UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.3 Mekanisme Kerja Kapang Endofit
Endofit dapat berperan sebagai perangsang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil melalui produksi fitohormon dan penyedia hara, sebagai
penetral kontaminan tanah sehingga meningkatkan fitoremediasi, dan agen pengendali hayati. Kapang endofit dapat mengurangi infeksi nematoda,
meningkatkan ketahanan tanaman, memproduksi metabolit sekunder seperti alkaloid, paxiline, lolitrems dan steroid Yulianti, 2012.
2.2.4 Isolasi Kapang Endofit
Kapang endofit umumnya diisolasi dari jaringan tumbuhan dan telah disterilkan permukaannya. Sterilisasi permukaan organ tumbuhan yang umum
digunakan adalah desinfektan dalam jangka waktu tertentu yaitu berupa Alkohol pada konsentrasi 70-95. Kemampuan alkohol untuk mensterilkan permukaan
organ tumbuhan dapat meningkat ketika dikombinasikan dengan bahan kimia lainnya. Bahan yang digunakan sebagai kombinasi biasanya adalah natrium
hipoklorit NaOCl digunakan konsentrasi 2-10 untuk sterilisasi permukaan Zang dkk., 2006. Sterilisasi permukaan dilakukan untuk mengeliminasi
kontaminasi mikroba epifit atau mikroba yang berada di permukaan tanaman. Medium yang digunakan pada proses isolasi kapang adalah yang berpengaruh
terhadap jumlah dan jenis kapang yang diisolasi Agusta, 2009. Medium isolasi yang digunakan untuk kapang adalah Corn Meal Malt Agar CMMA, MEA Malt
Extract Agar, Water Agar WA, dan PDA Potato Dextrose Agar Margino, 2008; Noverita dkk., 2003; Pawle, 2014.
2.3 Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
Bakteri merupakan sel prokariot yang khas, uniseluler dan tidak mengandung struktur yang membatasi membran di dalam sitoplasmanya. Reproduksi utama
dengan pembelahan biner sederhana yaitu suatu proses aseksual. Morfologi bakteri terdiri dari tiga bentuk, yaitu sferis kokus, batang basil dan spiral. Ukuran
bakteri bervariasi tetapi pada umumnya berdiameter sekitar 0.5- 1.0 μm dan panjang
1.5 -
2.5 μm Pelczar Chan, 2008.
Berdasarkan komposisi dinding selnya, bakteri dibagi menjadi dua golongan: bakteri Gram positif dan Gram negatif Goering dkk., 2008. Bakteri Gram positif
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengandung lipid dengan konsentrasi rendah yaitu 1-4, sementara itu pada bakteri gram negatif dinding sel mengandung lipid sengan konsentrasi tinggi yaitu
11 – 22, selain itu bakteri gram negatif mengandung lipoprotein, membran luar
fosfolipid, dan lipopilisakarida Pelczar Chan, 1986.
2.3.1 Teknik Pewarnaan Gram
Merupakan salah satu teknik pewarnaan differensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan metode
Gram dibagi menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram positif dan Gram Negatif. Pada kelompok bakteri Gram positif dapat mempertahankan zat pewarna ungu
kristal dan tampak berwarna ungu tua. Sedangkan pada kelompok bakteri Gram negatif akan terjadi kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol 96, dan
sewaktu diberi warna merah safranin, tampak berwarna merah.
Tabel 2.3.1 Tabel Pewarnaan Gram Pelczar Chan, 2008 Larutan dan Urutan
Penggunaannya Reaksi yang terjadi pada Bakteri
Gram Positif Gram Negatif
1. Ungu kristal UK Sel berwarna ungu Sel berwarna ungu
2. Larutan yodium
Y Komplek
UK Y
terbentuk di dalam sel; sel tetap berwarna ungu
Komplek UK
Y terbentuk di dalam sel; sel
tetap berwarna ungu 3. Alkohol
Terjadi dehidrasi pada dinding
sel, pori-pori
menciut, daya rembes membran dan dinding sel
menurun, komplek UK Y tidak dapat keluar dari
sel, sel tetap berwarna ungu.
Lipid pada dinding sel terakstraksi,
pori-pori mengembang,
komplek UK Y keluar dari sel,
sel menjadi
tidak berwarna
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lanjutan Tabel 2.3.1
Larutan dan Urutan Penggunaannya
Reaksi yang terjadi pada Bakteri Gram Positif
Gram Negatif
4. Safranin Sel tidak terpengaruh,
warna tetap ungu Sel
menyerap zat
pewarna safranin,
menjadi warna merah
2.4 Bakteri Uji 2.4.1
Staphylococcus aureus
Klasifikasi Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut: Kingdom
: Prokaryota Divisio
: Bacteria Class
: Schizomyces Ordo
: Eubacteriales Famili
: Micrococcaceae Genus
: Staphylococcus Spesies
: Staphylococcus aureus Handayani, 2015 Staphylococcus merupakan bakteri kokus Gram positif, berdiameter 1 µm
Pratiwi, 2008. Kokusnya tersusun tidak teratur. Bentuk seperti anggur yang tidak teratur ini tampak bila bakteri ditumbuhkan pada medium padat, tetapi biasanya
terlihat seperti rantai pendek yang terdiri dari tiga atau empat sel Parija, 2009. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang cukup kebal
diantara mikroorganisme lainnya, dan tahan pemanasan 60ºC selama 30 menit. Bakteri ini memproduksi enteretoksin yang bersifat stabil terhadap pemanasan dan
tahan terhadap aktivitas pemecahan oleh enzim- enzim pencernaan. Selain enterotoksin, bakteri ini juga memproduksi hemolisin, yaitu toksin yang dapat
merusak dan memecah sel-sel darah merah Pratiwi, 2008. Suhu pertumbuhan optimumnya adalah 35
⁰C dengan pH optimum 7,4. Pertumbuhan terbaik pada suasana aerob fakultatif Ayunda R., 2015.
Bakteri S. aureus dapat menyerang seluruh tubuh. Bentuk klinisnya tergantung dari bagian tubuh yang terkena infeksi. Diantara contohnya adalah Toxic
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Shock Syndrom suatu keadaan yang ditandai dengan panas mendadak, diare, dan shock, keracunan makanan, ensefalitis, endokarditis dan septisemia Tim
Mikrobiologi, 2003.
2.4.2 Pseudomonas aeruginosa
Klasifikasi Pseudomonas aeruginosa adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria Phylum
: Proteobacteria Class
: Gamma Proteobacteria Ordo
: Pseudomonadales Famili
: Pseudomonadaceae Genus
: Pseudomonas Spesies
: Pseudomonas aeruginosa Handayani, 2015 Pseudomonas aeruginosa termasuk ke dalam kelompok bakteri Gram negatif,
berbentuk tungkai, berflagel, dapat tumbuh pada suhu antara 35-42ºC dan merupakan salah satu spesies dari genus Pseudomonas yang dapat menimbulkan
penyakit pada manusia. Dinding selnya tersusun dari lipopolisakarida LPS yang terdiri atas 2-keto-3-dioksi-asam oktanat KDO dan lipid Tim Mikrobiologi,
2003. Infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan pada sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu P. aeruginosa
disebut patogen oportunistik yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Kelainan klinis yang ditimbulkan
antara lain: infeksi pada luka bakar, infeksi saluran kemih, endokarditis, gastroenteritis, pneumonia dan lain-lain Tim Mikrobiologi, 2003.
2.5 Mekanisme Antibakteri
Antibakteri adalah zat aktif yang memiliki efek menghambat atau mematikan bakteri. Obat yang digunakan untuk antibakteri harus memiliki toksisitas selektif
setinggi mungkin, yaitu obat tersebut harus bersifat sangat toksik untuk mikroba tetapi relatif tidak toksik pada hospes Setiabudi, 2007. Berdasarkan mekanisme
kerjanya antibakteri dibagi ke dalam 5 kelompok Setiabudi, 2007 yaitu: a. Antibakteri yang mengganggu metabolisme sel bakteri
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Obat antibakteri seperti sulfonamida, trimetoprim, asam p-aminosalisilat PAS dan sulfon merupakan antibakteri yang memiliki mekanisme kerja
mengganggu metabolisme bakteri. b. Antibakteri yang menghambat sintesis dinding sel bakteri
Obat antibakteri yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin memiliki mekanisme kerja
menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara menghambat reaksi paling dini dalam proses dinding sel yang terdiri dari peptidoglikan dan
menghambat reaksi terakhir transpeptidasi dalam rangkaian reaksi tersebut. c. Antibakteri yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri
Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain.
Obat yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah polimiksin, golongan polien, serta berbagai antibakteri kemoterapeutik.
d. Antibakteri yang menghambat proses sintesis protein sel bakteri Golongan obatnya adalah golongan aminoglikosida, makrolida, linkosamida,
tertasiklin dan kloramfenikol. Sistesis protein berlangsung di ribosom dengan bantuan tRNA dan mRNA. Pada bakteri ribosom terdiri dari dua unit 30S-
50S. e. Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel bakteri
Antibakeri akan berikatan dengan enzim polimerase RNA pada sub unit sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Antibakteri
yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin dan golongan kuinolon.
2.6 Uji Aktivitas Antibakteri Pratiwi, 2008