Adanya keterbatasan data menyebabkan persamaan atau model penelitian 3.10 tidak memasukkan variabel tingkat harga komparatif. Selanjutnya dari hasil
estimasi akan dianalisis variabel-variabel mana saja yang memengaruhi inflasi di negara-negara ASEAN+6 pada periode 2000-2009. Metode analisis data yang
digunakan untuk mengestimasi model penelitian ini secara umum akan menggunakan metode data panel dinamis dynamic panel data melalui
pendekatan Generalized Method of Moment GMM yang mengacu pada metodologi Verbeek 2004 dan Baltagi 2005.
3.3. Metode Analisis Data
3.3.1. Metode Hodrick-Prescott Filter
Untuk memperkirakan output potensial, salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah metode Hodrick-Prescott HP Filter. Metode ini digunakan
untuk melihat kecenderungan trend dari output dalam jangka panjang Fauzi, 2007. Trend output s yang diperoleh dengan menggunakan HP filter dihasilkan
dengan meminimkan kombinasi gap antara aktual output y dan trend output. Tingkat perubahan output diperoleh dengan:
−
+
− −
−
………… 3.11
dimana λ adalah tingkat smoothness dari trend. Kesulitan metode ini adalah dalam
mengidentifikasi besarnya parameter λ. Namun dengan menggunakan Eviews 6
trend output ini dapat diperkirakan. Trend dari PDB riil diasumsikan sebagai PDB
potensial. Dalam penelitian ini, untuk memperkirakan PDB potensial maka digunakan pendekatan HP filter.
3.3.2. Granger Causality Test pada data panel
Hubungan kausalitas causality adalah hubungan jangka pendek antara kelompok tertentu dengan menggunakan pendekatan ekonometrik yang mencakup
juga hubungan timbal balik dan fungsi-fungsi yang muncul dari analisis spektrum, khususnya hubungan penuh antar spektrum dan hubungan partial antar spektrum.
Dari pandangan ekonometrik, ide utama dari kausalitas adalah sebagai berikut. Pertama, jika X memengaruhi Y, berarti informasi masa lalu X dapat membantu
dalam memprediksikan Y. Dengan kata lain, dengan menambah data masa lalu X ke regresi Y dengan data Y masa lalu maka dapat meningkatkan kekuatan
penjelas explanatory power dari regresi. Kedua, data masa lalu Y tidak dapat membantu dalam memprediksikan X karena jika X dapat membantu dalam
memprediksikan Y, dan Y dapat membantu memprediksikan X, maka kemungkinan besar terdapat variabel lain, katakan Z, yang memengaruhi X dan Y
Fauzi, 2007. Pada tahun 1969, Granger memperkenalkan hubungan sebab akibat antara
dua variabel yang saling berkaitan. Hubungan kausalitas dapat dibagi atas tiga kategori, yaitu hubungan kausalitas satu arah, hubungan kausalitas dua arah dan
hubungan timbal balik. Dengan panjang lag optimal, p, maka prinsip kerja dari Granger Causality Test
pada data panel didasarkan atas regresi model pooled sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
Persamaan 3.12
= +
+ … + +
+ … + +
Persamaan 3.13
= +
+ … + +
+ … + +
Pada persamaan regresi model pooled pertama 3.12, X memengaruhi Y atau hubungan kausalitas satu arah dari X ke Y apabila koefisien
β
l
tidak sama dengan nol 0. Hal yang sama juga untuk persamaan regresi model pooled kedua
3.13, Y memengaruhi X atau terdapat hubungan kausalitas satu arah dari Y ke X jika koefisien
β
l
tidak sama dengan nol. Sementara apabila keduanya terjadi maka dikatakan terdapat hubungan timbal balik feedback relationship antara X dan Y
atau terdapat hubungan kausalitas dua arah bidirectional causality antara X dan Y.
Dalam penelitian ini, Granger Causality Test dilakukan untuk menganalisis hubungan inflasi dengan variabel-variabel lain pada penelitian.
Dengan menggunakan software eviews 6, hipotesis nol yang digunakan untuk hubungan dua variabel adalah X tidak memengaruhi Y dan Y tidak memengaruhi
X. Dasar penolakan hipotesis nol dengan menggunakan kriteria probabilitas 0.1 atau 10.
Seluruh pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan program komputer STATA v10.0 dan Eviews 6. Pemilihan program ini
dikarenakan ketersediaan tools untuk pengolahan data sekaligus pengujian asumsi dalam model data panel dinamis.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum Inflasi di Negara-Negara ASEAN+6
Pada penelitian ini dilakukan eksplorasi data yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum yang disajikan secara sistematis mengenai fakta-
fakta dan hubungan antar fenomena atau variabel yang akan diamati. Pembahasan dimulai dengan memberikan gambaran kondisi perkembangan inflasi di negara-
negara ASEAN+6. Tabel 4.1. di bawah ini menyajikan rata-rata perkembangan inflasi di kawasan ASEAN+6 pada periode 2000-2004 dan periode 2005-2009.
Tabel 4.1. Rata-Rata Perkembangan Inflasi di Negara-Negara ASEAN+6 Periode 2000-2004 dan Periode 2005-2009
Negara Rata-Rata Inflasi
2000-2004 Rata-Rata Inflasi
2005-2009
Indonesia 7.99
9.27 Malaysia
1.45 2.92
Filipina 4.64
5.85 Singapura
0.83 2.13
Thailand 1.70
3.21 Cina
1.05 2.64
Jepang -0.52
0.01 Korea
3.24 3.00
Australia 3.39
2.94 India
3.93 7.13
New Zealand 2.39
2.97
Rata-Rata Inflasi ASEAN+6
2.73 3.82
Keterangan: tingkat rata-rata inflasi negara di atas rata-rata inflasi ASEAN+6. Sumber: World Bank 2011, diolah.
Tabel 4.1. menjelaskan bahwa rata-rata tingkat inflasi di negara-negara ASEAN+6 berbeda-beda selama periode 2000-2004 dan periode 2005-2009. Jika