Estimasi Biaya dan Manfaat dari Pengembangan KRPL

39 produksi yang kemudian dilihat dari pendapatan yang diterima oleh rumah tangga untuk melaksanakan KRPL. Pendapatan KRPL merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan KRPL terdiri dari pendapatan atas biaya tunai danpendapatan atas biaya total. Pendapatan tunai merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai. Pendapatan total merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Biaya atau pengeluaran total merupakan penjumlahan biaya tunai dan biaya non tunai. Menurut soekartawi 1986, biaya usahatani terdiri dari biaya tunai dan non tunai. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai. Biaya non tunai merupakan biaya yang tidak termasuk ke dalam biaya tunai tetapi diperhitungkan dalam usahatani. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual produk Soekartawi, 2002. Secara matematis penerimaan dapat dituliskan sebagai berikut: TR = Y.Py-[Bt+Bd] Keterangan: TR = Total penerimaan dari KRPL Y = Produksi yang diperoleh KRPL Py = Harga Y Bt = Biaya tunai dari KRPL Bd = Biaya diperhitungkan dari KRPL Analisis dilakukan dengan cara menggunakan rasio penerimaan atas biaya RC ratio. Analisis rasio penerimaan atas biaya RC ratio merupakan salah satu cara untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan dan biaya dikeluarkan. ................................................ 4.2 40 Rasio penerimaan atas biaya mencerminkan seberapa besar pendapatan yang diperoleh setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan dalam KRPL. Analisis ini menggunakan RC rasio terhadap biaya total dengan perhitungan sebagai berikut: RC rasio = Analisis rasio penerimaan atas biaya RC ratio memiliki arti sebagai berikut: 1 Apabila nilai RC 1, maka usahatani tersebut dikatakan menguntungkan karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih besar dari satu rupiah. 2 Apabila nilai RC = 1, maka usahatani tersebut dikatakan impas karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar satu rupiah juga. 3 Apabila nilai RC 1, maka usahatani tersebut dikatakan tidak menguntungkan karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih kecil dari satu rupiah. Kontribusi KRPL terhadap pendapatan keluarga dapat dijelaskan dengan rumus: Keterangan: KP= Kontribusi KRPL terhadap pendapatan keluarga X= pendapatan bersih KRPL RpRumah tanggaTahun Y= Pendapatan total rumah tangga RpRumah tanggaTahun ................................................ 4.3 ................................................ 4.4 41

4.4.4 Analisis Keberlanjutan KRPL

Analisis keberlanjutan dan prospek pengembangan KRPL dilakukan secara kualitatif berdasarkan wawancara mendalam. Untuk menilai prospek pengembangan KRPL, dapat dilihat dari aspek-aspek keberlanjutan tersebut yang terdiri atas aspek lingkungan, aspek ekonomi serta aspek sosial. Aspek lingkungan melihat bagaimana dampak KRPL terhadap keberlanjutan pelestarian pekarangan. Aspek sosial-budaya melihat bagaimana keterikatan masyarakat dengan masyarakat lain yang berada di sekitarnya sejak diadakannya KRPL. Aspek ekonomi melihat bagaimna manfaat yang diberikan oleh KRPL dari penghematan pengeluaran rumah tangga dan keberadaan KBD. Analisis yang digunakan untuk menganalisis biaya dan manfaat untuk menentukan apakah proyek akan menguntungkan selama umur proyek. Gambaran pendapatan dapat dinyatakan dengan NPV dan Gross BC. Secara matematis pendapatan dapat dituliskan sebagai berikut: 4.4.4.1 Net Present Value NPV Suatu usaha dapat dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut dengan manfaat bersih atau Net Present Value NPV. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut: NPV = Σ ................................................ 4.5 42 Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu : 1 NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian sebesar modal sosial Opportunity Cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung tidak juga rugi. 2 NPV 0, artinya suatu proyek dinyatakan menguntungkan dan dapat dil- aksanakan. 3 NPV 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang di- pergunakan, atau dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan

4.4.4.2 Gross Benefit Cost Gross BC

Nilai Gross BC merupakan nilai yang menggambarkan perbandingan antara present value benefit dengan present value cost. Persamaan perhitungannya adalah sebagai berikut: ∑ ∑ Kriteria investasi berdasarkan Gross BC yaitu : 1 Apabila Gross BC 1, artinya proyek layak untuk dilaksanakan. 2 Apabila Gross BC 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Dari sudut pandang ketiga aspek tersebut yaitu aspek lingkungan, aspek ekonomi, dan aspek sosial, dapat diketahui bagaimana prospek pengembangan dan keberlanjutan KRPL khususnya untuk kasus Desa Banjarsari. ................................................ 4.6