• Zat pewarna sintetik, hanya 5 zat pewarna sintetik dari 8 jenis pewarna yang diperkenankan oleh FDA yang digunakan sebagai pewarna dalam
minuman ringan. f.
Zat pengawet, misalnya asam sitrat untuk mencegah fermentasi dan sodium benzonat.
4.3. Perkembangan Industri Minuman Ringan Indonesia
Industri minuman yang awalnya menghasilkan produk minuman penghilang rasa haus kemudian berkembang dan muncul dengan berbagai inovasi dan konsep
baru tentang minuman. Konsep awal minuman dimodifikasi bukan hanya sebagai penghilang rasa haus namun juga menawarkan fitur fungsi lainnya seperti
penambahan rasa dan warna, penambahan kandungan minuman seperti vitamin, mineral dan lain sebagainya, minuman yang mengandung karbon, minuman sari
buah dan lain-lain. Perkembangan konsep tersebut berdampak pada berkembangnya minuman ringan yang memadukan fungsi dasar minuman. Selain
itu industri minuman ringan juga menambahkan fungsi kepraktisan dalam berkonsumsi dengan cara mengemas berbagai produk minuman tersebut kedalam
kemasan-kemasan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 yang berkelanjutan menjadi
krisis ekonomi, berdampak negatif terhadap hampir semua sektor perekonomian, termasuk pada sektor industri. Hal ini berakibat pula pada pertumbuhan produksi
sektor industri semakin menurun. Menurut BPS 2012, pada tahun 1999 pertumbuhan produksi mengalami titik terendah, kemudian sejak tahun 2000
sampai 2008 mulai menunjukan indikasi kearah perbaikan. Namun pada tahun 2009 pertumbuhan produksi industri minuman ringan mengalami penurunan hal
tersebut disebabkan kembali oleh krisis moneter yang memengaruhi nilai pertumbuhan industri minuman ringan. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan produk industri terutama permintaan dari dalam negeri yang diduga menjadi penyebab kenaikan usaha industri. Peningkatan tersebut
menandakan ada optimisme yang cukup baik bagi dunia industri di Indonesia untuk pembangunan nasional. Pada tahun 2009 nilai pertumbuhan menurun. Hal
ini disebabkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak pada tahun 2009 yang menyebabkan angka pertumbuhan menurun menjadi 13,28.
Sumber: BPS, 1995-2009 diolah
Gambar 4.1. Pertumbuhan Nilai Produksi Industri Minuman Ringan
Indonesia Tahun 1995-2009
Industri minuman ringan Indonesia dikategorikan sebagai industri skala besar dan menengah. Perkembangan jumlah perusahaan minuman ringan
Indonesia tersebut mengalami perubahan setiap tahunnya.
Tahun Jumlah Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja
2005 263 29646
2006 332 32717
2007 340 35109
2008 302 33147
2009 303 37179
Sumber: BPS 2012
Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Minuman Ringan di Indonesia
Berdasarkan data pada Tabel 4.1. pada tahun 2008 jumlah perusahaan minuman ringan di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan pada tahun
2007. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2008 terjadi krisis moneter karena meningkatnya harga minyak.
‐20 ‐10
10 20
30 40
50
Persen
Growth
4.4. Profil Beberapa Perusahaan Industri Minuman Ringan