Ikan karang Komunitas Terumbu Karang .1 Karang

66

4.3.3 Ikan karang

Berdasarkan kelompok ikan karang yang terdapat di Perairan Sitardas hasil UVC terbagi dalam kelompok ikan major dari suku, Apogonidae, Pomacentridae, Labridae, Pomacanthidae, Tetraodontidae dan Monacantidae. Kelompok ikan target dari suku, Caesionidae, Acanthuridae, Serranidae, Scaridae, Luthjanidae, Siganidae, Mullidae, Lethrinidae dan Haemullidae. Kemudian kelompok ikan indikator dari suku Chaetodontidae. Komposisi ikan karang berdasarkan kelompok dari data yang diperoleh dalam baseline ekologi Tapanuli Tengah tahun 2004, monitoring ekologi Tapanuli Tengah tahun 2007 dan 2008 untuk 13 stasiun penelitian dibandingkan dengan hasil penelitian Underwater fish Visual Cencus UVC pada 5 stasiun penelitian di Perairan Sitardas Tapanuli Tengah tahun 2009 disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Rerata jumlah individu ikan karang per transek berdasarkan kelompok dari hasil pengamatan tahun 2004, 2007, 2008 dan 2009 Kelompok Tahun 2004 2007 2008 2009 Major 725.00 526.54 2194.15 604.40 Target 119.38 222.23 196.85 55.20 Indikator 12.08 19.77 23.00 21.60 Total 856.46 768.54 2414.00 681.20 Sumber data: COREMAP–LIPI 2004–2008 Hasil penelitian 2009 Kelompok ikan major merupakan yang paling banyak ditemukan selama penelitian. Jumlah frekwensi kehadiran relatif ikan karang pada tahun 2008 untuk 13 stasiun penelitian transek permanen meningkat jauh dari pada tahun-tahun sebelumnya. Hasil pengamatan tahun 2009 untuk 5 stasiun penelitian, jumlah frekwensi kehadiran relatif ikan karang tidak berbeda jauh dibandingkan dengan tahun 2004 dan 2007, kecuali dibandingkan dengan tahun 2008. Perbedaaan jumlah dan komposisi ikan pada tahun-tahun penelitian sebelumnya dengan tahun 2009 adalah merupakan interpretasi kondisi dari biota ikan karang yang terdapat pada masing-masing stasiun penelitian tersebut. Bagaimanapun juga untuk membandingkan jumlah dan jenisnya dari tahun ke tahun agar diketahui penurunan atau peningkatan jumlah dan komposisi ikan karang tersebut belum 67 dapat dilakukan secara konkrit dalam penelitian ini, karena adanya perbedaan stasiun dan data per stasiun yang dibutuhkan tidak tersedia. Jumlah jenis ikan berdasarkan kelompok ikan data tahun 2004, 2007 dan 2008 di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah untuk 13 stasiun penelitian, sedangkan data tahun 2009 adalah untuk 5 stasiun penelitian. Frekwensi relatif kehadiran terbanyak dari sepuluh jenis ikan karang, hasil penelitian tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Sepuluh jenis ikan karang yang memiliki frekwensi kehadiran relatif tertinggi pada stasiun penelitian di Perairan Sitardas 2009 Jenis Kelompok Jumlah Individu Apogon quinquilineatus Major 1385 Neopomacentrus azysron Major 480 Apogon sp. Major 415 Pomacentrus moluccensis Major 315 Amphiprion ocellaris Major 230 Chaetodon colare Indikator 143 Scarus ghoban Target 58 Bodianus axillaris Major 47 Centropyge eibli Major 35 Acanthurus nigricans Target 27 Secara keseluruhan untuk 5 stasiun penelitian di Perairan Sitardas tahun 2009, didominasi oleh ikan dari suku Apogonidae terutama jenis ikan Apogon quinquilineatus sebanyak 1385 individu dan jenis Apogon sp. sebanyak 415 individu. Kemudian diikuti oleh suku Pomacentridae dari jenis Neopomacentrus azysron sebanyak 480 individu, Pomacentrus muluccencis sebanyak 315 individu dan Amphiprion ocellaris sebanyak 230 individu. Kemudian juga ditemukan ikan indikator suku Chaetodontidae meskipun dalam jumlah yang relatif kecil tetapi hampir merata pada semua stasiun penelitian. Ikan indikator ini terbagi dari jenis Chaetodon colare sebanyak 143 individu, Chaetodon vagabundus sebanyak 15 individu, Chaetodon trifasciatus sebanyak 20 individu dan Heniochus monoceros sebanyak 20 individu untuk seluruh stasiun penelitian. Kemudian juga ditemukan jenis-jenis ikan dari suku lainnya dalam jumlah yang relatif kecil, selengkapnya dalam Lampiran 8. 