Pengelolaan Secara Keberlanjutan TINJAUAN PUSTAKA

27

2.7 Penelitian Terdahulu

Rahman 2002 melakukan penelitian mengenai Sistem Budidaya Tanaman dan Karekteristik Usahatani Pekarangan di DAS Cisokan Sub DAS Citarum Bagian Tengah Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan adalah metode survei. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan petani. Hasil penelitian menunjukkan sistem budidaya tanaman yang teridentifikasi di tiga zona penelitian yaitu pekarangan, sawah, tegalan, kebun campuran, dan talun. Pekarangan dan sawah ditemukan disetiap zona. Kebun campuran ditemukan di zona tengah dan zona bawah. Talun ditemukan di zona atas dan zona tengah. Produk dari pekarangan di zona atas dan zona tengah lebih berorientasi komersil. Produk dari pekarangan di zona bawah lebih berorientasi untuk Kemiskinan, KonsultasiPember- dayaan Budaya Ekonomi Efisiensi Pertumbuhan Stabilitas Pemerataan antargenerasi Tujuan jangka panjangkesempatan kerja BiodersivitasPolusi SDA Sosial Sumber: Munasinghe dan Cruz dalam acuan Salikin, 2003 Gambar 1. Konsep Pembangunan Keberlanjutan ditinjau dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Lingkungan Internalisasi nilai-nilai 28 konsumsi keluarga. Biaya usahatani pekarangan tertinggi terdapat di zona atas dan terendah terdapat di zona bawah. Biaya usahatani pekarangan lebih rendah dibandingkan tegalan, sawah, dan kebun campuran, tetapi lebih tinggi dibandingkan talun. Produktivitas pekarangan lebih tinggi dari talun, tetapi lebih rendah dari tegal dan sawah. Nilai RC rasio usahatani pekarangan di setiap zona yang menunjukan hasil yang menguntungkan. Usahatani pekarangan yang paling efisien terdapat di zona bawah. Pekarangan dengan input materi dari luar sistem tertinggi di zona terdapat di zona atas, sedangkan yang terendah terdapat di zona bawah. Pendapatan usahatani pekarangan di zona bawah memiliki kontribusi terhadap pendapatan total petani lebih tinggi dibandingkan zona atas dan zona tengah. Keberadaan setiap sistem budidaya tanaman secara umum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan total petani. Pola sistem budidaya agroforesti seperti pekarangan, kebun campuran, dan talun mampu memadukan tindakan konservasi dan produksi. Keberadaan sistem budidaya agroforesti dalam penggunaan lahan di pedesaan perlu dijaga untuk menyangga keberlanjutan ekosistem pedesaan. Azmi 2008 melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Mengikuti Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan dan Curahan Kerja Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Penelitian bermaksud untuk: 1 mengidentifikasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam implementasi PHBM di Desa Babakan; 2 mengevaluasi pengaruh program PHBM terhadap pendapatan dan curahan kerja khususnya bagi masyarakat yang