46 Tingkat kesejahteraan penduduk dapat dilihat dengan menggunakan
kriteria keluarga sejahtera yang dikeluarkan oleh BKKBN, tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Banjarsari dikelompokkan menjadi lima tahapan. Selengkapnya
mengenai jumlah keluarga menurut tingkat kesejahteraannya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kesejahteraan Keluarga di Desa Banjarsari
No Uraian
Jumlah KK Persentase
1 Keluarga Pra Sejahtera
41 10,22
2 Keluarga Sejahtera I
61 15,21
3 Keluarga Sejahtera II
98 24,44
4 Keluarga Sejahtera III
198 49,38
5 Keluarga Sejahtera III plus
3 0,75
Total 401
100,00
Sumber: Kantor Kelurahan Desa Banjarsari, Kabupaten Pacitan 2011
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dengan persentase sebesar 49,38 mayoritas keluarga di Desa Banjarsari adalah mereka yang tergolong
Keluarga Sejahtera III KS III. Kemudian sebesar 24,44 keluarga di desaini adalah mereka yang tergolong Keluarga Sejahtera II KS II. Selanjutnya sebesar
15,21 keluarga tergolong Keluarga Sejahtera I KS I. Sisanya masing-masing dengan persentase sebesar 10,22 dan 0,75 adalah mereka yang tergolong
Keluarga Pra Sejahtera KPS dan Keluarga Sejahtera III plus KS III+. Berdasarkan kriteria keluarga sejahtera BKKBN tersebut, yang tergolong
keluarga miskin adalah mereka yang termasuk Pra-KS dan KS I. Total keluarga miskin di Desa Banjarsari berdasarkan kriteria tersebut sebesar 25,43 sedangkan
total keluarga tidak miskin sebesar 74,57. Mayoritas rumah tangga di Desa Banjarsari tergolong tidak miskin.
47
5.4 Karakteristik Responden
Responden utama dalam penelitian yang dilakukan di Desa Banjarsari ini adalah rumah tangga yang mengikuti KRPL yang berjumlah 80 orang. Responden
Desa Banjarsari dibagi menjadi 3 strata yaitu: strata 1 berjumlah 30 responden, strata 2 berjumlah 25 responden, dan strata 3 berjumlah 25 responden.
Karakteristik utama responden yang dapat diketahui adalah umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dalam satu rumah dan luas pekarangan. Variasi
umur responden di Desa Banjarsari cukup lebar yaitu dari usia 20 hingga 79 tahun. Keikutsertaan responden pada KRPL di Desa Banjarsari dapat dilihat di
Tabel 10.
Tabel 10. Rentang Umur Responden
Rentang Umur
tahun Strata 1
Strata 2 Strata 3
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Jumlah orang
Persentase
30 5
17,00 6
24,00 3
12,00 31-56
16 53,00
10 40,00
18 72,00
56 9
30,00 9
36,00 4
16,00
Total 30
100,00 25
100,00 25
100,00
Sumber: Data Primer diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 10 memperlihatkan rentang umur responden berdasarkan keikutsertaan dalam KRPL.
Rata-rata umur responden yang mengikuti KRPL pada strata 1 adalah 48 tahun dengan umur responden yang
paling muda adalah 20 tahun sedangkan yang paling tua mengikuti KRPL adalah 79 tahun. Pada strata 2, rata-rata umur responden yang mengikuti KRPL adalah
48 tahun dengan umur responden yang paling muda adalah 26 tahun dan yang paling tua mengikuti KRPL adalah 71 tahun. Pada strata 3, rata-rata umur
48 responden yang mengikuti KRPL adalah 47 tahun dengan umur responden yang
paling muda adalah 22 tahun sedangkan yang paling tua mengikuti KRPL adalah 62 tahun. Maka, responden yang mengikuti KRPL di Desa Banjarsari tidak
mengenal batasan umur, yaitu dari kalangan muda hingga kalangan tua sekalipun. Pada pelaksanaan KRPL pendidikan responden bervariasi dari SD hingga
Perguruan Tinggi. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah. Tabel
status pendidikan responden berdasarkan keikutsertaan dalam KRPL di Desa Banjarsari dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Tingkat Pendidikan Formal Responden
Tingkat Pendidikan
Strata 1 Strata 2
Strata 3 Jumlah
orang Persentase
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
SD 13
43,00 11
44,00 7
28,00 SLTP
6 20,00
5 20,00
3 12,00
SLTA 7
23,00 5
20,00 8
32,00 PT
4 14,00
4 16,00
7 28,00
Total 30
100,00 25
100,00 25
100,00
Sumber: Data Primer diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 11 dapat terlihat bahwa tingkat pendidikan formal antara ketiga strata yang mengikuti KRPL adalah berbeda. Pada strata 1 dan 2,
sebagian besar responden berpendidikan SD. Dominasi di strata 3 ditunjukkan oleh responden dengan yang berpendidikan SLTA. Perbedaan ini disebabkan
karena strata 1 dan 2 kondisi perekonomian keluarga yang tidak mencukupi untuk
melanjutkan jenjang yang lebih tinggi. Tanggungan keluarga merupakan jumlah total anggota keluarga yang
menggantungkan kehidupan ekonominya kepada kepala keluarga. Jumlah tersebut juga menggambarkan besarnya potensi tenaga kerja yang dapat tersedia untuk