68 Dari hasil UVC yang dilakukan untuk ikan karang diketahui, jenis Apogon quinquilineatus adalah merupakan jenis yang paling sering dijumpai selama pengamatan, dimana jenis ini berhasil dijumpai di semua stasiun dengan frekuensi relatif kehadiran berdasarkan jumlah stasiun yang diamati 40.66. Kemudian diikuti Neopomacentrus azysron dengan frekuensi relatif kehadiran 14.09, Apogon sp. dengan frekuensi relatif kehadiran 12.18. Sedangkan jenis-jenis ikan karang lainnya dijumpai kurang dari 10 untuk rerata perstasiun dari seluruh stasiun penelitian. Ikan karang dari suku Apogonidae diketahui mendominasi perairan pada stasiun penelitian SIT 01, SIT 02, SIT 03 dan UNG 04 dengan persentase jumlah jenis 45.30 sampai 68.51, kemudian pada stasiun penelitian BKL 04 didominasi oleh ikan karang suku Pomacentridae sebesar 29.85. Hasil pengamatan UVC untuk persentase jumlah individu ikan karang berdasarkan suku pada masing-masing stasiun penelitian di Perairan Sitardas tahun 2009 di sajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Jumlah ikan karang untuk masing-masing suku pada stasiun penelitian di Perairan Sitardas tahun 2009 Suku Jumlah Individu Jumlah SIT 01 SIT 02 SIT 03 BKL 04 UNG 05 Individu Apogonidae 520 415 525 75 265 1800 Pomacentridae 160 235 325 100 205 1025 Labridae 13 29 12 43 23 120 Chaetodontidae 11 26 36 15 20 108 Chaesionidae 10 20 38 20 30 118 Acanthuriidae 6 6 17 5 34 Pomacanthidae 15 32 19 66 Serranidae 3 2 5 7 17 Scaridae 7 13 7 39 11 77 Luthjanidae 3 8 11 Siganidae 2 2 Tetraodontidae 1 3 4 Mullidae 5 5 Lethrinidae 6 6 Haemullidae 6 6 Monacanthidae 2 5 7 69 Dari hasil pengamatan seluruh stasiun diketahui perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator untuk seluruh stasiun adalah 3022 : 276 : 108 atau sama dengan 28 : 3 : 1 Tabel 8. Tabel 8 Perbandingan jumlah individu ikan major, ikan target dan ikan indikator pada masing-masing stasiun penelitian KELOMPOK JumlahStasiun ind Jumlah SIT 01 SIT 02 SIT 03 BKL 04 UNG 05 ind Major 708 714 862 226 512 3022 Target 40 42 47 94 53 276 Indikator 11 26 36 15 20 108 Sedangkan untuk persentase kehadiran kelompok ikan karang didominasi oleh kelompok ikan major dengan rerata persentase kehadiran 86.16, kemudian ikan target sebesar 10.55 sedangkan ikan indikator yang merupakan indikator bagi kesehatan terumbu karang hanya 3.30. Adanya perbedaan komposisi ikan karang berdasarkan kelompok pada masing-masing stasiun penelitian selama pengamatan adalah merupakan gambaran variasi kondisi lingkungan habitatnya. Menurut Tamimi et al. 1993 dari hasil pengamatan distribusi ikan karang di Perairan Pulau Sekapal dan Pantai Belebuh, Lampung Selatan diketahui bahwa distribusi spasial ikan-ikan karang ditentukan oleh karakteristik habitat dan interaksi ikan-ikan itu sendiri. Distribusi spasial beberapa jenis ikan secara nyata dapat dideterminasi oleh karakteristik habitat tertentu. Karakteristik yang paling berperan dalam distribusi ini secara berurutan adalah arus, kecerahan, suhu air dan kedalaman. Disamping itu, terlindung atau tidaknya habitat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pula distrbusi spasial. Persentase kehadiran relatif suku ikan karang pada stasiun penelitian disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Persentase kelompok ikan karang pada stasiun penelitian KELOMPOK Persentase SIT 01 SIT 02 SIT 03 BKL 04 UNG 05 Major 93.28 91.30 91.22 67.46 87.52 Target 5.27 5.37 4.97 28.06 9.06 Indikator 1.45 3.32 3.81 4.48 3.42 70 Persentase jumlah ikan major tertinggi ditemukan pada stasiun SIT 01 sebesar 93.28, kemudian stasiun SIT 02 sebesar 91.30 dan stasiun penelitian SIT 03 sebesar 91.22. Ketiga stasiun penelitian ini merupakan kawasan DPL, sehingga dapat disimpulkan adanya DPL berpengaruh positif terhadap kelimpahan ikan. Sementara itu pada stasiun penelitian BKL 04 diperoleh persentase jumlah ikan major sebesar 67.46 dan pada stasiun