UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DIS2A, DIT1A, DIT1B, dan DIT3A. Hasil isolasi kapang endofit dapat dilihat pada lampiran 13.
4.3 Identifikasi Bakteri Uji
Bakteri uji yang digunakan pada penelitian diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi IPB, Bogor. Untuk mengetahui kemurnian bakteri uji yang digunakan
setelah proses peremajaan kembali, maka dilakukan identifikasi secara makroskopik dan mikroskopik. Identifikasi secara makroskopik dilakukan dengan
cara pengamatan warna koloni dan permukaan koloni bakteri. Identifikasi secara mikroskopik dilakukan dengan pewarnaan Gram, pengamatan dilakukan di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100x. Tabel 4.3 Hasil Identifikasi Bakteri uji secara Makroskopik dan Mikroskopik
No. Bakteri uji
Ciri makroskopik Ciri mikroskopik
1. Staphylococcus aureus
ATCC 27853
Koloni berwarna
kuning keemasan,
mengkilap, dan
permukaannya rata. Sel bakteri berbentuk
bulat bergerombol
seperti anggur,
berwarna ungu
dengan pewarnaan
Gram Gram positif. 2.
Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853
Koloni berwarna
putih, berlendir dan permukaannya rata.
Sel bakteri berbentuk batang lurus atau
lengkung dan
berwarna merah
dengan pewarnaan
Gram Gram
negatif.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3 Hasil Pengamatan secara Mikroskopik dengan perbesaran 100x Dokumentasi pribadi
A Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 27853 B Bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853
Pada metode pewarnaan Gram zat warna yang digunakan adalah larutan kristal violet dan safranin yang merupakan zat warna basa. Teknik pewarnaan Gram
dilakukan dengan cara kaca objek dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70, kemudian di teteskan dengan NaCl 0,9, lalu bakteri uji
diinokulasikan sebanyak 1 ose pada kaca objek tersebut dan lakukan fiksasi di atas api bunsen. Kaca objek yang sudah berisi bakteri diteteskan dengan kristal violet
dan didiamkan selama 1 menit. Kristal violet dapat mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut dengan pewarna primer.
Preparat bakteri kemudian dibilas dengan air mengalir, selanjutnya preparat dengan diteteskan dengan cairan lugol dan didiamkan selama 45-60 detik sehingga
membentuk kompleks kristal violet-lugol yang memberikan warna ungu tua pada sel bakteri. Preparat selanjutnya dibilas kembali menggunakan air mengalir,
kemudian preparat ditetesi dengan alkohol 96 yang memiliki fungsi sebagai decolorizing agent senyawa peluntur warna dan didiamkan selama 30 detik.
Alkohol 96 dapat menyebabkan pori-pori sel bakteri Gram positif menciut sehingga ikatan komplek antara kristal violet-lugol yang terbentuk sebelumnya
tidak dapat keluar dari sel dan sel bakteri tetap berwarna ungu tua, Sedangkan pada bakteri Gram negatif lapisan lipid pada dinding sel akan terekstraksi yang
menyebabkan kompleks kristal violet-lugol dapat keluar dari sel dan warna ungu tua pada sel memudar. Preparat selanjutnya dibilas kembali menggunakan air
mengalir.
A B
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Preparat kemudian diwarnai dengan safranin dan didiamkan selama 1-2 menit Pelczar and Chan, 1986. Sel bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke
dalam bakteri Gram positif, dan sel bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam bakteri Gram negatif Pratiwi, 2008.
Media NA merupakan media yang digunakan untuk membiakkan bakteri uji. Media NA adalah media yang umum digunakan untuk membiakkan nonfastidious
mikroorganisme, yaitu mikroorganisme yang tidak membutuhkan nutrisi dan kondisi khusus untuk tumbuh Arulanantham dkk., 2012. Media NA mengandung
pepton, ekstrak daging, dan agar. Pepton merupakan sumber nitrogen organik utama dan ekstrak daging mengandung sebstansi jaringan hewan yang dapat terlarut
dalam air Pelczar and Chan, 1986, kedua komponen ini merupakan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri.
4.4 Seleksi Isolat Kapang Endofit Penghasil Antibakteri