Analisis Pengelolaan untuk Pengembangan

80 saja. Kegiatan pengawasan DPL sendiri masih dilakukan oleh sebagian anggota masyarakat yang tergabung kedalam Kelompok Masyarakat Pokmas. Secara umum operasional pengawasan dan pengelolaan terhadap ekosistem terumbu karang yang ada, masih berdasarkan pada anggaran untuk pengelolaan DPL dari pemerintah pusat melalui PIU COREMAP II Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah. Belum adanya swadaya dari masyarakat disebabkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah. Sepeti dijelaskan oleh Cohen dan Uphoff 1977 bahwa partisipasi dibedakan berdasarkan tahapannya terbagi atas; 1 Partisipasi dalam pembuatan keputusan, kebijakan dan perencanaan pembangunan. 2 Partisipasi dalam pelaksanaan program pembagunan. 3 Partisipasi dalam memanfaatakan atau menggunakan hasil-hasil pembangunan. 4 Partisipasi dalam mengevaluasi dan mengawasi pembangunan.

4.5 Analisis Pengelolaan untuk Pengembangan

Dalam upaya pengelolaan dan pengembangan ekosistem terumbu karang di perairan dan DPL Sitardas dilakukan melalui pendekatan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Analisis SWOT adalah analisis yang mengidentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal secara sistematis untuk merumuskan strategi Rangkuti 2006. Hasil analisis SWOT pada penelitian ini menetapkan aspek-aspek biofisik lingkungan dan sumberdaya dijadikan sebagai faktor internal. Sedangkan untuk aspek-aspek sosial ekonomi yang berkaitan terhadap pengelolaan ekosistem terumbu karang dijadikan sebagai faktor eksternal. Faktor internal ini meliputi, parameter kualitas perairan, ekologi terumbu karang dan potensi sumberdaya. Kemudian faktor eksternal meliputi pendidikan, mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat. Faktor-faktor intenal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengelolaan sumberdaya ekosistem terumbu karang di Perairan Sitardas ini disusun berdasarkan informasi yang diperoleh serta kegiatan presurvey lapangan. Selanjutnya faktor-faktor tersebut dirumuskan melalui diskusi dan wawancara mendalam dengan pejabat dan staf dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Perencana Pembagunan Daerah dan pihak-pihak terkait lainnya di Kabupaten 81 Tapanuli Tengah. Masukan dan arahan pembimbing juga menjadi pedoman dalam merumuskan faktor-faktor tersebut. Dari berbagai faktor tersebut diidentifikasi kemudian digolongkan dalam unsur-unsur strategi pengelolaan sebagai kekuatan Strength, kelemahan Weakness, peluang Opportunity, dan ancaman Threat. Hasil identifikasi seluruh faktor-faktor yang ada diharapkan merupakan penjabaran kondisi objektif di lapangan yang selanjutnya dapat menjadi unsur-unsur strategi pengelolaan. Berdasarkan identifikasi terhadap unsur-unsur strategi pengelolaan dari hasil penelitian di lapangan diketahui beberapa unsur kekuatan strength adalah: 1. Perairan Sitardas memiliki hamparan terumbu karang yang masih baik. 2. Memiliki biota ikan karang seperti ikan hias dan benthic fauna seperti teripang, lobster, kima, lola dsb. 3. Perairan Desa Sitardas telah dijadikan daerah perlindungan laut. 4. Daerah perlindungan laut telah dikelola dengan baik dan jelas. 5. Adanya dukungan dan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan Perairan Desa Sitardas sebagai daerah perlindungan laut. Unsur-unsur kelemahan weakness antara lain adalah: 1. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat terumbu karang. 2. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. 3. Sulitnya pengawasan dan lemahnya penegakan hukum bila terjadi perusakan terumbu karang. 4. Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi laut, darat dan udara dalam melaksanakan pengawasan terhadap daerah perlindungan laut. 5. Tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sangat rendah. Unsur-unsur yang menjadi peluang opportunity adalah: 1. Adanya pedoman dari pemerintah tentang pembentukan Daerah Perlindungan Laut melalui DIRJEN KP3K–DKP pada tahun 2005. 2. Adanya program pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu oleh pemerintah pusat dan daerah yang menjadikan Desa Sitardas sebagai desa binaan COREMAP. 3. Adanya perhatian LSM dan pihak terkait lainnya dalam upaya pengelolaan terumbu karang di Perairan Desa Sitardas. 82 4. Adanya peranan Perguruan Tinggi seperti, Universitas Dharmawangsa Medan dan turut berpartisipasi dalam pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Sitardas. 5. Daerah perlindungan laut sebagai bank ikan stock bernilai positif untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan. Unsur-unsur yang menjadi ancaman threats antara lain adalah: 1. Adanya degradasi terumbu karang oleh aktivitas pembangunan dan perkembangan penduduk. 2. Adanya kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan cara yang merusak terumbu karang oleh masyarakat. 3. Adanya perbedaan kepentingan dalam masyarakat untuk memanfaatkan terumbu karang atau melindungi terumbu karang. 4. Eksploitasi terumbu karang untuk tujuan komersial. 5. Kurangnya kesadaran untuk mengelola dan menjaga kelestarian terumbu karang secara bersama-sama. Hasil identifikasi seluruh unsur-unsur yang menjadi strategi pengelolaan berdasarkan hasil penelitian tersebut, dilakukan pembobotan secara linear dengan kisaran 0.0–1.0. Kemudian dirating berdasarkan analisis penilaian yang dilakukan bersama dengan stakeholder dengan kisaran 1–4. Dari bobot dan rating diketahui skoring untuk masing-masing unsur strategi SWOT yang akan dilakukan. Penilaian bobot FSI dan FSE Berdasarkan unsur-unsur yang menjadi strategi pengelolaan yang akan dilakukan, ditentukan nilai masing-masing unsur dengan membandingkan antara unsur-unsur secara horizontal dan vertikal. Unsur-unsur strenght S dibandingkan dengan unsur-unsur strenght S sendiri dan dibandingkan dengan unsur weakness W secara horizontal di dalam matriks Faktor Strategi Internal FSI. Kemudian unsur-unsur weakness W dibandingkan dengan unsur-unsur strength S dan dibandingkan dengan unsur-unsur weakness W sendiri secara horizontal di dalam matriks FSI. Untuk matriks Faktor Strategi Eksternal FSE dilakukan penilaian dengan membandingkan antara unsur-unsur opportunity O dengan unsur-unsur opportunity O sendiri dan dibandingkan dengan unsur-unsur threats 83 T. Kemudian unsur-unsur threats T dibandingkan dengan unsur-unsur opportunity O dan dibandingkan dengan unsur-unsur threat T sendiri secara horizontal di dalam matriks FSE. Masing-masing perbandingan diberikan nilai dengan range antara 1–4 sesuai dengan penentuan bobot menurut David, 2002. Hasil penilaian setiap unsur-unsur dalam matriks FSI dan FSE disajikan pada Tabel 11 dan 12. Tabel 11 Bobot unsur internal pengelolaan ekosistem terumbu karang dan DPL Sitardas faktor strategi internalIFS Strategi Internal S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 Total Bobot S1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 24 0,13 S2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 23 0,12 S3 1 1 2 2 1 1 3 2 2 15 0,08 S4 1 1 2 2 1 2 2 2 1 14 0,07 S5 2 2 2 2 1 1 2 3 3 18 0,10 W1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 25 0,13 W2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 23 0,12 W3 1 1 2 3 2 1 3 2 2 17 0,09 W4 1 1 1 2 2 1 1 2 3 14 0,07 W5 2 2 1 2 1 1 1 2 2 14 0,07 Total 14 15 18 23 20 11 17 23 23 23 187 1,00 Tabel 12 Bobot unsur eksternal pengelolaan ekosistem terumbu karang dan DPL Sitardas faktor strategi eksternalEFS Strategi eksternal O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 Total Bobot O1 3 3 2 1 2 3 3 2 1 20 0,11 O2 2 3 1 1 2 3 3 1 1 17 0,09 O3 1 1 2 3 1 2 2 1 2 15 0,08 O4 2 3 3 2 1 2 2 2 2 19 0,10 O5 1 2 2 1 1 2 2 1 1 13 0,07 T1 2 3 3 1 3 2 3 2 3 22 0,12 T2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 22 0,12 T3 1 2 2 1 3 1 1 1 2 14 0,08 T4 1 3 3 2 3 2 1 3 3 21 0,11 T5 2 3 3 2 3 2 1 3 2 21 0,11 Total 13 23 25 14 22 14 17 24 14 18 184 1,00 84 Selain penilaian unsur-unsur strategi pengelolaan karang, juga dilakukan penentuan rating peringkat. Rating diperoleh melalui kuisioner analisis terhadap unsur-unsur pengelolaan ekosistem terumbu pengelolaan dan DPL Sitardas. Perengkingan IFE dan EFE Hasil pembobotan kemudian dikalikan dengan rating untuk mendapatkan skoring unsur strategi analisis SWOT yang dilakukan pada Tabel 13 dan 14. Tabel 13 Bobot, rating dan skoring unsur internal pengelolaan ekosistem terumbu karang dan DPL Sitardas faktor strategi internalIFS Kode Unsur Internal Bobot Rating Skor S Kekuatan Strength 1 Perairan Desa Sitardas memiliki hamparan 0.13 4 0.52 terumbu karang yang masih baik 2 Memiliki biota ikan karang seperti ikan hias 0.12 3 0.36 kemudian benthic fauna seperti teripang, lobster, kima, lola dan sebagainya 3 Perairan Desa Sitardas telah dijadikan 0.08 3 0.24 Daerah Perlindungan Laut DPL 4 Daerah Perlindungan Laut telah dikelola 0.07 3 0.21 dengan baik dan jelas 5 Adanya dukungan dan kebijakan Pemerintah 0.10 4 0.40 Desa Sitardas dalam pengelolaan Perairan Desa Sitardas sebagai Daerah Perlindungan Laut W Kelemahan Weakness 1 Rendahnya pengetahuan masyarakat 0.13 4 0.52 mengenai manfaat terumbu karang 2 Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah 0.12 3 0.36 3 Sulitnya pengawasan dan lemahnya penegak- 0.09 2 0.18 an hukum bila terjadi perusakan terumbu karang 4 Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi 0.07 2 0.14 laut, darat dan udara dalam melaksanakan Pengawasan terhadap Daerah Perlindungan Laut Sitardas 5 Tingkat pendapatan dan kesejahteraan 0.07 3 0.21 masyarakat sangat rendah Jumlah 1.00 3.14 85 Tabel 14 Bobot, rating dan skoring unsur eksternal pengelolaan ekosistem terumbu karang dan DPL Sitardas faktor strategi eksternalEFS Kode Unsur Eksternal Bobot Rating Skor O Peluang Opportunity 1 Adanya pedoman dari pemerintah tentang 0.11 3 0.33 pembentukan Daerah Perlindungan Laut melalui DIRJEN P3K–DKP tahun 2005 2 Adanya program pengelolaan wilayah pesisir 0.09 3 0.27 dan lautan secara terpadu oleh pemerintah pusat dan daerah yang menjadikan Desa Sitardas sebagai desa binaan COREMAP 3 Adanya perhatian LSM dan pihak terkait 0.08 3 0.24 lainnya dalam upaya pengelolaan terumbu karang di Perairan Desa Sitardas 4 Adanya peranan perguruan tinggi seperti, 0.10 3 0.30 LPM Universitas Dharmawangsa Medan dan turut berpartisipasi dalam pengelolaan DPL Sitardas 5 Daerah perlindungan laut sebagai bank ikan 0.07 3 0.21 Stock bernilai positif untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan T Ancaman Threats 1 Degradasi terumbu karang oleh aktivitas 0.12 3 0.36 pembangunan dan perkembangan penduduk 2 Adanya kegiatan penangkapan ikan dengan 0.12 2 0.24 menggunakan alat dan cara yang merusak terumbu karang oleh masyarakat 3 Adanya perbedaan kepentingan dalam mas- 0.08 3 0.24 yarakat untuk memanfaatkan atau melindu- ngi terumbu karang 4 Eksploitasi terumbu karang untuk tujuan 0.11 3 0.33 komersial 5 Kurangnya kesadaran untuk mengelola dan 0.11 3 0.33 menjaga kelestarian terumbu karang secara bersama-sama Jumlah 1.00 2.85 Penyusunan Strategi Setelah masing-masing unsur SWOT diberi bobot atau nilai, unsur-unsur tersebut dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh strategi pengelolaan. 