Penelitian Terdahulu Estimasi Nilai Willingness to Pay dan Identifikasi Perilaku Ekonomi Petani Ikan Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Waduk Cirata Zona Cianjur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja karena Waduk Cirata di daerah Cianjur merupakan waduk dengan daerah terluas Waduk Cirata dengan jumlah KJA 21.500 petak KJA dan dapat mewakili keadaan KJA yang terdapat di Waduk Cirata secara keseluruhan karena kondisi KJA yang berada di Waduk Cirata cenderung homogen. Proses pengumpulan data baik data primer maupun sekunder dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari bulan Oktober sampai Desember tahun 2013.

4.2 Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh dilakukan berdasarkan metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pertimbangan dalam penentuan contoh adalah petani ikan KJA yang benar-benar melakukan aktifitas dan memanfaatkan Waduk Cirata di Zona Cianjur dikarenakan daerah tersebut juga terdapat banyak KJA yang dapat mewakili keadaan setiap unit KJA baik jumlah maupun keadaan fisik KJA serta terdapat KJA yang sudah tidak terpakai. Jumlah responden untuk penelitian yang bertujuan mengestimasi nilai WTP sebanyak ≥ 30 responden Whitehead 2006. Pada penelitian ini responden yang digunakan sebanyak 60 petani ikan KJA yang melakukan kegiatan budidaya ikan air tawar dan mengetahui kondisi KJA miliknya di Waduk Cirata. Petani ikan KJA tersebut yang mewakili karakteristik yang diperlukan yaitu tingkat usia, pendidikan, jumlah tanggungan, lama profesi, status keanggotaan organisasi, pendapatan, jumlah KJA yang dimiliki, dan persepsi petani ikan KJA mengenai keadaan lingkungan serta motif yang mendasari petani bersedia membayar di Waduk Cirata.

4.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani ikan KJA di Waduk Cirata Zona Cianjur. Data yang dibutuhkan meliputi karakteristik responden, persepsi responden terhadap kondisi lingkungan, dan data perekonomian responden. Alat survei yang digunakan dalam penelitian merupakan kuesioner yang memberikan deskripsi mengapa responden seharusnya membayar untuk pengelolaan perbaikan kualitas perairan Waduk Cirata, motif yang mendasari pembayaran dari responden, karakteristik dan persepsi responden mengenai keadaan Waduk Cirata. Data sekunder diperoleh dari buku referensi, internet, dan pihak-pihak yang berkaitan seperti Badan Pengawas Waduk Cirata BPWC, Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Waduk Cirata, dan PT. Pembangkit Jawa-Bali PJB Unit Pelayanan Cirata.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mengestimasi besarnya WTP petani ikan KJA, faktor-faktor yang mempengaruhi WTP, perilaku petani ikan KJA dilihat dari persepsi terhadap kondisi lingkungan, produktifitas KJA, dan motif yang mendasari pembayaran. Besarnya nilai WTP diestimasi dengan metode CVM, faktor-faktor yang mempengaruhi WTP dianalisis melalui regresi logistik, motif pembayaran oleh petani ikan KJA, dan persepsi petani mengenai keadaan lingkungan Waduk Cirata diidentifikasi dengan analisis deskriptif.

4.4.1 Contingent Valuation Method CVM

Contingent Valuation Method CVM merupakan metode langsung penilaian ekonomi melalui pertanyaan kemauan membayar seseorang Willingness to Pay = WTP. Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai ekonomi non guna, nilai yang hilang akibat kerusakan lingkungan, maupun penentuan nilai ekonomi dalam rangka perlindungan keanekaragaman hayati Fauzi 2014. CVM digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi yang diberikan masyarakat pemanfaat Waduk Cirata khususnya petani ikan KJA digunakan analisis WTP yang akan diestimasi dengan menggunakan metode CVM. Menurut Hanley dan Spash 1993 tahapan dalam menentukan nilai WTP adalah sebagai berikut : 1 Membuat Pasar Hipotetik Pasar hipotetik dibuat atas dasar menurunnya kualitas air waduk sebagai media hidup ikan Waduk Cirata Zona Cianjur. Kualitas air di Waduk Cirata telah tercemar baik karena limbah bawaan dari hulu, sampah, maupun sisa pakan ikan dari kegiatan petani KJA Waduk Cirata. Dalam melihat nilai yang diberikan pemanfaat waduk untuk perbaikan kualitas air, maka dibuatlah suatu pasar hipotetik yang dibuat berdasarkan skenario berikut : Pasar hipotetik : Waduk Cirata merupakan salah satu waduk besar di Jawa Barat dengan total luas 6.200 Ha. Waduk Cirata memiliki fungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA, budidaya perikanan, pariwisata dan penampung air. Saat ini, kondisi lingkungan Waduk Cirata telah mengalami pencemaran air yang cukup serius yang diakibatkan oleh pencemaran Sungai Citarum dan kegiatan budidaya perikanan dengan sistem Keramba Jaring Apung KJA. Pencemaran ini telah menyebabkan banyak kerugian, antara lain : penurunan kualitas air dan penurunan produktivitas sektor perikanan yang mengakibatkan kerugian pada petani ikan KJA. Kerugian tersebut dapat diatasi dengan melakukan tindakan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan tersebut menimbulkan biaya tersendiri bagi pengelola Waduk Cirata. Namun, hal tersebut sangat perlu dilakukan agar tercipta kegiatan budidaya perikanan yang berkelanjutan bagi petani KJA di Waduk Cirata. Berdasarkan pasar hipotetik yang telah dipaparkan, apakah responden bersedia melakukan pembayaran untuk perbaikan kualitas air di Waduk Cirata? a Saat terjadi upwelling b Saat dalam keadaan normal Gambar 4 Kondisi KJA di Waduk Cirata 2 Mendapatkan Penawaran Besarnya WTP Survei dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden. Teknik yang digunakan dengan metode single bounded dichotomous choice yaitu menawarkan nilai tertentu pada petani ikan KJA. Nilai yang ditawarkan hanya satu untuk setiap petani ikan KJA , kemungkinan pilihannya hanya dua yaitu “ya” atau “tidak”. Penentuan nilai penawaran berdasarkan survei yang telah dilakukan terlebih dahulu dan didapatkan empat tipe nilai bidding, yaitu Rp 15.000, Rp 25.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000 yang ditawarkan pada 60 petani ikan KJA berbeda dengan kelas bid berbeda. Terdapat 15 responden untuk masing-masing kelas bid yang ditentukan secara acak. 3 Mengestimasi Nilai Rata-rata WTP EWTP EWTP dapat diduga dengan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi jumlah responden dengan rumus : EWTP = - � � ........................................................................................................1 Dimana : EWTP : Nilai rata-rata WTP α : Konstanta δ : Koefisien Bid 4 Mengagregatkan Data Data dijumlahkan dimana nilai rata-rata permintaan dikonversikan terhadap populasi yang ditunjuk. Maka nilai total WTP adalah : TWTP = EWTP.Ni …………………………………………………………… 2 Dimana : TWTP : Total WTP EWTP : Nilai rata-rata WTP Ni : Populasi

