Manfaat Fisik dari adanya KRPL KEMPLING dalam Mendukung

62 dikembangkan pada KRPL baik umur tanaman dan umur panen dapat dilihat dari Tabel 22. Tabel 22. Umur Tanaman KRPL KEMPLING No Keterangan Umur Tanaman Periode Panen 1 Cabe rawit 12 bulan 3 bulan 2 Tomat 12 bulan 3 bulan 3 Terong 12 bulan 4 bulan 4 Kangkung 12 bulan 2 bulan 5 Bayam 12 bulan 2 bulan 6 Sawi 12 bulan 2 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2012 Berdasarkan Tabel 22 menunjukkan bahwa umur tanaman di Desa Banjarsari selama 12 bulan. Pengurus Ketua Seksi Pembibitan KRPL KEMPLING juga menyatakan bahwa umur tanaman yang di Desa Banjarsari adalah 12 bulan. Periode panen untuk ayam buras, Ikan Nila, dan Ikan Lele berbeda yaitu 1 bulan, 4 bulan, dan 3 bulan. Hasil dari KRPL KEMPLING diklasifikasikan menurut kegunaannya yaitu: 1 hasil yang dijual; 2 dikonsumsi; 3 berfungsi sosial. Distribusi hasil yang berorientasi dijual yaitu penggunaan hasil dari KRPL mampu menambah pendapatan dengan menjualnya di pasar atau warung. Distribusi hasil yang berorientasi konsumsi yaitu penggunaan hasil dari KRPL digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Distribusi hasil yang berorientasi sosial yaitu penggunaan hasil dari KRPL diberikan kepada tetangga atau saudara orang lain. 6.2.1 Manfaat Fisik dari adanya KRPL KEMPLING dalam Mendukung Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Strata 1 Setiap tanaman sayuran menghasilkan produksi yang berbeda dalam jangka waktu dua minggu. Rata-rata produksi sayuran yang dipanen responden selama dua minggu di Desa Banjarsari dapat dilihat pada Tabel 23. 63 Tabel 23. Rata-Rata Produksi Sayuran Selama Dua Minggu No Tanaman Total Produksi Satuan Jumlah tanaman Rata-rata Produksi 1 Cabe rawit 4,50 kg 15 0,30 2 Tomat 2,32 kg 8 0,29 3 Terong 33,00 buah 11 3,00 4 Kangkung 10,00 ikat 10 1,00 5 Sawi 11,00 ikat 11 1,00 6 Bayam 10,00 ikat 10 1,00 Sumber: Data Primer, diolah 2012 Berdasarkan Tabel 23 diatas menunjukkan bahwa rata-rata produksi tanaman yang dipanen responden paling banyak adalah cabe rawit dan kemudian tomat sebesar 0,30 kg karena memberikan penerimaan sebesar Rp 972.000 dalam setahun. Hal ini dapat dipahami bahwa responden dalam memenuhi kebutuhan pangan membutuhkan cabe rawit untuk masak-memasak. Distribusi hasil pekarangan yang dijual, dikonsumsi, dan sosial pada strata 1 dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Penggunaan Sayuran Selama Dua Minggu No Tanaman Dijual Konsumsi Sosial Total 1 Cabe rawit 8,90 72,80 18,30 100,00 2 Tomat 9,80 68,40 21,80 100,00 3 Terong 10,00 50,00 40,00 100,00 4 Kangkung 13,33 66,67 20,00 100,00 5 Sawi 8,33 55,00 36,67 100,00 6 Bayam 10,00 63,33 26,67 100,00 Rata-rata penggunaan 10,06 62,70 27,24 100,00 Sumber: Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan pada Tabel 24 menyatakan bahwa pada pengembangan KRPL, rata-rata penggunaan hasiltanaman sayuran di strata 1 berorientasi untuk untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebesar 62,70, sosial sebesar 27,24 dan dijual sebesar 10,06. Hasil pekarangan yang berorientasi pada pasar adalah tanaman kangkung yaitu sebesar 13,30 dan sisanya adalah terong, bayam, tomat, cabe rawit, serta sawi. Hal ini dapat dipahami bahwa kangkung merupakan 64 tanaman yang cepat panen sehingga responden memiliki peluang besar untuk menjualnya. Hasil pekarangan dari KRPL di Desa Banjarsari yang berorientasi pada konsumsi adalah cabe rawit dan tomat. Hal ini dapat dipahami bahwa cabe rawit dan tomat merupakan salah satu bahan utama dalam memasak. Hasil dari KRPL yang berfungsi untuk sosial adalah terong karena terong merupakan tanaman tahan lama baik pada musim kemarau maupun penghujan sehingga responden sewaktu-waktu dapat memberikannya kepada tetangga atau saudara. 6.2.2 Manfaat Fisik dari adanya KRPL KEMPLING dalam Mendukung Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Strata 2 Komoditas yang dikembangkan dalam strata 2 adalah tanaman sayuran dan ayam buras. Rata-rata produksi yang dipanen responden selama dua minggu di Desa Banjarsari dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Rata-Rata Produksi Sayuran Selama Dua Minggu No Tanaman Total Produksi Satuan Jumlah tanaman Rata-rata Produksi 1 Cabe rawit 3,48 Kg 12 0,29 2 Tomat 2,90 Kg 10 0,29 3 Terong 27,00 Buah 9 3,00 4 Kangkung 8,00 Ikat 8 1,00 5 Sawi 8,00 Ikat 8 1,00 6 Bayam 8,00 Ikat 8 1,00 Sumber: Data Primer, diolah 2012 Berdasarkan Tabel 25 menunjukkan bahwa rata-rata produksi tanaman yang dipanen responden paling banyak adalah cabe rawit sebesar 0,29 kg karena memberikan penerimaan sebesar Rp 751.680 dalam setahun. Hal ini dapat dipahami bahwa responden dalam memenuhi kebutuhan pangan membutuhkan cabe rawit sebagai salah satu bahan utama dalam memasak. Penerimaan yang diperoleh responden paling sedikit yaitu tanaman kangkung dan bayam sebesar Rp 80.000. 