47 Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 50 responden yang terdiri
dari 30 petani dan 20 pedagang. Diketahui bahwa total volume Biji Kakao yang diserap oleh pedagang besar blitar sebanyak 2654 kilogram dan yang diserap oleh
pedagang yang dari PT. Pagilaran sebanyak 840 kilogram untuk setiap bulannya. Jadi, dapat diartikan kelima saluran tataniaga yang terdapat di Kecamatan
Dagangan, Kare dan Gemarang dalam per bulan minimal menyalurkan 2654 kilogram ke Blitar dan 840 kilogram yang menuju ke PT. Pagilaran.
6.1.1. Saluran Tataniaga I
Saluran Tataniaga satu terdiri dari petani, pedagang desa, pedagang kecamatan dan pedagang besar. Jumlah petani yang digunakan responden dalam
saluran satu ini berjumlah sembilan orang sedangkan jumlah pedagang desa yang berada di saluran 1 berjumlah lima orang, untuk pedagang tingkat kecamatan
berjumlah empat orang dan satu pedagang besar yang berakhir di pedagang besar Blitar.
Gambar 4. Saluran Tataniaga 1
Alasan petani menggunakan saluran tataniaga ini adalah karena petani tidak perlu memasarkan sendiri produk yang dihasilkannya. Selain itu karena
adanya sistem kepercayaan di setiap lembaga tataniaga sehingga terjadi suatu hubungan saling berkelanjutan dalam pemasaran Biji Kakao. Harga yang berlaku
pada saluran tataniaga ini adalah harga yang ditentukan oleh pedagang dimana pedagang besar melakukan harga kontrak ke pedagang kecamatan dan kabupaten
sehingga untuk kebawahnya pedagang melakukan penentuan harga berdasarkan harga yang berlaku di New York yang ditetapkan oleh pedagang besar. Sistem
pembelian dan penjualan umumnya dibayar secara tunai. Namun, ada juga beberapa pembayaran yang tidak full di pihak petani atau di pedagang
dikarenakan adanya peminjaman uang. Sedangkan di tingkat pedagang desa hanya Petani
Pedagang Desa
Pedagang Kecamatan
Pedagang Besar I
48 melakukan penjualan ke pedagang kecamatan dan berlanjut pedagang besar yang
berada di Blitar. Untuk pengangkutan pedagang kecamatan tidak mengeluarkan biaya karena Biji Kakao kering yang berada di pedagang kecamatan di ambil
langsung oleh pedagang besar.
6.1.2. Saluran Tataniaga II
Saluran Tataniga yang kedua adalah saluran tataniaga yang terdiri dari petani, pedagang desa, pedagang kabupaten dan pedagang besar. Pada saluran dua
tidak jauh berbeda dengan saluran pertama. Namun, yang membedakan dari saluran dua ini dari pedagang desa menuju ke pedagang kabupaten bukan
pedagang kecamatan lalu baru ke pedagang besar. Dari segi pengangkutan pada saluran dua ini sama dengan saluran satu pedagang besar mengambil Biji Kakao
kering di pedagang kabupaten.
Gambar 5. Saluran Tataniaga 2
6.1.3. Saluran Tataniaga III