Analisis Deskriptif Metode Pengolahan dan Analisis Data

kotoran ikan yang masuk ke perairan Waduk Cirata. Pakan yang diberikan sebanyak 60 akan dikonsumsi oleh ikan mas, 35 dikonsumsi oleh ikan nila, dan sisa 5 pakan akan terbuang ke perairan waduk. Probabilitas perlakuan sisa pakan ikan tersebut di perairan: dimakan oleh ikan di luar KJA, terlarut, terdekomposisi, dan tersedimentasi BPWC, 2013. Berdasarkan pemantauan di Waduk Cirata, terlihat banyak sekali sampah yang terdapat di daerah waduk baik yang terbawa dari hulu sungai maupun yang dihasilkan oleh pemanfaat di Waduk Cirata sendiri. Terdapat daerah pembersihan sampah yang dikelola oleh Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Daerah Pembersihan Sampah Waduk Cirata Sub DAS Luas m 2 Intake - Bendungan 840.000 Cicendo 300.500 Citarum Cimeta 681.250 Cisokan Cibiuk 1.127.500 Cibalagung - Ciangsana 487.500 Cikundul - Cigede 255.000 Sumber : BPWC 2011 Tidak hanya limbah sampah yang banyak tergenang di Waduk Cirata, tetapi juga terdapat limbah sisa pakan dari petani KJA dalam jumlah besar yang mengakibatkan air waduk menjadi sangat subur sehingga menimbulkan tumbuhnya gulma eceng gondok yang berlebih. Berdasarkan pemantauan oleh BPWC tahun 2011 didapatkan hasil yang menunjukkan kualitas air bagi peruntukan air baku air minum tergolong buruk, bagi peruntukan perikanan juga tergolong buruk, sedangkan bagi peruntukan PLTA masih tergolong baik dengan menggunakan parameter tertentu berdasarkan tiap golongan.

5.4 Petani Ikan KJA

Pemanfaatan Waduk Cirata sebagai tempat usaha budidaya ikan oleh masyarakat baik yang terkena dampak maupun yang tidak terkena dampak genangan sangat besar. Pemanfaatan waduk sangat berpengaruh pada perekonomian warga sebagai mata pencaharian maupun pada kualitas air di Waduk Cirata. Pemanfaatan oleh petani ikan KJA Waduk Cirata termasuk pemanfaatan terbesar bagi warga sekitar. Rekapitulasi data sensus dapat dilihat pada Lampiran1. Terdapat sebanyak 51.481 petak jumlah KJA di Waduk Cirata untuk semua zona yaitu Purwakarta, Bandung Barat, dan Cianjur. Cianjur merupakan zona dengan jumlah KJA terbanyak yang mencapai 22.800 petak KJA pada tahun 2000 dan pada tahun 2012 sebanyak 21.500 petak KJA. 5.4.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Ikan Waduk Cirata Karakteristik umum responden di daerah Waduk Cirata diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden yang merupakan petani ikan yang memiliki usaha budidaya KJA di Waduk Cirata. Karakteristik umum responden ini dijelaskan dari beberapa variabel yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, daerah asal, jumlah tanggungan keluarga, lama berprofesi petani ikan KJA, status keterlibatan dalam organisasi setempat, dan tingkat pendapatan petani ikan KJA. Karakteristik petani ikan Waduk Cirata Zona Cianjur disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik Petani Ikan KJA Waduk Cirata Karakteristik Jumlah Orang Persentase Jenis Kelamin : Pria 60 100,00 Wanita 0,00 Total 60 100,00 Usia : 25 4 6,67 2635 17 28,33 3645 13 21,67 4555 19 31,66 55 7 11,67 Total 60 100,00 Pendidikan : tidak tamat sekolah 3 5,00 SD 43 71,67 SMP 2 3,33 SMA 9 15,00 DiplomaS1Sederajat 3 5,00 Total 60 100,00 Tabel 6 Lanjutan Karakteristik Jumlah Orang Persentase Penduduk : Asli 33 55,00 Pendatang 27 45,00 Total 60 100,00 Jumlah Tanggungan : – 2 28 46,67 3 – 5 30 50,00 6 2 3,33 Total 60 100,00 Lama Profesi : 5 18 30,00 6 – 10 23 38,33 11 – 15 9 15,00 16 – 20 7 11,67 20 3 5,00 Total 60 100,00 Status Organisasi : Bergabung 6 10,00 Tidak 54 90,00 Total 60 100,00 Pendapatan : 2.500.000 4 6,67 2.500.000 ≥ 5.000.000 29 48,33 5.000.001 ≥ 7.500.000 14 23,33 7.500.001 ≥ 10.000.000 11 18,33 10.000.000 2 3,33 Total 60 100,00 Petani ikan KJA merupakan pemanfaat waduk yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan di Waduk Cirata. Petani ikan pemanfaat Waduk Cirata didominasi oleh laki-laki dengan usia sebagian besar berkisar antar 45 sampai 55 tahun sebanyak 31,66, hal ini dikarenakan pemanfaat waduk yaitu petani ikan KJA didominasi oleh kepala keluarga dan sebagai pekerjaan utama untuk memperoleh pendapatan. Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat pendidikan terakhir terbanyak pada tingkat SD yaitu sebanyak 71,67 dan sebanyak 5 tidak sekolah, sisanya SMP dan diplomasederajat berturut-turut sebesar 15 dan 5.