4.4.2 Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan salah satu bagian dari analisis regresi untuk memprediksi probabilitas suatu kejadian. Regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi karena variabel tak bebas dalam regresi logistik merupakan variabel dummy sehingga residualnya tidak memerlukan pengujian tersebut. Uji multikolinearitas yang melibatkan variabel bebas dapat digunakan uji G goodness of fit test Hosmer 2000. Analisis faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar dilakukan dengan analisis logistik, dimana variabel Y merupakan kesediaan membayar, dan variabel X yang menjelaskan adalah faktor-faktor yang mempengaruhinya dilihat dari karakteristik responden. Usia, lama bekerja, pendidikan, tingkat pendapatan diduga berpengaruh positif terhadap kesediaan membayar dari pemanfaat untuk kelestarian kualitas air waduk, sedangkan jumlah KJA yang dimiliki petani dan nilai bid diduga berpengaruh negatif terhadap kesediaan membayar. Usia berpengaruh positif karena diduga semakin tingginya tingkat usia petani ikan KJA, maka pengetahuan akan kondisi Waduk Cirata lebih banyak dan baik. Lama bekerja berpengaruh positif terhadap kesediaan menjaga kualitas air karena semakin tercemar perairan waduk, maka membawa dampak buruk yang lebih besar pada keberlanjutan pekerjaannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka masyarakat semakin paham akan dampak yang akan terjadi pada pekerjaaannya dan pemahamannya mengenai pencemaran lingkungan. selanjutnya tingkat pendapatan yang tinggi membuat petani ikan KJA lebih bersedia membayar untuk perbaikan kualitas air waduk yang akan membawa dampak baik pada pekerjaannya. Jumlah KJA yang dimiliki petani ikan berpengaruh negatif terhadap kesediaan membayar, karena semakin banyak KJA yang dimiliki maka pembayaran akan semakin besar pula sehingga diduga petani lebih keberatan untuk membayar lebih mahal. Nilai bid diduga bernilai negatif karena semakin sedikit atau kecil nilai pembayaran maka petani lebih sanggup membayar untuk perbaikan kualitas lingkungan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi WTP responden petani ikan KJA. Model yang digunakan adalah persamaan regresi logistik. Persamaan regresi logistik nilai WTP dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : L i = β + β 1 U i + β 2 Pi + β 3 Ti + β 4 Li + β 5 Ki + β 6 Ii + β 7 Bi + Ɛi ……………..……3 dimana : WTPi = Nilai WTP responden ke i Rpunit KJAtahun β = Intercept β … β 7 = Koefisien Regresi U = Usia tahun P = Pendidikan tahun T = Jumlah Tanggungan orang L = Lama Berprofesi tahun K = Jumlah KJA Unit I = Pendapatan Rp B = Nilai Bid Rp i = Responden ke i i = 1,2,3,…..,n n untuk data sampel atau contoh, sedangkan N untuk data populasi Ɛ = Galat atau error Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan uji wald untuk menguji kecocokan koefisien yang merupakan uji univariat terhadap setiap koefisien regresi logistik Rosadi 2011 dan uji G untuk melihat peran variabel bebas secara bersamaan Hosmer 2000.

4.4.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi petani ikan KJA terhadap perubahan lingkungan yang terjadi dan perubahan produktifitas ikan serta motif yang mendasari pembayaran oleh petani ikan KJA. Analisis terhadap suatu nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel satu dengan variabel lainnya Sugiono 2004. Penelitian deskriptif bermaksud mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, sehingga tujuan analisis deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai sifat populasi atau daerah tertentu Arikunto 2005. Variabel yang digunakan dalam analisis deskriptif dapat dibedakan atas kualitatif dan kuantitatif. Data dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu data nominal, ordinal, interval, dan ratio. Penelitian ini mengidentifikasi Persepsi petani mengenai keadaan lingkungan dan produktivitas ikan KJA di Waduk Cirata juga dikaji untuk