86 Tabel 15 Matriks formulasi arahan strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang dan DPL Sitardas Kekuatan Strength Kelemahan Weakness 1. Perairan Desa Sitardas memi- liki hamparan terumbu kara- ng yang yang masih baik 2. Memiliki biota ikan karang seperti ikan hias dan benthic fauna seperti teripang, kima, lobster, lola dan sebagainya 3. Perairan Desa Sitardas telah dijadikan Daerah Perlindung- an Laut 4. Daerah Perlindungan Laut di- kelola dengan baik dan jelas 5. Adanya dukungan dan kebi- jakan pemerintah dalam pe- ngelolaan Perairan Desa Sitardas sebagai DPL 1. Rendahnya pengetahuan mas- yarakat mengenai manfaat terumbu karang 2. Tingkat pendidikan masya- rakat masih rendah 3. Sulitnya pengawasan dan le- mahnya penegakan hukum bila terjadi perusakan terum- bu karang 4. Terbatasnya sarana dan prasa- rana transportasi laut, darat dan udara dalam melaksanakan pengawasan terhadap DPL 5. Tingkat pendapatan dan kese- jahteraan masyarakat sangat rendah Peluang Opportunity 1. Adanya peraturan desa yang me- netapkan Perairan Desa Sitardas sebagai Daerah Perlindungan Laut 2. Adanya program pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu oleh pemerintah pusat dan daerah yang menjadikan De- sa Sitardas sebagai desa binaan COREMAP 3. Adanya perhatian LSM dan pihak terkait lainnya dalam upaya pe- ngelolaan terumbu karang di Pe- rairan Desa Sitardas 4. Sebagian masyarakat telah me- nyadari pentingnya pengelolaan terumbu karang dan turut ber- partisifasi dalam pengelolaan Da- erah Perlindungan Laut Sitardas 5. Daerah Perlindungan Laut seba- gai bank ikan Stock bernilai positif untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan Melakukan pemantauan terha- dap potensi sumberdaya pesisir di Perairan Sitardas secara kon- iniu dan terpadu oleh masya- rakat dan stakeholder S1,S2,O1,O2,O3 Adanya legimitasi dan peratur- an serta undang-undang penge- lolaan ekosistem terumbu ka- rang melalui DPL di Perairan Sitardas S3,S4,S5,O1,O2 Peningkatan Pengelolaan Sum- berdaya terumbu karang melalui LPSTK dan masyarakat lokal melalui community based ma- nagement S4,S5,O4,O5 Peningkatan usaha dan produksi perikanan dalam upaya pening- katan ekonomi masyarakat me- lalui kegiatan perikanan berwa- wasan pelestarian sumberdaya yang ada untuk masa yang akan datang S5,O2,O4,O5 Melakukan sosialisasi dan pem- binaan masyarakat tentang eko- sistem terumbu karang, melalui pembentukan kelompok masya- rakat W1,W2,O3,O4 Peningkatan kualitas dan kuan- titas SDM Aparatur dan stake- holder lainnya dalam pengelo- laan sumberdaya ekosistem ter- umbu karang W1,W2,O2,O3,O4 Peningkatan pengawasan ter- umbu karang bekerjasama de- ngan pihak-pihak terkait lainnya W3,O1,O2,O3,O4 Peningkatan sarana dan prasa- rana dalam upaya pengelolaan ekosistem terumbu karang W4,O2,O4,O5 Meningkatkan peran serta mas- yarakat lokal dalam pengelo- olaan ekosistem terumbu karang W5,O4,O5 Ancaman Threats 1. Degradasi terumbu karang oleh aktivitas pembangunan dan per- kembangan penduduk 2. Adanya kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan