Umur Tingkat Pendidikan Karakteristik Petani Responden

38

5.2. Karakteristik Petani Responden

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden diperoleh data dan informasi untuk menggambarkan karakteristik petani. Karakteristik umum petani yang akan diuraikan meliputi: umur petani, tingkat pendidikan, mata pencaharian, pengalaman menjadi petani kakao serta jumlah tanaman yang dimiliki petani.

5.2.1 Umur

Umur petani responden di daerah penelitian ini berkisar antara 25-88 tahun. Persentase umur terbagi menjadi empat yaitu, yaitu sebesar tiga persen berada pada kelompok umur 21 – 30 tahun yang berjumlah satu orang, 17 persen berada pada kelompok 31-40 tahun, 33 persen berada pada umur 41-50 tahun, dan 47 persen lebih dari 51 tahun. Rincian sebaran umur responden dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Umur Tahun 2012 No. Kelompok Umur tahun Jumlah Responden orang Persentase 1 21-30 1 3 2 31-40 5 17 3 41-50 10 33 4 51 14 47 Total 30 100 Apabila ditinjau berdasarkan umur responden dapat dilihat pada Tabel 16 tersebut bahwa sebagian besar petani responden berada pada usia produktif, yaitu umur 30-50 tahun. Berdasarkan hasil penelitian di Kab. Madiun khususnya di Kec. Dagangan, Kare dan Gemarang membuktikan bahwa petani yang berusia 30- 50 tahun dalam bertani kakao. Umumnya, orang-orang yang masih berusia produktif memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan usahanya karena pada usia tersebut terdapat dorongan kebutuhan yang tinggi. Selain itu, petani responden pada usia produktif tersebut lebih memilih untuk bertani dengan tujuan untuk mengembangkan sektor perkebunan di Kabupaten Madiun dan menjadikan profesi bertani sebagai pekerjaan utama untuk mencari penghasilan. Untuk 39 responden yang berusia di atas 51 tahun masih tetap berusahatani. Petani responden tersebut menganggap bertani merupakan mata pencaharian pokok yang telah turun temurun dan dapat disimpulkan bahwa usia produktif mempengaruhi kemajuan usahatani khususnya pada Kakao.

5.2.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani yang dijadikan responden akan berpengaruh pada tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Sebagian besar responden yang diwawancarai pernah mengikuti pendidikan formal. Namun tingkat pendidikan yang diikuti oleh petani tersebut masih rendah. Ditinjau dari tingkat pendidikan yang pernah diikuti oleh responden maka dapat digolongkan atas beberapa kategori. Berdasarkan tingkat pendidikan yang diperoleh maka proporsi terbesar adalah petani Kakao yang tamat dari Sekolah Dasar SD, yaitu sebesar 37 persen. Karakteristik petani responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17.Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden orang Persentase 1 Tidak tamat sekolah 2 7 2 Tamat SDsederajat 11 37 3 Tamat SLTPsederajat 7 23 4 Tamat SLTAsederajat 9 30 5 Tamat Sarjana 1 3 Total 30 100 Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa mayoritas petani responden merupakan tamatan dari SDsederajat. Ada pula responden yang tidak tamat SD. Hal ini dikarenakan keluarga petani tidak memiliki banyak biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, umumnya pada saat masih bersekolah dasar dan berusia diatas delapan tahun, mereka sudah membantu orangtuanya bertani. Hal ini yang mendorong para petani tamatan SD maupun yang tidak meneruskan kembali sekolahnya pada tingkat SD untuk tidak melanjutkan pendidikan dan memilih bekerja membantu orangtua untuk bertani. Jadi, kemampuan petani responden yang tamatan SD maupun yang tidak tamat 40 SD untuk bertani sebagian besar merupakan pengalaman yang telah dilakukan langsung dilapangan. Berbeda dengan petani responden yang berasal dari tamatan SLTP, SLTA, dimana ilmu usahatani dan manajemen usahatani tidak hanya berdasarkan pengalaman tetapi juga ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku pendidikan tersebut. Sehingga untuk produktivitasnya sendiri berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempengaruhi produktivitas kakao yang dihasilkan karene manajemennya lebih baik ditambah dengan pengalamannya.

5.2.3 Mata Pencaharian Petani Responden