Tabel 7 memberikan informasi mengenai nilai bid, kumulatif petani yang bersedia membayar, dan frekuensi petani yang bersedia membayar.
Tabel 10 Tabel Permintaan WTP Nilai Bid WTP
Jumlah
Orang
Frekuensi 15.000
14 42,00
25.000 9
27,00 50.000
6 18,00
100.000 4
12,00 Total
33 100,00
Kurva permintaan WTP menyatakan bahwa dengan nilai bid yang lebih rendah yaitu Rp 15.000, permintaan atau jumlah yang bersedia membayar lebih
banyak. Semakin tinggi bid yang ditawarkan, petani ikan KJA yang bersedia membayar semakin sedikit. Nilai R
2
yang ditunjukkan pada Gambar 7 berarti nilai bid dapat dijelaskan sebesar 76,2 oleh variabel frekuensi petani ikan KJA yang
bersedia membayar untuk perbaikan kualitas air Waduk Cirata. Penelitian ini berkaitan dengan lingkungan yang dapat mentolerir nilai R
2
sampai dengan 15 Mitchell dan Carson 1989 dalam Hanley dan Spash 1993. Hal ini karena
penelitian mengenai lingkungan berhubungan dengan perilaku. Penelitian ini memiliki nilai R
2
sebesar 76,2, maka data dalam penelitian ini dapat disimpulkan termasuk baik.
6.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP petani ikan KJA dianalisis menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan variabel
bebas nilai bid, jumlah KJA, tingkat pendapatan, lama berprofesi, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, dan usia. Adapun hasil analisis logistik
disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Analisis Regresi Logistik Petani Ikan KJA Predictor
Coef P
Ratio Constant
1,78592 0,521 Bid
-0,0000589 0,001 1,00
Jumlah KJA -0,445028 0,013
0,64 Pendapatan
0,0000008 0,009 1,00
Lama Profesi 0,165653
0,166 1,18
Tanggungan 0,612857 0,076
1,85 Pendidikan
0,129976 0,443 1,14
Usia -0,0986300 0,039
0,91 Log-Likelihood = -18,465
Test that all slopes are zero: G = 45,647, DF = 7, P-Value = 0,000 Method
Chi-Square DF
P Pearson
41,8141 52
0,843 Deviance
36,9295 52
0,943 Hosmer-Lemeshow
5,3325 8
0,722
Keterangan : Signifikan pada taraf nyata 1
Signifikan pada taraf nyata 5 Signifikan pada taraf nyata 10
Signifikan pada taraf nyata 20
Hasil pengolahan regresi logistik dengan software Minitab menunjukkan nilai uji secara keseluruhan menghasilkan nilai G pada uji likelihood, log-
likelihood menggambarkan uji statistik untuk hipotesis nol bahwa semua koefisien sama dengan nol, dengan hipotesis alternatif semua koefisien tidak sama dengan
nol. Hasil pengujian signifikansi regresi secara simultan didasarkan pada statistik uji G.
Nilai G yang didapat sebesar 45,647 serta P-Value sebesar 0,000 yang berarti hipotesis nol ditolak, sehingga terdapat minimal satu variabel yang tidak
sama dengan nol yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar dari petani ikan KJA Waduk Cirata sesuai bid pada taraf nyata 1.
Uji untuk melihat apakah model yang terbentuk sesuai dengan kecukupan datanya, dengan menggunakan metode Pearson, Deviance, dan Hosmer-
Lemeshow semua memiliki nilai P-Value diatas nilai alpha 20 yang artinya tidak ada cukup bukti bahwa model tidak sesuai dengan kecukupan datanya.
Model yang diperoleh dari hasil analisis regresi logistik untuk WTP petani ikan KJA adalah sebagai berikut :
Li = 1,78592 - 0,0000589B - 0,445028K+ 0,0000008I + 0,165653L + 0,612857T + 0,129976P - 0,0986300U
Model menunjukkan variabel yang mempengaruhi nilai WTP secara nyata adalah nilai bid, jumlah KJA yang dimiliki, pendapatan, lama berprofesi, jumlah
tanggungan, dan usia. P-value pada model yang tel ah diregresikan ≤ alpha 20.
Interpretasi masing-masing variabel bebas terhadap nilai WTP adalah sebagai berikut:
1. Nilai Bid Nilai Bid berpengaruh pada taraf nyata 1 dengan p-value 0,001 dan
bertanda negatif yang berarti semakin kecil bid yang ditawarkan maka akan lebih banyak petani yang bersedia membayar untuk perbaikan kualitas lingkungan.