cara yang merusak terumbu karang oleh masyarakat 3. Adanya perbedaan kepentingan dalam masyarakat untuk meman- faatkan atau melindungi terumbu karang 4. Eksploitasi terumbu karang untuk tujuan komersial 5. Kurangnya kesadaran untuk me- ngelola dan menjaga kelestarian terumbu karang secara bersama- sama Mensosialisasikan peraturan ta- ta ruang pesisir kepada stake- holder untuk menghindari kon- flik dan meningkatkan partisi- pasi masyarakat S3,S5,T1,T3 Melakukan penegakan hokum termasuk hukum adat untuk pencegahan terjadinya perusak- an ekosistem terumbu karang akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan S4,S5,T2,T4 Melakukan pembinaan terhadap masyarakat lokal untuk penge- lolaan ekosistem terumbu ka- rang dan pengembangan mata pencaharian alternative S1,S4,S5,T5 Melakukan monitoring dan eva- luasi terhadap kondisi ekosis- tem terumbu karang secara ter- padu dan berkesinambungan W1,W4,T1,T2,T5 Adanya upaya peningkatan eko- nomi masyarakat dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan masyarakat untuk dapat menciptakan kesadaran dan pengetahuan akan penting- nya pelestarian dan pengelolaan ekosistem terumbu karang me- lalui program desa binaan COREMAP W1,W2,W5,T3,T4,T5 IFE EFE 87 Perengkingan Strategi Untuk menentukan prioritas strategi pengelolaan, maka dilakukan penjumlahan bobot yang berasal dari keterkaitan antar unsur-unsur SWOT yang terdapat dalam suatu alternatif pengelolaan. Secara rinci penentuan ranking prioritas disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Ranking prioritas strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang dan DPL Sitardas No. Unsur Keterkaitan Skor Ranking 1 Melakukan pemantauan terhadap potensi sumberdaya pesisir di Perairan Sitardas secara kontiniu dan terpadu oleh masyarakat dan stakeholder S1,S2,O1, O2,O3 1.72 2 2 Adanya legimitasi dan peraturan serta undang-undang pengelolaan ekosistem terumbu karang melalui DPL di Perairan Sitardas S3,S4,S5, O1,O2 1.45 6 3 Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya terumbu karang melalui LPSTK dan masyarakat lokal melalui community based management S4,S5,O4,O5 1.12 12 4 Peningkatan usaha dan produksi perikanan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan perikanan berwawasan pelestarian sumberdaya yang ada untuk masa yang akan datang S5,O2, O4,O5 1.18 10 5 Mensosialisasikan peraturan tentang tata ruang pesisir kepada setiap stakeholder untuk menghindari konflik dan meningkatkan partisipasi masyarakat S3,S5,T1,T3 1.24 9 6 Melakukan penegakan supremasi hukum termasuk hukum adat untuk pencegahan terjadinya perusakan ekosistem terumbu karang akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan S4,S5,T2,T4 1.18 11 7 Melakukan pembinaan terhadap masyarakat lokal untuk pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pengembangan mata pencaharian alternative S1,S4,S5,T5 1.46 5 8 Melakukan sosialisasi dan pembinaan masyarakat terhadap ekosistem terumbu karang, melalui pembentukan kelompok masyarakat W1,W2, O3,O4 1.42 7 9 Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM aparatur dan stakeholder lainnya dalam pengelolaan sumberdaya ekosistem terumbu karang W1,W2,O2, O3,O4 1.69 3 10 Peningkatan pengawasan terumbu karang bekerjasama dengan pihak-pihak terkait lainnya W3,O1,O2, O3,O4 1.32 8 11 Peningkatan sarana dan prasarana dalam upaya pengelolaan ekosistem terumbu karang W4,O2, O4,O5 0.92 13 12 Meningkatkan peran serta masyarakat lokal dalam Pengelolaan ekosistem terumbu karang W5,O4,O5 0.72 14 13 