Sebanyak 50 petani bersedia membayar untuk perbaikan kualitas air yang terdapat di Waduk Cirata. Terdapat 47 bersedia membayar dengan motif
peningkatan produktifitas KJA yang dapat meningkatkan pendapatan petani ikan KJA. Kedua hal ini saling berkaitan karena untuk meningkatnya produktifitas
KJA memerlukan kualitas air yang baik, sedangkan dengan membaiknya kualitas air Waduk Cirata dapat meningkatkan produktifitas petani ikan KJA. Pengelolaan
yang lebih baik menjadi motif sebanyak 3 petani dan tidak ada petani yang menginginkan pembatasan jumlah KJA meskipun mereka menyadari bahwa KJA
yang terdapat di Waduk Cirata sudah sangat berlebihan. Pengelolaan yang lebih baik yang dimaksudkan dalam 3 jumlah petani ikan ini merupakan pengelolaan
terhadap tata ruang KJA di Waduk Cirata yang perlu dibuat jalur agar Waduk Cirata lebih tertata. Pembuatan jalur dan perapian KJA oleh pengelola ini
diharapkan agar dapat memperbaiki jalur oksigen bagi ikan yang dibudidayakan di KJA Waduk Cirata sehingga dapat memperkecil peluang terjadinya kematian
ikan yang dapat merugikan petani ikan KJA di Waduk Cirata. Tidak terdapat petani ikan KJA yang memiliki motif pembayaran untuk
pembatasan jumlah KJA meskipun sebanyak 80 petani ikan berpandangan perlu adanya peraturan. Namun, sebanyak 75 petani menyadari bahwa jumlah KJA
sudah berlebihan, peraturan yang dimaksud oleh petani bukan pembatasan jumlah KJA. Hal ini dikarenakan meski petani mengetahui bahwa KJA turut
berkontribusi pada perubahan kualitas lingkungan air waduk, tetapi petani juga bergantung pada keberadaan KJA yang terdapat di Waduk Cirata.
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Mayoritas petani ikan KJA di Waduk Cirata Zona Cianjur merasakan
terjadinya pencemaran dan menyadari bahwa pencemaran yang terjadi merupakan kontribusi dari keberadaan KJA itu sendiri. Selain itu, petani
juga merasakan terjadi perubahan produktivitas ikan di usaha perikanannya, hasil panen menurun, waktu produksi lebih lama, tingkat
kematian ikan meningkat, kulitas hasil panen juga menurun, dan dengan kecenderungan pemberian pakan 46,67 tetap.
2. Nilai
EWTP petani
ikan KJA
yang didapatkan
sebesar Rp30.321,22unittahun atau sama dengan Rp 7.580,305petaktahun. Hal
ini menunjukkan petani ikan KJA mau membayar untuk dilakukannya perbaikan kualitas air di Waduk Cirata.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar petani ikan KJA
untuk perbaikan kualitas air di Waduk Cirata dipengaruhi oleh tingkat usia, jumlah tanggungan, lama berprofesi sebagai petani ikan, pendapatan,
jumlah unit KJA yang dimiliki, dan nilai bid yang ditawarkan. Setelah diolah dengan regresi logistik, didapatkan bahwa hanya terdapat satu
variabel yang tidak signifikan yaitu pendidikan. Tingkat pendidikan tidak signifikan karena petani ikan KJA tidak mempelajari mengenai perikanan
sebelumnya, tetapi lebih mengandalkan pengalaman. 4.
Motif yang mendasari petani ikan KJA bersedia membayar yaitu selain untuk perbaikan kualitas air waduk, dan peningkatan produktivitas ikan
KJA. Kualitas air yang baik dibutuhkan agar dapat menghasilkan produktivitas ikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kedua hal ini saling
berkaitan.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai keadaan lingkungan di Waduk Cirata Zona Cianjur, maka peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut: 1.
Pihak pengelola Waduk Cirata agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan waduk, perlu adanya pengaturan jalur KJA di Waduk Cirata,
sehingga sirkulasi oksigen pada ikan yang dibudidayakan lebih baik dan mengurangi timbulnya banyak penyakit yang menyebabkan kematian pada
ikan. 2.
Nilai kesediaan membayar dari petani ikan KJA dapat dijadikan sebagai acuan untuk pendanaan perbaikan kulitas air di Waduk Cirata maupun
sebagai penetapan nilai disintensif bagi pengusaha yang ini budidaya di Waduk Cirata.
3. Sosialisasi mengenai kondisi lingkungan waduk dan dampak dari
pemberian pakan berlebih pada ikan kepada petani ikan KJA. 4.
Penelitian selanjutnya di Waduk Cirata dapat mengestimasi harga dasar ikan dan pengelolaan Waduk Cirata yang lebih baik dan efektif.
5. Penelitian selanjutnya dapat mengestimasi harga dasar ikan pada petani
ikan KJA agar surplusnya seimbang mengingat harga pakan yang semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Alberini, A, Zanatta, V, dan Rosato, P. 2005. Combining Actual and Contingentt Behaviour to Estimate the Value of Sport Fishing in the Lagoon of
Venice. Ecological Economics 61 2-3. 530-41. Amien, H.M. 2008. Kajian Kandungan Logam Berat Timbal dan Zeng Pada Air,
Sedimen, dan Makrozoobentos Di Perairan Waduk Cirata, Provinsi Jawa Barat. [Tesis]. Bogor ID: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Anna, S. 2007. Nilai Ekonomi Sumber Daya. Modul Pelatihan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam. Departemen Ekonomi Sumber Daya, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor. Argesti, A. 2002. Categorical Data Analysis. New York: Wiley Interscience.
Ariestamaya, I. 2012. Ekologi Perairan Waduk. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Purwokerto.
Arioyoso. 2009. http:statistik4life.com200912regresi-logistik.html Arikunto, S. 2005. Penelitian Deskriptif Analisis : Berorientasi Pemecahan
Masalah. Jakarta. Beveridge. 1984. Cage and Pen Fish Farming : Carriyng Capacity Models and
Environmental Impact. FAO Fish.Tech.Pap. 255 : 131p. [BPWC] Badan Pengelola Waduk Cirata. 2011. Laporan Tahunan Badan
PengelolaanWaduk Cirata 2010. Bandung Barat: BPWC. [BPWC] Badan Pengelola Waduk Cirata. 2012. Laporan Potensi Lestari Keramba
Jaring Apung Di Waduk Cirata Jawa Barat. Bandung Barat: BPWC. [BPWC] Badan Pengelola Waduk Cirata. 2013. Laporan Kondisi Perairan Di
Waduk Cirata Jawa Barat. Bandung Barat: BPWC. Costanzo, Archer, Aronson, dan Pettigrew. 1986. Energy Conservation Behavior:
The Difficult Path From Information to Action. American Pysichologist 41: 521-528.
Ekonomikro. 2011. http:ekonomikro.com201109tindakan-motif-dan-prinsip- ekonomi.html
Fariyanti, A. 2008. Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Sayuran dalam Menghadapi Resiko Produksi dan Harga Produk Di Kecamatan
Pandeglang Kabupaten Bandung. [Disertasi]. Bogor ID: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fauzi, A. 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. IPB Press. Bogor.
Hanley, N dan C. L. Spash. 1993. Cost Benefit Analysis and Environmental. Edward
Elgar Publishing. England. Hosmer, D.W. 2000. Applied Logistic Regression. New York; John Wiley
Sons. [KLH] Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Pemanfaatan Waduk.
[KLH] Kementrian Lingkungan Hidup. 2007. Manfaat Sosio Ekonomis Waduk. Kotchen. 1999. Environmental Attitudes, Motivations, and Contingentt Valuation
of Nonuse Values : A Case Study Involving Endangered Species. Ecological Economics. Elsevier Science.
Laporan Hasil Tangkap Nelayan di PU Cirata Kab. Cianjur KUB Sukarasa Perdana Tahun 2013.
Lukman. 2001. Hubungan Antara Kecepatan Aliran dan Karakteristik Organik Sedimen Dengan Populasi Tubificidae Di Inlet Waduk Cirata. [Tesis].
BogorID: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. McFadden, D. 1999. Rationality for Economists? Journal of Risk and
Uncertainty. 19: 73-105. Mitchell, R and Carson R. 1989. Using Surveys to Value Public Goods : the
Contingentt Valuation Method Washington DC [US]: Resouces for the Future.
Novianty. 2013. Estimasi Willingness to Pay WTP Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. [Skripsi].
Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Odum, E.P. 1996. Dasar
– Dasar Ekologi. Alih Bahasa. Cahyono,S. FMIPA IPB. Gadjah Mada University Press. 625p.
[PJB] Pembangkit Jawa Bali. 2007. Laju Sedimentasi Cirata. Bandung: PJB. Perkasa. 2010. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay
Masyarakat Akibat Pencemaran air Tanah. [Skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Radityo, R. 2012. Dampak Ekonomi Pencemaran Air terhadap Perikanan Budidaya Sistem Keramba Jaring Apung KJA di Waduk Cirata,
Kabupaten Bandung Barat. [Skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Rosadi, D. 2011. Analisis Ekonometrika dan Runtun Waktu Terapan. Yogyakarta. Samin, B. 2003. Ekonomi Sumberdaya Air dan Manajemen Pengembangan
Sektor Air Bersih Bagi Kesejahteraan Publik. Crescent. Bogor. Shrogen, J. 2012. Behavioural Economics and Environmental Incentives, OECD
Environment Working Papers. No.49. OECD Publishing. SK Gubernur Jawa Barat No.39 Tahun 2000. Baku Mutu Peruntukan Air Waduk
Cirata.