total aggregate demand lebih besar daripada kapasitas perekonomian sehingga mengakibatkan permintaan hanyalah akan meningkatkan harga saja.
b. Cost-push inflation
Inflasi dari sisi penawaran juga bisa disebut supply-shock inflation merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi
atau biaya pengadaan barang dan jasa. Peningkatan biaya produksi itu sendiri dapat disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia, tuntutan kenaikan upah oleh
buruh, peningkatan harga bahan baku impor akibat depresiasi nilai tukar domestik dan lain sebagainya. Pergeseran kurva penawaran yang secara potensial akan
mengakibatkan inflasi disertai kelesuan usaha dalam perekonomian yang ditunjukkan dengan menurunnya sejumlah output.
2.4.2. Consumer Price Index CPI
Mankiw 2003 Consumer Price Index CPI merupakan indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. CPI berupa data yang
mengukur rata-rata perubahan harga yang dibayarkan oleh konsumen dalam rata- rata untuk sekelompok barang dan jasa tertentu. CPI disebut juga Indeks Harga
Konsumen IHK, yang mengukur harga rata-rata barang dan jasa yang dibeli oleh rata-rata konsumen di suatu negara, termasuk Indonesia. IHK dapat digunakan
untuk mengukur inflasi bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan. Perhitungan laju inflasi dengan proksi IHK dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
−
100 ………………………………………. 2.1
LI
t
: Laju inflasi periode t, IHK
t
: Indeks Harga Konsumen periode t,
IHK
t-1
: Indeks Harga Konsumen periode t-1.
2.4.3. Kaitan Inflasi dengan Nilai Tukar
Fauzi 2007, nilai tukar merupakan salah satu faktor penentu inflasi yang berasal dari sisi penawaran. Dengan demikian, terjadinya perubahan nilai tukar
dapat memengaruhi laju inflasi. Hal ini dikarenakan apabila terjadi penurunan nilai tukar atau depresiasi maka biaya impor untuk barang-barang impor baik
berupa bahan baku impor ataupun barang setengah jadi impor meningkat. Akibat dari peningkatan biaya impor ini adalah kenaikan biaya produksi. Selanjutnya
kenaikan biaya produksi ini akan mendorong terjadinya peningkatan harga di dalam negeri sehingga menimbulkan inflasi.
Pada penelitian ini akan digunakan nilai tukar efektif nominal atau Nominal Effective Exchange Rate
, dimana nilai tukar ini merupakan indeks diukur relatif terhadap periode dasar dari rata-rata tertimbang kurs nominal
terhadap mata uang dari mitra dagang utama major trading partners. Nugraha 2006 kurs efektif nominal mengukur harga dari mata uang dalam negeri
terhadap beberapa negara multilateral mitra dagang utama. Kurs efektif nominal pada waktu t dihitung sebagai rata-rata tertimbang dari kurs relatif dan dapat
dirumuskan sebagai berikut Moosa, 2004:
= ……………………………………………………………. 2.2
+ …………………………………………………………… 2.3
+
=
, ,
………………………………………………………………… 2.4
w
i
=
dimana E
t
adalah kurs efektif nominal pada waktu ke t, m adalah jumlah mata uang negara mitra dagang utama, w
i
adalah rata-rata perdagangan yang didenominasikan dalam mata uang negara i pada waktu t, V
it
adalah kurs relatif dari mata uang negara i pada waktu t, S
i
adalah kurs pada spot market saat ini, S adalah kurs pada periode dasar, X
i
adalah nilai ekspor domestik ke negara i dan M
i
adalah nilai impor dari negara i.
2.4.4. Kaitan Inflasi dengan Senjang Output GDP Gap