penelitian UNG 05 diperoleh 87.52. Persentase jumlah ikan pada kedua stasiun ini lebih rendah dibandingkan dengan tiga stasiun lainnya, karena kedua stasiun ini tidak masuk kedalam zona DPL, dimana intensitas penangkapan ikan sangat tinggi. Untuk kelompok ikan target yang ditemukan komposisinya cukup bervariasi pada masing-masing stasiun penelitian. Persentase tertinggi terdapat pada stasiun penelitian BKL 04 sebesar 28.06, Demikian pula halnya dengan kelompok ikan indikator, meskipun jumlahnya kecil tetapi menyebar hampir merata pada masing-masing stasiun penelitian, persentase tertinggi terdapat di stasiun BKL 04 sebesar 4.48. Kondisi perairan yang lebih jernih dan tutupan karang yang masih baik menjadikan tempat ini sebagai habitat bagi ikan. Seperti hasil penelitian yang dipelajari oleh Choat dan Bellowed 1991, bahwa interaksi antara ikan karang dengan terumbu karang sebagai habitat, terbagi atas tiga hubungan yang berbentuk umum yaitu; a interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator atau pemangsa terutama bagi ikan-ikan muda, b interaksi dalam mencari makan yang meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang termasuk algae, c interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang, kondisi hidrologi dan sedimen. Sedangkan menurut Nybakken 1992 interakasi ikan karang yang terjadi dalam ekosistem terumbu karang meliputi; 1. Pemangsaan; dimana ada dua kelompok ikan karang yang secara aktif memakan koloni-koloni karang, yaitu species yang memakan polip-polip karang, antara lain Tetraodontidae, Monacanthidae, Balistidae dan Chaetodontidae. Kemudian sekelompok ikan multivora omnivora yang memindahkan polip karang untuk mendapatkan alga di dalam kerangka karang atau berbagai invertebrata yang hidup dalam lubang karang, antara lain Acanthuridae dan Scaridae. 71 2. Grazing; dilakukan oleh ikan-ikan famili Siganidae, Pomacentridae, Acanthuridae dan Scaridae. Hasil pengamatan pada stasiun penelitian umumnya ikan karang berinteraksi dengan terumbu karang sebagai habitat atau tempat berlindung, kebanyakan ikan ditemukan pada karang atau celah-celah karang. Jarang sekali ditemukan ikan melakukan aktifitas mencari makan ataupun memakan koloni karang dan alga. Persentase kehadiran relatif ikan karang berdasarkan suku pada masing-masing stasiun penelitian disajikan pada histogram Gambar 15. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 SIT 01 SIT 02 SIT 03 BKL 04 UNG 05 P E R S E N T A S E STASIUN Apogonidae Pom acent ridae Labridae Chaet odont idae Chaesionidae Acant huriidae Pom acant hidae Serranidae Scaridae Lut hjanidae Siganidae Tet raodont idae M ullidae Let hrinidae Haem ullidae M onacant hidae Gambar 15 Persentase kehadiran relatif suku ikan karang pada stasiun penelitian Untuk mengetahui kondisi ikan karang hasil pengamatan metode UVC pada masing-masing stasiun penelitian berdasarkan frekwensi kehadiran relatif ikan persuku disajikan pada peta Gambar 16. Gambar 16 Peta persentase kehadiran relatif ikan karang pada stasiun penelitian di perairan Sitardas Kabupaten Tapanuli Tengah Sumber: Basemap Terumbu Karang Kabupaten Tapanuli Tengah. COREMAP–LIPI 2009 73 Kelimpahan ikan hasil pengamatan UVC pada stasiun penelitian pada stasiun pengamatan di tampilkan dalam Tabel 10. Tabel 10 Kelimpahan ikan pada masing-masing stasiun penelitian di Perairan Sitardas 2009 Stasiun Jumlah Individu Luas Transek Kelimpahan ekor m2 Ind100 m 2 SIT 01 759 350 217 SIT 02 782 350 223 SIT 03 945 350 270 BKL 04 334 350 95 UNG 05 385 350 110 Kelimpahan ikan karang merupakan interpretasi jumlah jenis ikan yang ditemukan pada stasiun penelitian. Semakin banyak jumlah individu maka semakin tinggi kelimpahan ikan tersebut. Seperti halnya pembahasan persentase jumlah ikan pada masing-masing stasiun penelitian, sama dengan bagaimana kondisi kelimpahan ikan pada masing-masing stasiun penelitian.

4.4 Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat