UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kurva pertumbuhan kapang menunjukkan sebagian besar isolat kapang mencapai puncak fase log pada hari ke-18, dan mulai mengalami fase kematian
pada hari ke 20, sehingga waktu untuk panen diambil pada hari ke-21. Metabolit sekunder diharapkan dapat dipanen secara maksimal.
Metode Kurva pertumbuhan pada penelitian menggunakan kultur statis dalam media cair PDY yang diinkubasi pada suhu ruang 27-29
⁰C tanpa dilakukan agitasi pengadukan dan aerasi selama 26 hari dan hanya dilakukan agitasi secara manual
sebelum dilakukan pencuplikan. Membuat kurva pertumbuhan secara teoritis membutuhkan sistem aerasi dan agitasi pengadukan menggunakan shacker.
Sistem aerasi dibutuhkan untuk mensuplai oksigen mikroorganisme sedangkan agitasi bertujuan untuk meningkatkan suplai oksigen dalam medium dan
meningkatkan pertukaran panas sehingga distribusi suhu menjadi homogen di seluruh bagian kultur Kumala S. Pratiwi A, 2014. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh bahwa media PDY merupakan media yang baik dan cocok untuk proses kultivasi dan fermentasi kapang endofit, karena di dalamnya mengandung karbon
yang berasal dari ekstrak kentang dan dextrose, yeast extract sebagai sumber nitrogen Kumala S. dkk., 2007.
Berdasarkan hal yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa proses kultivasi atau kurva pertumbuhan kapang yang dilakukan pada penelitian
menggunakan metode statis dan diperoleh hasil kurva pertumbuhan yang kurang bagus. Hal ini disebabkan karena proses kultivasi tidak menggunakan Shacker
sehingga hasil kurva pertumbuhan tidak optimal.
4.7 Fermentasi Isolat Kapang Endofit Hasil Seleksi
Kapang endofit yang difermentasi adalah isolat kapang yang memiliki zona hambat pada saat proses seleksi. Fermentasi dilakukan menggunakan medium PDY
cair yang terdiri dari ekstrak kentang dengan penambahan dextrose dan yeast extract. Tujuan pencampuran semua bahan ini adalah agar nutrisi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan kapang dapat tersedia lengkap sehingga proses pertumbuhan kapang di dalam media tersebut terjadi secara optimal. Proses fermentasi ini
dilakukan dengan tujuan memperoleh senyawa metabolit sekunder kapang endofit. Proses fermentasi ini dilakukan selama 21 hari dengan metode statis pada suhu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ruang. Hal ini berdasarkan waktu panen yang diperoleh dari hasil kurva pertumbuhan kapang.
Menurut Gandjar., dkk 2006, fermentasi kapang menggunakan medium cair dengan metode statis pada bagian permukaan medium terlihat pertumbuhan
miselium kapang berupa lapisan yang makin hari semakin tebal. Hifa vegetatif tumbuh ke dalam medium seperti akar-akar yang bercabang. Warna medium yang
semula tidak terlalu bening menjadi sangat bening, medium yang asalnya bening tidak berwarna berubah menjadi berwarna dan juga ada medium yang pada awalnya
bening berubah menjadi keruh. Gambar hasil proses fermentasi kapang endofit dapat dilihat pada lampiran 15.
Proses fermentasi yang menggunakan medium cair adalah bertujuan untuk memperoleh senyawa bioaktif yang lebih banyak dan lebih efektif dalam
memproduksi biomassa. Hal ini dikarenakan kontak antara kapang dengan nutrisi terjadi lebih optimal karena seluruh bagian dari kapang berada di dalam media cair
tersebut. Penyerapan nutrisi yang lebih banyak akan membuat kapang lebih banyak menghasilkan metabolit sekunder yang dikeluarkan secara ekstraselular
Listiandiani, 2011. Metabolit sekunder yang diproduksi kebanyakan akan diekskresikan ke dalam medium pertumbuhan Suwandi, 2008, namun tidak
menutup kemungkinan metabolit sekunder juga terdapat di dalam sel kapang biomassa.
Setelah proses fermentasi, selanjutnya adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut organik berdasarkan perbedaan kepolaran menggunakan pelarut n-heksan,
etilasetat, dan metanol.
4.8 Ekstraksi Senyawa bioaktif Kapang Endofit