Analisis Regresi Logistik Metode Pengolahan dan Analisis Data

Bandung, Zona 2 berada di Kabupaten Purwakarta, dan Zona 3 di Kabupaten Cianjur. Tabel 4 Luas Wilayah Waduk Cirata Area Kab. Bandung Kab. Purwakarta Kab. Cianjur Waduk m 2 27.556.890 9.154.094 29.603.299 Non Waduk m 2 1.678.982 3.119.559 282.817 Jumlah m 2 29.235.872 12.273.653 29.886.116 Sumber : BPWC 2012 Pembangunan fisik Waduk Cirata yang dimulai pada tahun 1984 – 1987 dimaksudkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA dengan kapasitas 1008 MW yang menghasilkan energi sebesar 1426 GWHtahun. Selain sebagai PLTA, Waduk Cirata juga memiliki fungsi tambahan lain, yaitu perikanan, lalu lintas, pertanian, pariwisata, dan kegiatan ekonomi lainnya. Selain oleh BPWC, Waduk Cirata juga dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Jawa Barat, dan dinas terkait di Kabupaten Cianjur, Bandung Barat dan Purwakarta. Kawasan Waduk mencapai luas 71.395.641 m 2 yang terdiri atas 5.081.358 m 2 wilayah daratan dan 66.314.283 m 2 wilayah perairan.

5.3 Kondisi Lingkungan Waduk Cirata Zona Cianjur

Waduk Cirata Zona Cianjur memberikan dampak sosial ekonomi yang cukup besar. Pemanfaatan waduk oleh warga memberi dampak pada kualitas perairan Waduk Cirata khususnya dalam kegiatan pertanian oleh petani ikan keramba jaring apung. Peningkatan jumlah KJA berkorelasi positif terhadap peningkatan limbah pakan yang terdapat di Waduk Cirata. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas air waduk serta peningkatan laju sedimentasi Waduk Cirata. Berdasarkan penelitian oleh Pembangkit Jawa Bali PJB 2007 didapatkan hasil yang menunjukkan peningkatan laju sedimentasi. Laju sedimentasi Waduk Cirata disajikan pada Gambar 5. Sumber : PJB 2007 Gambar 5 Laju Sedimentasi Waduk Cirata Waduk Cirata dirancang untuk masa layan 100 tahun sejak 1987. Dengan laju sedimentasi yang sudah diatas kriteria pengukuran tahun 2007, maka usia layan waduk telah hilang 20 tahun yang seharusnya 80 tahun lagi pada tahun 2007 menjadi tinggal 60 tahun lagi. Volume sedimen pada waduk pada tahun 2007 sebanyak Rp 143.000.000 m 3 , dan rataan laju sedimen selama 20 tahun 3,96 mmtahun desain 1,2 mmtahun PJB 2007. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No.39 Tahun 2000 mengenai baku mutu peruntukan air Golongan B, C, dan D, status mutu air Waduk Cirata selama pemantauan pada triwulan II 2013 adalah sebagai berikut : 1 kategori buruk untuk bahan baku air minum golongan B; 2 kategori sedang untuk perikanan golongan C; 3 kategori baik sekali untuk operasional PLTA golongan D. Parameter yang umumnya tidak memenuhi syarat untuk golongan B adalah H 2 S, DO, COD, BOD, minyak dan lemak, E.Coli, dan Coliform, sedangkan untuk golongan C adalah H 2 S, Cl 2 , Zn, DO, dan N0 2 -N. Tingginya kandungan unsur hara nitrogen dan materi organik BOD di semua stratifikasi kedalaman Waduk Cirata menyebabkan Waduk Cirata mengalami keadaan eutrofik, yaitu keadaan perairan yang mengalami kesuburan berlebih. Materi organik tersebut sebagian besar berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan yang masuk ke perairan Waduk Cirata. Pakan yang diberikan sebanyak 60 akan dikonsumsi oleh ikan mas, 35 dikonsumsi oleh ikan nila, dan sisa 5 pakan akan terbuang ke perairan waduk. Probabilitas perlakuan sisa pakan ikan tersebut di perairan: dimakan oleh ikan di luar KJA, terlarut, terdekomposisi, dan tersedimentasi BPWC, 2013. Berdasarkan pemantauan di Waduk Cirata, terlihat banyak sekali sampah yang terdapat di daerah waduk baik yang terbawa dari hulu sungai maupun yang dihasilkan oleh pemanfaat di Waduk Cirata sendiri. Terdapat daerah pembersihan sampah yang dikelola oleh Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Daerah Pembersihan Sampah Waduk Cirata Sub DAS Luas m 2 Intake - Bendungan 840.000 Cicendo 300.500 Citarum Cimeta 681.250 Cisokan Cibiuk 1.127.500 Cibalagung - Ciangsana 487.500 Cikundul - Cigede 255.000 Sumber : BPWC 2011 Tidak hanya limbah sampah yang banyak tergenang di Waduk Cirata, tetapi juga terdapat limbah sisa pakan dari petani KJA dalam jumlah besar yang mengakibatkan air waduk menjadi sangat subur sehingga menimbulkan tumbuhnya gulma eceng gondok yang berlebih. Berdasarkan pemantauan oleh BPWC tahun 2011 didapatkan hasil yang menunjukkan kualitas air bagi peruntukan air baku air minum tergolong buruk, bagi peruntukan perikanan juga tergolong buruk, sedangkan bagi peruntukan PLTA masih tergolong baik dengan menggunakan parameter tertentu berdasarkan tiap golongan.

5.4 Petani Ikan KJA

Pemanfaatan Waduk Cirata sebagai tempat usaha budidaya ikan oleh masyarakat baik yang terkena dampak maupun yang tidak terkena dampak genangan sangat besar. Pemanfaatan waduk sangat berpengaruh pada perekonomian warga sebagai mata pencaharian maupun pada kualitas air di Waduk Cirata. Pemanfaatan oleh petani ikan KJA Waduk Cirata termasuk pemanfaatan terbesar bagi warga sekitar. Rekapitulasi data sensus dapat dilihat