8 tangkap yang merusak, seperti bom dan racun sianida atau biasa disebut
masyarakat dengan nama air mas. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pelestarian dan pengelolaan sumberdaya terumbu karang, minimnya pengawasan
dan koordinasi antara masyarakat dan pihak terkait lainnya serta lemahnya supremasi hukum terhadap peraturan yang telah ditetapkan dalam peraturan Desa
Sitardas untuk pengelolaan DPL Sitardas mengakibatkan kerusakan terus terjadi dari waktu kewaktu hingga saat ini. Kemudian hal ini diperburuk lagi oleh adanya
akitifitas di daratan yang menyebabkan terjadinya sedimentasi menuju perairan laut melalui muara-muara sungai yang ada di Desa Sitardas.
Dengan adanya permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui dan mengkaji kondisi kerusakan terumbu karang di wilayah ini.
Penelitian ini belum memfokuskan bagaimana efektifitas pengelolaan ekosistem terumbu karang Daerah Perlindungan Laut Sitardas, karena bagaimanapun
pembentukan DPL Sitardas baru dimulai pada Oktober 2008, yang berarti belum berjalan 1 satu tahun pada saat penelitian ini dilaksanakan, sehingga efektifitas
pengelolaannya belum terlihat secara jelas dan nyata. Adanya kerusakan yang masih terjadi adalah merupakan dasar dalam melakukan kajian untuk memberikan
saran dan rekomendasi bagi perbaikan upaya pengelolaan yang dapat dilakukan agar kerusakan yang lebih besar dapat dihindarkan.
1.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah adanya degradasi terumbu karang secara kuantitas dan kualitas di Perairan Desa Sitardas.
Desa Sitardas memilki Daerah Perlindungan Laut DPL yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Desa Perdes Nomor: 1 Tahun 2008, pada tanggal 15
Oktober 2008. Kerusakan terumbu karang yang sudah terjadi sejak lama baik secara langsung ataupun tidak langsung mengakibatkan turunnya pendapatan
masyarakat khususnya nelayan di Desa Sitardas. Pendekatan secara ekologis dan pendekatan sosial ekonomi perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kerusakan ekosistem terumbu karang tersebut. Salah satu upaya pengelolaan terumbu karang yang dilakukan adalah dengan pembentukan Daerah Perlindungan
Laut sebagai salah satu wujud dari konservasi sumberdaya. Oleh karena itu perlu adanya kajian untuk perbaikan dan pengelolaan dari waktu ke waktu untuk dapat
9 menentukan rencana strategi pengelolaan terumbu karang serta pengembangan
Daerah Perlindungan Laut agar pemanfaatan sumberdaya perikanan secara lestari dapat berjalan dengan baik. Diagram alir di bawah ini menggambarkan kerangka
pikir pengelolaan terumbu karang di Perairan Sitardas dan Daerah Perlindungan Laut Sitardas Kabupaten Tapanuli Tengah Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pemikiran pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pengembangan Daerah Perlindungan Laut Sitardas.
Pengelolaan sumberdaya terumbu karang akan berhasil apabila didukung oleh keterlibatan aktif masyarakat di sekitarnya dan dukungan dari pemerintah
setempat Adanya pengawasan dan kontrol oleh masyarakat dinilai sangat efektif dalam upaya pengelolaan terumbu karang. Demikian juga halnya dukungan
pemerintah sangat mempengaruhi keberhasilan dari suatu Daerah Perlindungan Terumbu Karang
Pendekatan Ekologi
Pendekatan Sosial Ekonomi
LIPI: 2004, 2007, 2008
Penelitian 2009
Analisis SWOT
Pengelolaan terumbu karang dan Pengembangan
Daerah Perlindungan Laut
Sumberdaya Perikanan Lestari
Perairan Sitardas dan Daerah Perlindungan Laut
Permasalahan: Adanya kerusakan
terumbu karang di Desa Sitardas
Rencana Strategi
10 Laut, karena hal ini akan memberikan pengakuan bagi keberadaan Daerah
Perlindungan Laut. Pengembangan Daerah Perlindungan Laut yang sukses tentunya akan menjamin pemanfaatan sumberdaya laut secara lestari dan
berkelanjutan.
1.4 Tujuan Penelitian