3.2.2. Analisis Perilaku Industri
Perilaku pasar dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku perusahaan dalam industri itu sendiri. Perilaku
industri minuman ringan di Indonesia akan dijelaskan dengan melihat strategi melawan pesaing seperti strategi harga, strategi produk dan strategi promosi.
a. Strategi Harga
Sebuah perusahaan memutuskan untuk memasuki dunia pemasaran global maka harus dapat membangun sebuah sistem dan kebijakan tertentu penetapan
harga. Strategi penetapan harga suatu industri tergantung dari beberapa faktor produksi. Stategi ini digunakan untuk melihat apakah ada kesepakatan harga antar
sesama pesaing yang menimbulkan persaingan yang tidak sehat. b.
Strategi Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Pemimpin pasar umumnya menawarkan produk dan jasa yang bermutu superior.
c. Strategi promosi
Strategi promosi merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan dengan menginformasikan kepada konsumen tentang adanya suatu
produk di pasar sehingga dapat menarik minat konsumen akan produk tersebut.
3.2.3. Analisis Kinerja Industri
Analisis kinerja industri minuman ringan dilakukan dengan menggunakan analisis Price Cost Margin PCM dan efisiensi internal X-Eff. Efisiensi adalah
menghasilkan suatu nilai output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu. Efisiensi digolongkan dalam dua kategori yaitu efisiensi internal
dan efisiensi pengalokasian. Efisiensi internal menunjukan kemampuan perusahaan dalam suatu industri dalam menekan biaya produksi yang harus
dikeluarkan. Sedangkan alokasi yang efisien yaitu pada saat ouput berada pada tingkat di mana marginal cost MC sama dengan harga P dari masing-masing
produk setiap perusahaan di dalam perekonomian secra keseluruhan Jaya, 2001.
XEF =
Nilai tambah diperoleh dari hasil pengurangan biaya input terhadap nilai outputnya. Sedangkan nilai output adalah nilai dari seluruh barang dan jasa juga
sebagai produk yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi dengan memanfaatkan faktor produksi yang tersedia.
Variabel lain yang digunakan sebagai indikator kinerja adalah Price Cost Margin
PCM. PCM didefinisikan sebagai persentase keuntungan dari kelebihan penerimaan atas biaya langsung. Tingkat konsentrasi dengan penghasilan terdapat
tingkat korelasi yang rendah. Penerimaan return rata-rata industri yang terkonsentrasi rendah adalah lebih tinggi daripada penghasilan jenis industri yang
kurang terkonsentrasi. Selain itu adanya hubungan positif antara keuntungan profit dengan produk-produk konsentrasi tinggi. PCM diperoleh dengan
membagi selisih antara nilai tambah dikurangi upah terhadap nilai output. Nilai tambah adalah nilai pengiriman dikurangi material, persediaan dan tempat
penyimpanan bahan bakar, tenaga listrik dan kontrak kerja Jaya, 2001.
PCM = X 100
Monopoli dapat memengaruhi pasar yang kemudian dapat memengaruhi kemajuan secara keseluruhan dengan penemuan-penemuan metode produksi
maupun produk-produk baru. Variabel pertumbuhan output growth diduga dapat memengaruhi kinerja dari sebuah industri. Untuk mengukur pertumbuhan output
growth adalah perbandingan antara pengurangan nilai output tahun sekarang dan tahun sebelumnya dengan setengah antara nilai output tahun sebelumnya
ditambah nilai output tahun sekarang.
Growth =
x 100
3.2.4. Hubungan Struktur dan Faktor-Faktor Lain yang Memengaruhi Kinerja