Dichotomous Choice CVM Contingent Valuation Method CVM

pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu : a. Tindakan ekonomi rasional, yaitu setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian. b. Tindakan ekonomi irrasional, yaitu setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian. Terdapat hubungan dalam perilaku ekonomi dengan ekonomi lingkungan. Hubungan antara perilaku ekonomi dan ekonomi lingkungan ini mendatangkan beberapa pertanyaan yang diantaranya mengenai pengukuran nilai dan kemampuan meningkatkan kemakmuran. Hal ini berkaitan dengan teori pilihan rasional dan memiliki batasan-batasan yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Batasan dan Keterkaitan Behavioral Economics vs Environmental Economics Pertanyaan Ekonomi Lingkungan Teori Pilihan Rasional Batasan Rasionalitas Batasan Self- interest Batasan Kekuatan Dapatkah kita mengukur nilai? Teori permintaan Teori kesejaheraan Ukuran surplus Nilai guna dan non guna Konteks preferensi bebas Konteks preferensi terikat efek endowmen formasi preferensi bias titik awal bias informasi Preferensi sosial Masalah komitme n Dapatkah kita meningkatkan kemakmuran secara keseluruhan? Perdagangan Pertumbuhan Produktifitas Inovasi Pasar modal Pasar kredit Harga asset Manipulasi bias konservasi penangguhan - - Sumber : Shogren 2012 Tabel 2 menjelaskan mengenai keterkaitan serta batasan dari pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku ekonomi dan ekonomi lingkungan. Terdapat beberapa pertanyaan mengenai ekonomi perilaku dan lingkungan berkaitan dengan pengukuran nilai dan tingkat kemakmuran secara keseluruhan. Beberapa teori pilihan rasional dapat menjelaskan pertanyaan tersebut dengan batasan- batasan tertentu, diantaranya: batasan rasionalitas, batasan self-interest, dan batasan kekuatan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu terkait dengan Waduk Cirata dilakukan oleh Widiastuti pada tahun 2013 yang mengestimasi kerugian ekonomi PLTA dan analisis kelembagaan. Hasil penelitiannya dengan metode cost benefit analysis dan pendekatan Dolsak dan Ostrom menunjukkan bahwa kerugian yang ditanggung PLTA sebesar 11 milyar rupiah yang berasal dari profit yang berkurang karena hilangnya masa layanan waduk selama 8 tahun. Pengelolaan waduk belum maksimal karena tidak ada kekuatan yang lebih besar untuk menekan free rider dan menegakkan peraturan. Trisnani pada tahun 2013 menganalisis pendapatan dan efisiensi produksi usahatani budidaya pembesaran ikan keramba jaring apung di Waduk Cirata. Hasil yang diperoleh dengan metode benefit cost ratio ialah produksi perikanan pada usahatani budidaya KJA di Desa Bobojong belum optimal sehingga produksi dan penggunaan input produksi perlu dioptimalkan agar keuntungan maksimal produksi optimal ikan mas sebesar 10.798 kg, sedangkan produksi awal sebesar 10.087 kg. Produksi optimal sebesar 1.404 kg, sedangkan produksi awal sebesar 1.311 kg. Radityo meneliti dampak ekonomi pencemaran air terhadap perikanan budadaya sistem keramba jaring apung di Waduk Cirata Cianjur pada tahun 2012. Metode yang digunakan ialah pendekata produksi dan metode AHP. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dampak dari pencemaran adalah penurunan hasil panen, peningkatan tingkat kematian ikan, dan peningkatan waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ikan. Nilai kerugian yang didapat berdasarkan pendekatan produktivitas sebesar Rp 985.485.382.718 pada tahun 2011. Hasil perhitungan Economic Loss dalam 5 tahun terakhir sebesar Rp 4.219.702.945.280 Novianty melakukan penelitian dengan judul Estimasi Willingness to Pay WTP Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor pada tahun 2013. Penelitian yang dilakukan bertujuan mengestimasi nilai WTP dengan metode Contingentt Valuation Method CVM.