Selain Potensi Perikanan laut, Pulau Moti juga mempunyai potensi untuk dikembangkan perikanan darat. Hal ini karena ditunjang dengan adanya hutan
mangrove yang tumbuh subur di sebagian pesisir wilayah Pulau Moti. Dengan demikian kegiatan budidaya yang bisa dikembangkan diantaranya adalah tambak
udang dan ikan bandeng serta budidaya air tawar.
C. Pulau Hiri
Pulau Hiri memiliki kharakteristik tersendiri, dimana kondisi geografis wilayahnya berhadapan dengan lautan bebas dan sebagian lagi bersebelahan dengan
pulau Ternate dan Pulau Halmahera. Luas daratan keseluruhan dari pulau ini adalah 7,31 km
2
kondisi pulaunya berbatu dan air tanahnya payau, sehingga untuk pengembangan pertanian kurang cocok, sehingga potensi yang cocok untuk
dikembangkan adalah perikanan.
C.1. Potensi perikanan laut a. Budidaya Laut
Untuk Pulau Hiri potensi yang dapat dikembangkan jenis komoditi teripang yaitu di wilayah kelurahan Faudu. Sedangkan untuk pengembangan budidaya jenis
lainnya di Pulau Hiri kurang berpotensi karena sesuai dengan kondisi bio fisiknya. Pulau Hiri merupakan daerah yang berpotensi untuk dikembangkan
Perikanan Tangkap.
b. Penangkapan
Kebiasaan para nelayan dipulau hiri dalam upaya pemanfaatan sumberdaya lautnya adalah dengan melaksanakan upaya penangkapan dengan sarana berupa
kalase moroami, Mini Purse Seine, Gill net, Pole and Line, Hand line, Pancing Tonda dan Bubu. Produksi yang dominan dan dapat dikembangkan adalah jenis
ikan tuna, cakalang, layang, dan ikan dasar lainnya. 45
D. Pulau Tifure
Pulau Tifure yang merupakan bagian wilayah dari Kecamatan Pulau Ternate memiliki luas daratan kurang lebih 7 Km
2
dan dihuni penduduk sebanyak 712 jiwa. Pulau Tifure terdiri dari 2 kelurahan yang merupakan pulau terjauh dari ibu kota
dengan jarak 106 Mil laut, dimana pulau-pulau ini merupakan alur migrasi ikan pelagis besar dan kecil. Gambaran potensi sumberdaya alam pesisir yang dominan
di pulau Tifure adalah sebagai berikut :
D.1. Potensi perikanan laut
a. Budidaya Laut Marikultur Pemanfaatan potensi sumberdaya alam laut yang bisa dikembangkan di sini
adalah budidaya rumput laut dan teripang karena banyak teripang yang terdapat di kepulauan ini. Selain itu usaha budidaya Keramba Jaring Apung dapat pula
dikembangkan di pulau ini. b. Penangkapan
Pulau Tifure secara geografis tidak berbeda jauh dengan pulau sekitarnya seperti pulau Mayau dan pulau Hiri. Sumberdaya hayati yang paling dominan di pulau
ini adalah untuk jenis ikan pelagis yaitu Ikan tuna, cakalang, layang, tongkol dan Ikan dasar. Sedangkan jenis ikan dasar adalah ikan kakap merah, ikan gutila, ikan
kowe dan jenis ikan hias. Sedangkan produksi yang paling dianggap dominan adalah jenis ikan layang, Kemudian untuk jenis komoditi yang bisa
dikembangkan adalah Ikan tuna, cakalang dan layang.
D.2. Potensi perikanan darat
Pulau Tifure kurang potensial untuk pengembangan perikanan darat, hal ini karena kondisi biofisiknya yang hampir sama dengan kepulauan lainnya seperti
pulau Hiri. Namun untuk komoditas terumbu karang potensinya sangat baik sehingga banyak terdapat ikan karang dan ikan hias di kepulauan ini.
E. Pulau Mayau
Luas daratan Pulau Mayau kurang lebih 8,5 km
2
dan berpenduduk kurang lebih 1.510 jiwa. Masyarakat di kepulauan ini bermata pencaharian hampir sama dengan
masyarakat pulau Tifure yaitu sebagian besar nelayan dan petani. Sumberdaya perikanan dan lautan sebagai berikut.
E.1. Potensi perikanan laut a. Budidaya laut
Untuk Pulau Mayau Kondisi Perairannya sedikit berbeda dengan Pulau Tifure, dan pengembangan budidaya laut di kepulauan ini kurang potensi, karena perairan
kepulauan ini berhadapan dengan laut bebas namun sangat potensi untuk pengembangan usaha penangkapan.
b. Penangkapan Potensi perairan laut untuk Pulau Mayau sangat besar untuk kegiatan perikanan
tangkap, hal ini karena populasi terumbu karang di perairan pulau Mayau sangat luas dan masih utuh atau alami. Sehingga di perairan kepulauan ini dijumpai
jenis-jenis ikan yang dominan seperti layang, komotongkol, cakalang dan Tuna, ikan hiu cucut, ikan hias dan beberapa jenis ikan dasar. Dari segi
pemanfaatannya potensi sumberdaya alam pesisir dan lautnya juga termasuk masih rendah sehingga masih sangat besar peluang untuk pengembangan upaya
perikanan tangkap. Armada dan sarana penangkapan yang digunakan para nelayan di kepulauan ini juga masih tergolong tradisional, sehingga hasil produksi
tangkapannya masih rendah. Adapun armada dan alat tangkap yang selama ini digunakan para nelayan dapat dirincikan sebagai berikut : perahu tanpa motor 27
unit, motor tempel 12 unit, kapal motor tidak ada. Sedangkan sarana penangkapan yang digunakan terdiri dari ; Mini Long Line 2 unit, Purse Seine Pajeko 2 unit,
Pole and Line 1 unit, Gill Net 6 unit, Bubu 21 unit, Pancing tonda 61 unit dan Hand Line 39 unit.
E.2. Potensi perikanan darat
Perikanan darat di kepulauan ini untuk pengembangannya tergolong boleh dibilang tidak potensi, hal ini karena kondisi daratannya di kepulauan ini kurang
menunjang. Potensi yang sangat menonjol untuk kepulauan ini adalah usaha penangkapan di laut, sebagaimana potensi yang ada di kepulauan sekitarnya.
F. Prasarana Perikanan Tangkap
Prasarana Perikanan yang telah dibangun oleh pemerintah pusat dan daerah meliputi:
- Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN yang berlokasi di Pasar Bastiong
Kecamatan Kota Ternate Selatan. -
Pangkalan Pendaratan Ikan PPI yang berlokasi di Pasar Dufa-Dufa Kecamata Kota Ternate Utara.
- Tempat Pelelangan Ikan TPI berlokasi di Pasar Bastiong dan pasar Dufa-
Dufa.
5.6. Penduduk