25 produsen dapat lebih tinggi, dan tersedia fasilitas fisik pemasaran, serta adanya
kompetisi pasar yang lebih sehat.
3.1.9. Margin Tataniaga
Margin tataniaga didefinisikan sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak dari tingkat produsen hingga tingkat konsumen akhir.
Semua kegiatan tataniaga memerlukan biaya yang disebut biaya tataniaga Limbong dan Sitorus, 1987. Biaya tataniaga meliputi semua jenis biaya yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem
tataniaga Biji Kakao.
Menurut Dahl dan Hammond 1977 mendefinisikan margin tataniaga sebagai perbedaan harga di tingkat petani Pf dengan harga pedagang pengecer
Pr. Nilai margin tataniaga value or marketing margin merupakan perkalian antara margin tataniaga dengan volume produk yang terjual Pr-Pf x Qrf yang
mengandung pengertian marketing cost biaya-biaya pemasaran dan marketing changes
lembaga pemasaran.
Dari Gambar 1 tersebut dapat dilihat besarnya nilai Margin Tataniaga yang merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga
tataniaga dalam hal ini selisih harga eceran dengan harga petani dengan jumlah produk yang dipasarkan. Semakin besar perbedaan harga antara lembaga-
lembaga tataniaga yang terlibat, terutama antara harga yang terjadi di tingkat eceran dengan harga yang diterima petani, maka semakin besar pula margin
tataniaga dari komoditi yang bersangkutan.
26
Keterangan : Pr = Harga di tingkat konsumen akhir
Pf = Harga di tingkat petani Sr = Penawaran di konsumen akhir
Sf = Penawaran di tingkat petani Dr = Permintaan di konsumen akhir
Df = Permintaan di tingkat petani Qr, f = Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan konsumen akhir
Gambar 1. Margin Tataniaga Sumber : Asmarantaka 2012
Terkadang tinggi atau rendahnya margin tataniaga menjadi salah satu perbandingan apakah kegiatan tataniaga tersebut sudah efisien atau belum.
Menurut Limbong dan Sitorus 1987 tinggi atau rendahnya margin tataniaga tidak selamanya dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi kegiatan tataniaga.
Tingginya margin tataniaga dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses kegiatan tataniaga antara lain, ketersediaan fasilitas
fisik tataniaga meliputi pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, risiko kerusakan dan lain-lain Limbong dan Sitorus, 1987.
Nilai dari perbedaan nilai margin antara harga di tingkat pedagang dan di tingkat petani diukur berdasarkan komoditi per unit. Margin tataniaga terdiri dari
dua komponen yaitu biaya dan keuntungan tataniaga. Biaya tataniaga adalah semua jumlah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam
tataniaga suatu komoditi mulai dari produsen hingga ke konsumen. Secara umum suatu sistem pemasaran dikatakan efisiensi, apabila dalam
memasarkan suatu komoditi yang sama terdapat penyebaran margin yang merata
Q r,f Sf
Sr
Dr Df
Pf Pr
P
Q
27 di semua pelaku pemasaran. Dalam kondisi ini diharapkan terjadi suatu keadaan
dimana masing-masing pihak memiliki keuntungan, baik pada produsen, pelaku pemasaran dan konsumen.
3.1.10. Farmer’s share