Waktu dan Tempat Penelitian

Alat yang digunakan dalam pembuatan tepung ikan: meat separator, panci kukus, blender, plastik Polyethylene PE, timbangan, oven, loyang almunium.; pembuatan tepung enbal: ayakan, mesin parut. Alat yang digunakan untuk analisis kimia dan fisika adalah pH meter Orion, stirrer, oven, alat destilasi, a w meter Shibaura, alat Bom Kalorimeter Parr 6200 Calorimeter, High Performance Liquid Chromatography HPLC merk Shimadzu dengan tipe LC- 20AB dan kromatografi gas Shimadzu. Alat yang digunakan untuk analisis mikrobiologi: inkubator Binder, oven. Alat yang digunakan untuk analisis organoleptik: piring kertas dan format uji.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap percobaan. Penelitian tahap I merupakan penelitian pendahuluan. Pada tahap ini dilakukan karakterisasi bahan baku ikan layang dan singkong, pembuatan tepung ikan layang yang akan ditambahkan dengan enbal. Tahap ini dilakukan uji proksimat, analisis TPC, analisis TVB dan perhitungan rendemen terhadap ikan layang segar, pengujian proksimat dan analisis TPC terhadap tepung ikan layang serta pada tepung enbal, dilakukan analisis proksimat, HCN dan perhitungan rendemen tepung enbal. Penelitian tahap II adalah pembuatan enbal ikan dengan menambahkan tepung ikan layang dengan konsentrasi 0 A kontrol, 5 B, 10 C, 15 D dan 20 E. Pada tahap ini dilakukan uji proksimat, serat kasar serta organoleptik untuk mengetahui tanggapan panelis terhadap produk sedangkan penentuan perlakuan terbaik, dilakukan dengan metode Bayes dan hasilnya dilanjutkan pada penelitian di tahap III. Pada penelitian tahap III, perlakuan terpilih tahap ke II diuji analisis kimia, fisik dan mikrobiologis meliputi analisis karbohidrat, HCN, total energi, karakteristik asam amino, karakteristik asam lemak, TBA, kerenyahan, TPC, kapang dan dilakukan uji daya simpan produk terbaik menggunakan desain percobaan metode Accelerated Shelf Life Testing ASLT dengan model Arrhenius.