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi ekosistem terumbu karang secara terpadu dan berkesinambungan W1,W4,T1, T2,T5 1.59 4 14 Adanya upaya peningkatan ekonomi masyarakat dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan masyarakat untuk dapat menciptakan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya pelestarian dan pengelolaan ekosistem terumbu karang melalui program desa binaan COREMAP W1,W2,W5, T3,T4,T5 1.99 1 88 Berdasarkan ranking prioritas strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang DPL Sitardas Kabupaten Tapanuli Tengah, maka dihasilkan 14 strategi. Kemudian ditentukan 10 prioritas untuk pengelolaannya sebagai berikut: 1. Adanya upaya peningkatan ekonomi masyarakat dalam rangka menunjang peningkatan mutu pendidikan masyarakat untuk dapat menciptakan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya pelestarian dan pengelolaan ekosistem terumbu karang melalui program desa binaan COREMAP. 2. Melakukan pemantauan terhadap potensi sumberdaya pesisir di Perairan Sitardas secara kontiniu dan terpadu oleh masyarakat dan stakeholder. 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia SDM aparatur dan stakeholder lainnya dalam pengelolaan sumberdaya ekosistem terumbu karang. 4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi ekosistem terumbu karang secara terpadu dan berkesinambungan. 5. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat lokal untuk pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pengembangan mata pencaharian alternatif. 6. Adanya legimitasi dan peraturan serta undang-undang pengelolaan ekosistem terumbu karang melalui DPL di Perairan Sitardas. 7. Melakukan sosialisasi dan pembinaan masyarakat terhadap ekosistem terumbu karang, melalui pembentukan kelompok masyarakat pengawas. 8. Peningkatan pengawasan terumbu karang bekerjasama dengan pihak-pihak tekait lainnya. 9. Mensosialisasikan peraturan tata ruang pesisir untuk setiap stakeholder untuk menghindari konflik dan meningkatkan partisipasi masyarakat. 10. Peningkatan usaha dan produksi perikanan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan perikanan berwawasan pelestarian sumberdaya yang ada untuk masa yang akan datang. Strategi-strategi tersebut merupakan keputusan yang didesain untuk mencapai tujuan. Strategi dan keputusan tersebut diterjemahkan lagi kedalam keputusan-keputusan teknis guna merealisasikan strategi-strategi yang dibuat untuk jangka panjang. Berdasarkan prioritas strategi analisis faktor-faktor inetrnal 89 dan eksternal yang dihasilkan melalui analisis SWOT, maka secara sistematis ada 3 tiga hal yang menjadi keputusan taktis untuk rekomendasi dalam upaya pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pengembangan Daerah Perlindungan Laut Sitardas, yaitu; 1 Perlu adanya penzonasian ulang Daerah Perlindungan Laut Sitardas; 2 Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum; 3 Melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Perairan Sitardas dan Daerah Perlindungan Laut yang rusak. Selanjutnya hasil keputusan taktis tersebut disusun kembali menjadi keputusan teknis operasional, yaitu keputusan yang berada pada tingkat terbawah yang dimaksudkan untuk mensukseskan keputusan taktis. 1. Penzonasian ulang Daerah Perlindungan Laut Sitardas Berdasarkan kondisi objektif di lapangan adanya open akses ke zona pemanfaataan menyebabkan terbukanya peluang bagi masyarakat nelayan melakukan kegiatan penangkapan ikan yang menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang yang berada di dalam Daerah Perlindungan Laut Sitardas. Adannya zona inti cukup positif dalam upaya perlindungan ekosistem terumbu karang yang ada di dalamnya. Hasil analisis yang dilakukan untuk mencegah agar kerusakan yang lebih besar tidak terjadi, maka perlu adanya penzonasian kembali terhadap zona Daerah Perlindungan Laut Sitardas, dengan melakukan kegiatan antara lain; - Pemasangan kembali batas-batas zona pemanfaatan dan zona inti Daerah Perlindungan Laut Sitardas. - Menutup zona inti secara permanen sebagai core zone untuk bebas dari aktifitas manusia dalam waktu tertentu untuk pemulihan ekosistem terumbu karang di dalamnya. - Memperluas zona inti, berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan zona inti diubah dari stasiun SIT 01 menjadi stasiun SIT 01 dan SIT 02 untuk lebih memprotektif ekosistem terumbu karang dari perusakan. 2. Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum Pengawasan yang dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pengawas Pokmaswas di Perairan Sitardas belum berjalan dengan optimal, hal ini disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana untuk melakukan pengawasan, 90 seperti kapalboat dan alat komunikasi lainnya. Disamping itu luasnya kawasan yang harus diawasi dan masih kurangnya koordinasi dengan aparat penegak hukum menyebabkan lemahnya pengawasan tersebut. Sanksi hukum maupun sanksi sosial bagi orang yang merusak ekosistem terumbu karang di Perairan Sitardas belum tersusun secara jelas. Di sisi lain berdasarkan informasi masyarakat setempat, beberapa kasus perusakan ekosistem terumbu karang akibat penggunaan bom dan pottasium yang telah diserahkan kepada aparat penegak hukum melalui pemerintah Desa Sitardas mengalami jalan buntu. Seringkali pelaku dinyatakan bebas kembali dan belum ada sanksi ataupun proses hukum yang tegas. Kekurang percayaan masyarakat terhadap proses hukum yang ada mengakibatkan terjadinya anarkisme dalam menyikapi pelanggaran dan perusakan ekosistem terumbu karang yang ada, seperti terjadinya pembakaran kapal dan amuk massa terhadap para pelaku. Oleh karena itu, masih perlu adanya koordinasi yang lebih baik dengan aparat penegak hukum dalam penetapan sanksi berdasarkan hukum maupun kekuatan sosial masyarakat serta peraturan desa. Pengawasan dan penegakan hukum adalah hal yang harus dilaksanakan sejalan agar pelanggaran dan perusakan sumberdaya terumbu karang yang ada dapat diminimalisir, upaya yang dapat dilakukan antara lain; - Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap penggunaan alat tangkap yang merusak terumbu karang khususnya bom dan potassium. - Menjalin koordinasi dengan aparat penegak hukum; kepolisian Airud dan angkatan laut dalam melakukan razia. - Penetapan sanksi hukum dan sanksi sosial yang tegas bagi orang yang merusak ekosistem terumbu karang. - Melakukan pengawasan berbasis masyarakat, melalui menara pengawas dan radio komunikasi untuk memantau setiap pelanggaran terhadap Daerah Perlindungan Laut Sitardas. 3. Rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Perairan Sitardas dan Daerah Perlindungan Laut Sitardas Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa terjadi kerusakan ekosistem terumbu karang di Perairan Sitardas dan Daerah Perlindungan Laut Sitardas. Patahan karang rubble ditemukan pada seluruh stasiun penelitian, 91 kemudian juga karang mati dead coral dan endapan lumpur berpasir silt. Kerusakan paling parah adalah pada stasiun BKL 04 yang merupakan area penangkapan ikan oleh nelayan kemudian juga pada stasiun SIT 01 di dalam zona pemanfaatan DPL Sitardas. Hasil pengamatan lapangan kedua stasiun penelitian ini direkomendasikan dijadikan sebagai lokasi rehabilitasi, karena kondisinya yang cukup memprihatinkan dan perlu adanya perbaikan segera. Kegiatan rehabilitasi terumbu karang pada lokasi ini diharapkan dapat meningkatkan persentase tutupan karang sehingga dapat meningkatkan kestabilan ekosistem yang ada didalamnya. Selain itu perbaikan ekosistem ini juga diharapkan mampu meningkatkan sumberdaya ikan didalamnya untuk meningkatkan produksi perikanan nelayan di perairan tersebut. Rehabilitasi yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan maupun sumberdaya terumbu karang yang ada di Perairan Sitardas. Bedasarkan parameter fisika kimia perairan di Perairan Sitardas kondisi suhu, salinitas, kecerahan dan kecepatan arus masih dalam kondisi yang baik yang berarti terumbu karang dapat tumbuh secara optimal. Selain itu rehabilitasi terumbu karang juga harus tetap mempertahankan keanekaragaman hayati sumberdaya terumbu karang itu sendiri, jangan sampai heterogenitas terumbu karang justru menurun dengan adanya rehabilitasi ini. Upaya yang dapat dilakukan berkaitan dengan rehabilitasi terumbu karang tersebut antara lain; - Melakukan transplantasi karang pada lokasi yang telah di rekomendasikan. - Memasang rambu-rambu pada lokasi rehabilitasi tersebut agar jangan terganggu oleh aktifitas nelayan. - Memberikan pelatihan tentang metode transplantasi karang kepada masyarakat untuk memperluas upaya rehabilitasi ekosistem terumbu karang pada kawasan lainnya. Keseluruhan keputusan taktis dengan bentuk implementasi kegiatan langsung di lapangan tersebut adalah merupakan rekomendasi dalam upaya pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pengembangan Daerah Perlindungan Laut Sitardas berdasarkan hasil penelitian ini. 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian ekosistem terumbu karang di Perairan Sitardas diketahui bahwa, kondisi terumbu karang di perairan ini masih dalam kondisi baik. Terjadinya kerusakan terumbu karang terutama disebabkan oleh kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh masyarakat akibat penggunaan jangkar dan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Masyarakat Desa Sitardas sebahagian besar telah menyadari akan pentingnya pengelolaan ekosistem terumbu karang. Kegiatan pengelolaan ekosistem terumbu karang telah di mulai sejak adanya program COREMAP di wilayah ini. Namun sejauh ini pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan pelestarian dan pengelolaan ekosistem terumbu karang masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan masyarakat lokal. Peran serta dan partisipasi masyarakat dalam menjaga, mengawasi, serta mengelola ekosistem terumbu karang di Perairan Sitardas belum terlihat dengan jelas. Sebahagian masyarakat masih mementingkan pemanfaatan sumberdaya yang ada dibandingkan dengan upaya pelestariannya. Dalam upaya pelestarian dan pengelolaan ekosistem terumbu karang perlu adanya pembinaan dan sosialisasi tentang terumbu karang dan manfaatnya kepada masyarakat sekitar, melalui pengembangan community based management. Memberikan pembinaan untuk melakukan mata pencaharian alternatif, agar ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya terumbu karang yang ada tidak semakin besar dan konflik kepentingan untuk pemanfaatannya dapat diminimalisasi. Pengawasan berbasis masyarakat diperlukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian dan pengelolaan ekosistem terumbu karang, serta diperlukan koordinasi yang baik dengan stakeholder untuk penegakan hukum. 93

5.2 Saran