Koefisien bid sebesar -0,0000589 berarti kenaikan bid sebesar Rp 10.000 akan mempengaruhi peluang petani ikan KJA menjawab „tidak‟ sebesar 0,589. Nilai
odds ratio untuk variabel bid sebesar 1,00 yang berarti bahwa nilai bid yang lebih rendah mempengaruhi kesediaan membayar petani satu kali lebih besar
dibandingkan dengan nilai bid yang lebih tinggi. 2. Jumlah KJA
Jumlah KJA yang dimiliki oleh petani berpengaruh nyata pada taraf nyata 5 dan signifikan dengan p-value sebesar 0,013. Koefisien jumlah KJA bertanda
negatif Hal ini berarti jika terjadi peningkatan jumlah KJA maka peluang petani menjawab tidak setuju sebesar 0,445 karena semakin banyak unit KJA yang
dimiliki, maka petani harus membayar lebih banyak. Nilai oods ratio sebesar 0,64 menunjukkan bahwa semakin sedikitnya unit KJA yang dimiliki petani maka
kesediaan membayar petani akan 0,64 kali lebih besar dibandingkan dengan petani yang memiliki lebih banyak unit KJA.
3. Pendapatan Pendapatan petani ikan KJA signifikan pada kesediaan membayar untuk
perbaikan kualitas lingkungan dengan taraf nyata 1 dan berpengaruh nyata dengan p-value 0,009. Koefisien yang bertanda positif berarti jika terjadi
peningkatan pendapatan petani sebesar Rp 1.000.000 maka peluang petani bersedia membayar sebesar 0,8. Sedangkan nilai odds ratio sebesar 1,00 berarti
tingkat pendapatan yang lebih tinggi membuat kesediaan membayar petani ikan KJA satu kali lebih besar dibandingkan dengan petani yang pendapatannya lebih
rendah.
4. Lama Berprofesi Variabel lama berprofesi dari petani ikan KJA signifikan pada taraf nyata
20 dengan p-value 0,166 dan lama berprofesi memiliki tanda positif pada
koefisien yang dapat diinterpretasikan bahwa semakin lama petani ikan KJA bekerja di Waduk Cirata maka peluang bersedia membayar sebesar 0,166. Lama
berprofesi berkorelasi positif karena lamanya petani memanfaatkan KJA yang dimilikinya di Waduk Cirata, berarti semakin bergantung pada keadaan yang ada
di Waduk Cirata sehingga lebih bersedia membayar demi keberlangsungan usahanya. Odds ratio pada variabel lama berprofesi sebesar 1,18 yang berarti
semakin lama petani berprofesi atau menjalankan usahanya, maka kesediaan petani membayar 1,18 kali lebih besar dibandingkan lebih baru berusaha darinya.
5. Jumlah Tanggungan Variabel jumlah tanggungan signifikan pada taraf nyata 10 dengan p-
value 0,076. Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif yang berarti setiap penambahan jumlah tanggungan satu orang maka peluang petani untuk bersedia
membayar sebesar 0,6. Hal ini dikarenakan jumlah tanggungan yang banyak dapat membuat petani ikan KJA lebih memerlukan perbaikan lingkungan demi
keberlangsungan usahanya untuk membiayai keluarga. Nilai odds ratio untuk variabel jumlah tanggungan sebesar 1,85 yang berarti jumlah tanggungan yang
lebih banyak mempengaruhi petani ikan KJA untuk bersedia membayar WTP 1,85 kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah tanggungan yang lebih sedikit.
6. Usia Variabel usia responden signifikan pada taraf nyata 5 dengan nilai p-
value 0.039. Nilai koefisien pada variabel ini memiliki tanda negatif terhadap besarnya nilai WTP, menunjukkan jika usia bertambah satu tahun maka
mempengaruhi peluang jawab tidak setuju sebesar 0.098. Odds ratio sebesar 0,91 berarti usia yang lebih rendah mempengaruhi responden untuk bersedia
membayar 0,91 kali lebih besar dengan bid yang lebih tinggi. Tingkat usia tidak berpengaruh positif sesuai asumsi awal karena tingkat usia petani ikan KJA yang
lebih muda lebih memiliki tingkat kesadaran yang baik terhadap keadaan lingkungan.