Status nutrisi mempengaruhi bioavailabilitas karotenoid. Pada hewan percobaan, defisiensi nutrisi lainnya seperti protein dan zinc akan mempengaruhi sintesis retinol
binding protein RBP sehingga mempengaruhi distribusi retinol. Faktor individu seperti sindrom mallabsorpsi lipid dan konsumsi alkohol juga sangat mempengaruhi
penyerapan karotenoid yang berinteraksi dengan faktor-faktor lainnya Tanumihardjo 2002.
4.6 Aktivitas Enzim Penanda Kesehatan Hati AST, ALT dan ALP
Hati merupakan organ yang memilik banyak fungsi menurut Ganong 2001 fungsi hati diantaranya untuk membentuk kantong empedu dan isinya, menyimpan dan
melepaskan karbohidrat, membentuk urea, metabolisme kolesterol, membentuk protein plasma, melakukan banyak fungsi yang berhubungan dengan metabolisme lemak,
menginaktivasi beberapa hormon polipeptida, mengurangi dan menghubungkan hormon steroid adrenokortikal dan gonad, menyintesis 25-hidroksikolekalsiferol, dan melakukan
detoksifikasi berbagai obat dan racun. Terganggunya fungsi hati biasanya ditandai dengan menguningnya warna kulit, membran mukosa, dan naiknya konsentrasi bilirubin
50 mgL, enzim ALT, AST, dan GGT dalam darah Lu 1995. Dilakukan analisa aktivitas enzim transaminase AST dan ALT untuk mendeteksi pengaruh konsumsi
minyak MSMn terhadap fungsi hati. Pengukuran konsentrasi enzim AST dan ALT di dalam serum darah dapat memberikan informasi tentang tingkat kerusakan hati
Lehninger 2005. Aktivitas enzim AST dan ALT sebelum sesudah mengkonsumsi MSMn disajikan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Gambar 9 Aktivitas AST pada plasma responden Tabel 20 Perbandingan aktivitas AST plasma sebelum dan sesudah mengkonsumsi
MSMn
Parameter statistik Sebelum
Ul Sesudah Ul
Rata-rata 9,640 7,052
Standar deviasi 8,567
6,304 Maksimum 29,136
24,051 Minimum 0,153
0,068 Uji Berpasangan
signifikan pada p0,05 Jumlah responden yang turun
10 Rata-rata penurunan
6,924 Jumlah responden yang naik
5 Rata-rata Peningkatan
1,831 Jumlah responden yang tetap
7 Rata-rata tetap
1
Rata-rata aktivitas AST pada plasma darah responden sebelum mengkonsumsi MSMn 9,640 Ul dan setelah mengkonsumsi MSMn menjadi 7,052 Ul Tabel 20.
Konsumsi MSMn terbukti dapat menurunkan aktivitas AST pada plasma signifikan secara statistik uji t berpasangan
α 5. Dari 22 orang responden terdapat 10 orang yang aktivitas ASTnya mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan 6,92 Ul, 7
orang responden tidak mengalami perubahan yang signifikan ±1 Ul dan 5 orang responden mengalami peningkatan aktivitas AST dengan rata-rata peningkatan sebesar
5 10
15 20
25 30
35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aktivitas AST
Ul
Kode responden
Seebelum Sesudah
Batas maksimal=
30 Ul
s
1,83 Ul. Menurut Huang et al 2006 metode analisa aktivitas AST dan ALT secara spektofotomeri dapat mendeteksi aktivias enzim pada kisaran 1-500 Ul.
Gambar 10 Aktivitas ALT pada plasma darah responden
Tabel 21 Perbandingan aktivitas ALT plasma sebelum dan sesudah mengkonsumsi MSMn
Parameter statistik Sebelum
Ul Sesudah
Ul Rata-rata
12,605 9,413
Stdandar deviasi 4,629
5,743 Maksimum 23,062
22,045 Minimum 3,910
0,068 Uji Berpasangan
signifikan pada p0,05
Jumlah responden yang turun 18
Rata-rata penurunan 3,565
Jumlah responden yang naik 3
Rata-rata Peningkatan 1,356
Jumlah responden yang tetap 1
Aktivitas ALT pada plasma darah responden disajikan pada gambar 8. Pada gambar 8 ditampilkan hasil analisa aktivitas ALT dari 22 orang responden. Rata-rata
aktivitas ALT pada plasma darah responden sebelum mengkonsumsi MSMn 12,605 Ul dan setelah mengkonsumsi MSMn menjadi 9,413 Ul Tabel 21. Konsumsi MSMn
dapat menurunkan aktivitas ALT plasma signifkan secara statistik uji t berpasangan α
5. Dari 22 orang responden terdapat 18 orang yang aktivitas ALTnya mengalami
5 10
15 20
25 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aktivitas ALT
Ul
Kode responden
sebelum sesudah
Batas maksimum
=25 Ul