Kondisi Geografi dan Demografi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Kondisi Geografi dan Demografi

Kabupaten Madiun merupakan salah satu Kabupaten dari 38 KabupatenKota di Propinsi Jawa Timur dengan luas 1.010,86 km 2 . Secara geografis letak Kabupaten Madiun berada pada posisi 7 o 12’-7 o 48’30” Lintang Selatan dan 111 o 25’45”-111 o 51” Bujur Timur, diantara Gunung Lawu dan Gunung Wilis dengan batas wilayah: Sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi Sebelah Timur : Kabupaten Nganjuk Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo Sebelah Barat : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi Pada bagian tengah wilayah Kota Madiun Bentuk permukaan lahan wilayah Kabupaten Madiun sebagian besar 67.576 Ha relatif datar dengan tingkat kemiringan lereng 0-15 persen. Secara terinci kemiringan lereng Kabupaten Madiun pada Tabel 12. Tabel 12. Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Lereng di Kabupaten Madiun Tahun 2012 No Kemiringan Luas Ha 1 0-12 44.278,38 2 2-15 23.298,92 3 15-40 15.585 4 40 17.140 Sumber : BPS Kab. Madiun 2012 diolah Sedangkan berdasarkan penggunaan lahan wilayah Kabupaten Madiun terbesar adalah area persawahan yaitu sebesar 30.951 Ha pada tahun 2012. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Madiun Tahun 2012 No Keterangan Luas Ha 1 Pemukiman 15.322,26 2 Sawah 30.951 3 Tegal 7.091 Sumber : BPS Kab. Madiun 2012 diolah 36 Sedangkan untuk faktor iklim yang mencakup aspek lamanya musim kemarau dan musim penghujan serta banyaknya curah hujan juga akan berpengaruh terhadap lingkungan seperti terhadap tingkat kesuburan lahan, kekeringan, banjir dan sebagainya, yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar wilayah Kabupaten Madiun terletak di dataran rendah dengan curah hujan sebesar 1.803,75 mm 3 setahun. Musim kemarau di Kabupaten Madiun biasanya pada bulan April sampai bulan September, sedangkan musim hujan terjadi bulan Oktober sampai bulan Maret, dan curah hujan rata adalah 135 mm 3 , serta curah hujan teringgi dan terendah masing-masing adalah 235 mm 3 dan 30 mm 3 . Topografi wilayah Kabupaten Madiun terbagi atas daerah dataran dan perbukitan. Kabupaten Madiun dibagi menjadi 15 wilayah Kecamatan yang terdiri dari 206 Desa atau Kelurahan dengan perincian sebagai berikut : Tabel 14. Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Madiun Tahun 2012 No Kecamatan Desa Kelurahan 1 Kebonsari 14 2 Geger 19 3 Dolopo 10 2 4 Dagangan 17 5 Wungu 12 2 6 Kare 8 7 Gemarang 7 8 Saradan 15 9 Pilangkenceng 18 10 Mejayan 11 3 11 Wonoasri 10 12 Balerejo 18 13 Madiun 12 1 14 Sawahan 13 15 Jiwan 14 Jumlah 198 8 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Madiun 2012 Berdasarkan data penduduk dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Madiun per tanggal 20 Januari 2012, menyebutkan jumlah penduduk di Kabupaten Madiun pada tahun 2011 adalah sebesar 769.497 orang. Dari jumlah tersebut yang berusia 7 – 12 tahun sebanyak 55.345 orang, 28.132 orang berusia 13 – 15 tahun , dan 39.864 orang berusia 16 – 18 tahun. Dapat di lihat pada Tabel 15. 37 Tabel 15. Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2009 No Komponen Jumlah 1 Seluruh Penduduk 769.497 2 Penduduk 7 – 12 Tahun 55.345 3 Penduduk 13 – 15 Tahun 28.132 4 Penduduk 16 – 18 Tahun 39.864 5 Angkatan Kerja a. Bekerja b. Mencari Pekerjaan 386.537 341.378 45.259 Selain itu berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran daerah Kab. Madiun khususnya di Kec. Dagangan, Kare dan Gemarang merupakan daerah perbukitan. Sedangkan untuk infrastukturnya masih kurang baik. Untuk Kec. Dagangan, Kare dan Gemarang untuk jalan utamanya sudah beraspal. Namun, untuk daerah kedalamnya dusun masih jalan batu yang di susun makadam. Sedangkan untuk angkutan sendiri untuk ke tiga Kecamatan tersebut masih di katakan susah dan mahal untuk menuju ke kecamatan tersebut. Angkutan kota hanya tersedia pada jam-jam tertentu saja dan angkutan tersebut tidak mengantarkan penumpang sampai ke tempat tujuan. Agar dapat sampai tujuan, penumpang harus menggunakan transportasi ojek motor yang biayanya pun tidak murah karena kondisi jalan yang kurang bagus dan letak lokasinya yang terjal. Kecamatan Dagangan merupakan daerah yang dapat dikatakan memiliki infrastruktur yang kurang baik di bandingkan dengan Kecamatan Kare dan Gemarang. Berdasarkan kondisi daerah tersebut jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, infrastruktur tersebut mempengaruhi kegiatan tataniaga Biji Kakao. Karena dengan kondisi tersebut dapat mempengaruhi fungsi-fungsi tataniaga sehingga biaya tataniaga menjadi lebih besar. Hal tersebut juga membuat perbedaan harga di setiap kecamatan karena perbedaan kondisi alam. Kondisi alam ini berpengaruh terhadap lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan tataniaga Biji Kakao. Panjangnya lembaga yang terlibat dikarenakan kondisi daerah tersebut terjal dan susah dijangkau sehingga memerlukan peran beberapa lembaga untuk menyalurkan tataniaga Biji Kakao. Dengan demikian untuk mengukur efisiensi tidak dapat ditentukan dari banyaknya lembaga yang terlibat dalam tataniaga tersebut. 38

5.2. Karakteristik Petani Responden