahnya tempat penjualan bahan bakar. Ini yang menyebabkan SPBU TPI MORO tidak difungsikan nelayan. Sungguh, patut disayangkan bangunan yang
begitu indah dengan fasilitas bangunan yang bagus dan murah, ternyata tidak difungsikan oleh para nelayan.
4. Nasib Nelayan yang Memprihatinkan
Nasib nelayan kecil sungguh memperihatinkan. Mereka sekali melaut itu hanya mendapatkan hasil antar 7-10 kg ikan. Kebanyakan mereka tidak masuk ke
TPI Moro, karena hasilnya yang sangat sedikit, mereka langsung menjual ke bakul. Bakul terkadang melakukan kecurangan dalam timbangan dan pembayarannya tidak
dilakukan kontan, ditunda-tunda. Padahal nelayan kecil untuk membeli bahan bakar mesin perahunya saja berhutang ke pedagang langganannya.
Ada masalah lain yang dialami oleh nelayan. Istri juru mudi kapal seringnya menjadi makelar perantara untuk menjualkan ikan hasil tangkapan kapal suaminya
kepada bakul. Jika berhasil menjualkan ikan ke bakul, dia akan mendapatkan keuntungan dari nelayan dan dari bakul. Kalau dijual didalam TPI MORO akan
melalui pelelangan, istri juru mudi tidak akan mendapatkan keuntungan tadi. Oleh karenanya, juru mudi tidak mau masuk ke TPI MORO, tetapi diluar TPI MORO. Anak
buah kapal banyak yang protes dengan kelakuan juru mudi, namun mereka simpan dalam hati, khawatir esok harinya tidak diajak melaut. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara juru mudi dengan anak buah kapal tidak harmonis dan suatu saat bisa saja terjadi konflik diantara mereka.
KARAKTER TOKOH DALAM SISTEM KELEMBAGAAN 1. Memperhatikan Aspirasi Masyarakat
Ada kecenderungan kegagalan sistem kelembagaan swadaya masyarakat disebabkan, karena pemimpin kelembagaan swadaya masyarakat lebih
memfungsikan lembaga yang mereka pimpin sebagai pendukung upaya pembangunan pemerintah daripada sebagai lembaga mandiri yang berusaha
memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakatnya dalam proses pembangunan. Kepemimpinan yang efektif mengembangkan kelembagaan swadaya
masyarakat setidaknya apabila memiliki empat prasyarat, yaitu terpercaya, berkepentingan kompeten, komunikatif dan memiliki komitmen untuk bekerja sama.
2. Jujur, Transparan dan Memegang Amanat