persaingan antar produsen minuman ringan, diantaranya inovasi rasa dan kemasan.
Tabel 1.2. Jumlah Perusahaan Industri Minuman Ringan di Indonesia Tahun 1995-2009
Tahun Jumlah
Perusahaan
1995 215
1996 236
1997 242
1998 236
1999 223
2000 223
2001 218
2002 222
2003 212
2004 240
2005 263
2006 332
2007 340
2008 302
2009 303
Sumber: BPS 2012
Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat menandakan semakin nyata adanya akibat dari persaingan itu sendiri, baik persaingan yang bersifat sehat
maupun yang bersifat kurang sehat. Hal ini secara langsung akan memengaruhi struktur, perilaku dan kinerja dari suatu industri. Tingkat keefisienan suatu
industri pada teorinya akan meningkat seiring dengan terjadinya peningkatan dalam persaingan antar perusahaan dalam industri tersebut. Variabel keuntungan
perusahaan merupakan salah satu indikator dari tingkat keefisienan suatu usaha, dimana setiap perusahaan akan meningkatkan keuntungannya agar bertahan dalam
industri tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Pertumbuhan sektor industri minuman ringan yang pesat memungkinkan bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki modal kuat dan
berskala besar serta menimbulkan ketatnya persaingan antar perusahaan dalam industri. Dalam kenyataanya, persainagan tersebut bisa dalam bentuk persaingan
sehat atau kurang sehat yang dapat menjatuhkan pihak lain. Persaingan yang
kurang sehat dapat berupa praktek monopoli atau hambatan untuk masuk ke pasar barrier to entry. Perusahaan-perusahaan besar yang bermodal kuat akan
memiliki kekuatan yang besar di dalam pasar. Kekuatan ini bisa diperoleh karena perusahaan-perusahaan mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan kebijakan
proteksi dan penanaman modal asing. Fenomena selanjutnya yang akan terjadi yaitu mengarah pada terbentuknya
konsentrasi dalam pasar. Kekuatan ini akan memengaruhi struktur pasar didalam industri. Terbentuknya struktur pasar maka akan mengarah pada monopoli atau
oligopoli. Selanjutnya struktur pasar tersebut akan memengaruhi perilaku-perilaku perusahaan pada industri ini sehingga selanjutnya akan memengaruhi kinerja dari
perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai perkembangan dan kendala bisnis
minuman ringan saat ini maka muncul beberapa permasalah yang akan dianalisis, sebagai berikut:
1. Bagimana struktur, perilaku dan kinerja industri minuman ringan di
Indonesia? 2.
Faktor-faktor apa yang memengaruhi kinerja dari industri minuman ringan di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Menganalisis struktur, perilaku dan kinerja industri minuman ringan di
Indonesia 2.
Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kinerja dari industri minuman ringan di Indonesia?
1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Untuk menganalisis struktur, perilaku dan kinerja industri minuman ringan di Indonesia, penulis meneliti industri minuman ringan dengan kode ISIC 15540
yaitu semua minuman ringan kecuali yang mengandung alkohol. Data yang digunakan merupakan data time series tahunan dari tahun1995 sampai tahun 2009.
Selain itu untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kinerja industri minuman ringan di Indonesia dibatasi oleh variabel-variabel tertentu. Kinerja
industri minuman ringan di Indonesia diwakili oleh variabel Price Cost Margin PCM dan variabel-variabel yang digunakan dalam mewakili faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja adalah rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar CR
4
, efisiensi internal X-Eff, pertumbuhan output Growth dan produktivitas tenaga
kerja.
1.5. Manfaat Penelitian