Potensi Perikanan Komoditi Unggulan Perikanan A. Tuna, cakalang dan pelagis besar Pelagis kecil

Kota Ternate adalah daerah kepulauan dengan ciri iklim tropis dengan rataan curah hujan bulanan yang tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 263,4 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 77,8 mm. Nilai rataan curah hujan bulanan adalah 184,68 mm dan rata-rata curah hujan Tahunan sekitar 2.322.70 mm. Jumlah hari hujan rata-rata 202 hari dan nilia rataan hari hujan tertinggi pada bulan Januari dan November yaitu 20 hari hujan dan terendah pada bulan Agustus sebanyak 12 hari hujan. Berdasarkan hasil pengukuran besarnya kecepatan angin di wilayah Kota Ternate berkisar dari 2,9 – 5,2 Knots, dengan kecepatan terbesar bulanan berkisar 16 – 28 Knots. Berdasarkan hasil analisis arah angin terbanyak dari barat laut yang terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret dan april. Sedangkan pada bulan Mei dan Juni angin terbanyak bertiup dari barat daya, serta pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober angin terbanyak bertiup dari arah tenggara pancaroba. Kemudian pada bulan November dan desember angin kembali bertiup dari arah barat laut. Nilai rataan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan – bulan yang curah hujannya tinggi, meskipun variasi tiap bulannya tidak terlalu tinggi. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari dan April yaitu sebesar 86, dan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 78 Badan Metrologi dan Geofisika Ternate 2006.

5.3. Potensi Perikanan

Pada tahun 2006 produksi baru mencapai 12.118,90 ton dengan demikian maka tingkat pemanfaatan baru mencapai 21,15 dari potensi lestari sehingga dari produksi yang dicapai tahun terakhir menunjukan tingkat pemanfaatan masih under eksploitation, sehingga peluang investasi di sektor perikanan dan kelautan di Kota Ternate masih sangat terbuka. Daerah penangkapan untuk pelagis besar Tuna dan Cakalang di perairan Kota Ternate meliputi perairan pulau Hiri, Moti dan pulau Batang Dua dan Laut Maluku. Dengan musim penangkapan sepanjang tahun dan musim puncak yaitu pada Januari – April serta September – Oktober sedangkan daerah penangkapan pelagis kecil dan demersal adalah pesisir pulau Ternate, Moti, Hiri dan Tifure Batang Dua.

5.4. Komoditi Unggulan Perikanan A. Tuna, cakalang dan pelagis besar

Jenis pelagis besar yang dominan di perairan Kota Ternate meliputi jenis Tuna Thunnus spp, Cakalang Katsuwonus Pelamis, Tenggiri Scomboramorus spp dan Cucut Carcharinidae. Khusus untuk ikan Tuna dan Cakalang tingkat pemanfaatan baru mencapai 21,07 padahal perairan ini merupakan alur migrasi ikan Tuna Cakalang sehingga peluang dan investasi masih sangat terbuka, demikian pula dengan tingkat pemanfaatan ikan Cucut masih sangat minim dan belum menggunakan sarana yang memadai.

b. Pelagis kecil

Banyak jenis pelagis kecil yang terdapat di perairan Kota Ternate namun yang dominan dan banyak ditangkap adalah jenis Layang Decapterius spp dan Tembang Sardinella fimbriata. Pemanfaatan pelagis kecil ini dilakukan oleh nelayan tradisional yang berdomisili pada daerah kawasan pesisir kota sehingga pemasaran pelagis kecil selama ini masih didominasi pasar lokal dan antar pulau.

B. Ikan demersal

Spesifik dasar perairan adalah substrat lumpur berpasir, memiliki terumbu karang dan padang lamun sehingga pada habitat ini sumberdaya demersal sangat potensial. Namun pemanfaatannya masih sangat sedikit, sehingga peluang usahanya masih sangat terbuka. Jenis jenis ikan demersal yang dominan dan sering menjadi tujuan penangkapan adalah kakap merah Lutjanus spp, ikan Tembang Lutjanus johni, ikan Kerong-kerong Saurida Tumbil . Khusus untuk ikan kerapu baru dikembangkan dua areal budidaya dan penangkapan 42 dengan sistem Keramba Jaring Apung KJA, sedangkan jenis ikan dasar lainnya mangandalkan pasar lokal.

C. Ikan hias

Perairan Kota Ternate memiliki berbagai jenis ikan hias pada perairan pulau Hiri, Moti, dan Pulau Ternate dan yang dominan adalah jenis Ikan Bendera Zantidae, Ikan Lepu Scorpaenidae dan jenis Ikan Kepe-kepe Chaetuddutidae. Jenis- jenis Ikan hias tersebut sangat indah dan bernilai ekonomis, namun diusahakan secara sederhana dengan mengandalkan pasar lokal.

5.5. Potensi Pulau – Pulau Kecil