Ada kecenderungan kegagalan sistem kelembagaan swadaya masyarakat disebabkan, karena pemimpin kelembagaan swadaya masyarakat lebih
memfungsikan lembaga yang mereka pimpin sebagai pendukung upaya pembangunan pemerintah daripada sebagai lembaga mandiri yang berusaha
memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakatnya dalam proses pembangunan Soetrisno, 1995:236. Kepemimpinan yang efektif mengembangkan kelembagaan
swadaya masyarakat setidaknya apabila memiliki empat prasyarat, yaitu terpercaya, berkepentingan kompeten, komunikatif dan memiliki komitmen untuk bekerja sama
Sumardjo, 2003:157.
2. Jujur, Transparan dan Memegang Amanat
Masyarakat nelayan dalam artian yang selalu pergi melaut. Umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga dalam pengelolaan dana bantuan
dibutuhkan seorang pemimpin yang diakui kejujurannya, disegani oleh masyarakatnya dan memiliki ketrampilan dan tingkat pendidikan serta wawasan
yang luas. Pemimpin itu sebagai pemikir yang membutuhkan kejernihan berfikir, sementara yang turun ke laut adalah orang-orang yang tingkat pendidikan dan
kejujurannya belum meyakinkan. Sering terjadi perselisihan antara pemimpin yang berperan sebagai manajer dengan pelaksana di lapangan. Karakter pemimpin yang
baik, sangat dibutuhkan bagi masyarakat, meliputi kejujuran, keteladanan dan sifat keterbukaan, sehingga masyarakat percaya dan mau mengikuti petuah-petuah dan
nasehatnya.
Melihat pengalaman selama ini, mengenai peran tokoh dalam sistem kelembagaan sangat penting sekali. Seorang tokoh haruslah orang yang: 1 diakui
memegang amanah, transparan dan jujur; 2 bisa memberi contoh kepada warga dan konsekwen antara apa yang dilakukan dan diperbuat dengan apa yang
dikatakan secara moral; 3 disegani, sehingga warga mematuhi aturan yang dibuat bersama.
Tokoh kyai sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Mereka juga perlu diberdayakan, karena ada kecenderungan para kyai hanya mengarahkan
masyarakat untuk urusan akhirat saja, sementara hal-hal urusan dunia sepeti pengetahuan, pendidikan dan ketrampilan dikesampingkan. Sebetulnya para kyai
sangat berpotensi sebagai agen-agen pemberdayaan masyarakat, untuk itu harus bersinergi tidak hanya yang diberdayakan masyarakat, namun para kyai pun perlu
diberdayakan.
3. Disiplin dan Dapat Memberi Contoh yang Baik
Karakter tokoh dan disiplin untuk mengikuti aturan itu juga mempengaruhi. Tokoh yang memberi contoh yang baik akan berpengaruh baik ke warga
masyarakat. Kedisiplinan mengikuti aturan-aturan yang disepakati bersama bagi semua elemen masyarakat akan membawa keberhasilan. Kadang tokoh tidak
memberi contoh yang baik, mereka mendapatkan dana pinjaman tidak mau membayar dengan alasan dana bantuan pemerintah tidak perlu dikembalikan, maka
warga lain akan mengikuti. Padahal sejak awal sudah disepakati aturan harus dikembalikan, karena dana tersebut harus bergulir ke warga lain. Jika tokohnya
disiplin, warga lain pun akan disiplin. Jika semua sudah disiplin dengan tugasnya masing-masing, semua akan berjalan dengan baik.
Masyarakat desa ini masih menghargai tokoh agama dan tokoh masyarakat. Sebetulnya masyarakat disini tergantung dengan yang mengarahkan dan tokoh
tersebut bisa memberi contoh nyata. Masyarakat nelayan disini itu bimbingannya mudah, kalau mereka sudah terpegang hatinya, mereka akan dengan mudah
memberikan yang mereka miliki. Namun kalau sudah terbentur tidak dipercaya oleh masyarakat, walaupun kata-katanya manis semanis apapun tidak akan diperhatikan
oleh masyarakat. Contohnya untuk sambatan kapal untuk kebutuhan masjid dan disepakati semua hasil akan diserahkan masjid, mereka akan melihat siapa yang
bicara, kalau yang bicara bisa mereka percaya, mereka akan dengan suka rela untuk sambatan. Mereka merasa memiliki masjid, sehingga berusaha untuk
membantu semampu mereka.
Masyarakat nelayan Morodemak itu sebetulnya mudah, asalkan bisa mengambil hatinya, mereka akan memberikan apa yang dibutuhkan dengan suka
rela. Buktinya adalah ketika dimintai dana dan tenaga untuk pembangunan masjid dan madrasah, mereka bersemangat dan suka rela. Memang perlu waktu yang
panjang dan pembinaan yang terus menerus untuk merubah pola pikir mereka yang keliru dan itu juga membutuhkan keteladanan tokoh dan pemimpin, bahwa
pembangunan sarana dan prasarana umum desa juga merupakan bagian dari ibadah.
Banyak program pembangunan berupa dana bantuan dari pemerintah yang kurang berjalan dengan baik di Desa Morodemak. Hal ini disebabkan oleh perilaku
masyarakat yang kurang mendukung. Masyarakat yang kurang mendukung program pembangunan, karena mereka cenderung melihat ketokohan yang mereka teladani.
Sebetulnya perilaku mereka dapat sedikit demi sedikit berubah, kalau ada keteladanan dari tokoh dan pemimpin. Hal ini membutuhkan proses waktu yang
sangat panjang. Diawali dari para tokoh masyarakat, khususnya aparat desa.
4. Memiliki Kemampuan SDM Cukup Baik dan Kemauan
Pemerintah desa itu sebagai ujung tombak bagi terlaksananya program pembangunan. Hal ini diperparah dengan kondisi SDM yang relatif masih rendah.
Dalam proses pemilihan Kades, masyarakat tidak mau memilih calon Lurah atau Kades yang memiliki kemampuan SDM tinggi. Mereka memilih calon yang
berpengaruh di desa, namun tidak memiliki SDM yang cukup untuk menjalankan tugas-tugas sebagai Kades, calon yang demikian justru yang mendapatkan
dukungan kuat di mata masyarakat. Apalagi sekarang diperparah dengan adanya money politic yang semarak antar calon, sehingga yang terpilih sebagai Kades
kualitas SDM-nya kurang bagus. Padahal seorang pemimpin salah satunya harus ditunjang dengan kualitas SDM yang bagus, karena dia adalah sebagai seorang
pemimpin. Kalau seandainya semua desa didukung dengan Kades yang memiliki kualitas SDM bagus, desa akan berkembang dengan baik.
LEMAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM SISTEM KELEMBAGAAN
Gambaran lemahnya partisipasi masyarakat Desa Morodemak, jika mereka diundang untuk mengadakan rapat atau diskusi, mereka biasanya pasti
menanyakan:apakah ada uang transportnya? Itu sudah berlangsung sejak lama. Mereka berfikiran, setiap hari kalau mereka bekerja paling tidak minimum
mendapatkan uang Rp 20.000,- maka kalau dia diundang rapat atau pertemuan dan otomatis tidak bekerja, harusnya yang mengundang rapat itu memberi gantinya.
Kalau didatangi untuk diwawancarai, mereka pasti menanyakan:saya mau dikasih