65 Ayam buras atau ayam kampung adalah ayam lokal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang berasal dari ayam hitam merah Gallus gallus yang telah jinak sebagai contoh ayam sayur, ayam kedu, dan ayam pelung. Ayam buras dapat menghasilkan daging dan telur namun produk utama dari ayam buras adalah telur. Tabel 26. Rata-Rata Produksi Telur Ayam Buras Selama Satu Bulan No Keterangan Jumlah 1 Produksi telur selama 1bulan butir 30 2 Produksi telur selama 1 tahun butir 360 Sumber: Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 26 menyatakan bahwa rata-rata produksi telur yang dihasilkan sebanyak 30 butir telur per bulan dengan rata-rata jumlah ayam dewasa sebanyak 10 ekor. Harga jual ayam kampung pedaging dan telur ayam kampung relatif lebih stabil dibandingkan dengan harga daging dan telur ayam ras. Hal ini disebabkan karena belum banyak yang membudidayakannya secara intensif. Hasil pekarangan pada strata 2 perlu adanya klasifikasi menurut kegunaannya dari hasil KRPL menjadi hasil yang dijual, dikonsumsi, dan berfungsi sosial. Distribusi hasil sayuran yang dijual, dikonsumsi, dan berfungsi sosial pada strata 2 dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Penggunaan Sayuran Selama Dua Minggu No Tanaman Dijual Konsumsi Sosial Total 1 Cabe rawit 13,10 70,34 16,56 100,00 2 Tomat 10,34 77,24 12,42 100,00 3 Terong 21,30 32,00 46,70 100,00 4 Kangkung 16,00 58,00 26,00 100,00 5 Sawi - 56,00 44,00 100,00 6 Bayam 20,00 56,00 24,00 100,00 Rata-rata penggunaan 13,46 58,26 28,28 100,00 Sumber: Data Primer diolah, 2012 66 Berdasarkan pada Tabel 27 menyatakan bahwa pada pengembangan KRPL, rata-rata penggunaan hasil pekarangan tanaman sayuran di strata 2 berorientasi konsumsi keluarga sebesar 58,26, sosial sebesar 28,28, dan pasar sebesar 13,46. Penggunaan sayuran pada strata 2 memiliki nilai sosial yang lebih tinggi dibandingkan strata 1 dan strata 3. Hal ini menunjukkan bahwa sifat kekerabatan pada strata 2 lebih besar. Hasil pekarangan dari KRPL di Desa Banjarsari yang berorientasi pada konsumsi adalah tomat sebesar 77,24 dan yang kedua adalah cabe rawit sebesar 70,34. Hal ini dapat dipahami bahwa tomat dan cabe rawit merupakan salah satu bahan utama dalam memasak. Tanaman yang berorientasi pada pasar dan sosial adalah tanaman terong yaitu sebesar 21,30 dan 46,70. Hal ini dapat dipahami bahwa terong merupakan salah satu tanaman yang tahan lama dan adanya rasa bosan dalam memasak sayur terong sehingga responden lebih banyak mempertimbangkan untuk sosial. Distribusi hasil ayam buras yang dijual, dikonsumsi, dan berfungsi sosial pada strata 2 di Desa Banjarsari dapat dilihat pada Tabel 28. Kegiatan memelihara ayam buras merupakan usaha sampingan untuk menambah pendapatan atau hanya untuk menyalurkan hobi. Pemeliharaan ayam buras yang bersifat sampingan, maka penanganannya masih tradisional. Tabel 28. Penggunaan Telur Ayam Buras Selama Satu Bulan No Keterangan Hasil Produksi butir Persentase 1 Pasar 20 27,00 2 Konsumsi 43 57,00 3 Sosial 12 16,00 Total 75 100,00 Sumber: Data Primer, diolah2012 67 Berdasarkan pada Tabel 28 menyatakan bahwa pada pengembangan KRPL, distribusi hasil telur ayam buras berorientasi pada konsumsi sebesar 57,00, kemudian berorientasi pada pasar sebesar 27,00, dan terakhir berorientasi sosial sebesar 16,00. 6.2.3 Manfaat Fisik dari adanya KRPL KEMPLING dalam Mendukung Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Strata 3 Produksi dari pekarangan KRPL di Desa Banjarsari pada strata 3 adalah tanaman sayuran, ayam buras, dan ikan. Responden di Desa Banjarsari ada yang memelihara hanya Ikan Lele dan Ikan Nila. Setiap tanaman menghasilkan produksi yang berbeda dalam jangka waktu dua minggu. Rata-rata produksi yang dipanen responden selama dua minggu dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Rata-Rata Produksi Sayuran Selama Dua Minggu No Tanaman Total Produksi Satuan Jumlah tanaman Rata-rata Produksi 1 Cabe rawit 5,27 Kg 17 0,31 2 Tomat 4,06 Kg 14 0,29 3 Terong 52,00 Buah 13 4,00 4 Kangkung 10,00 Ikat 10 1,00 5 Sawi 13,00 Ikat 13 1,00 6 Bayam 11,00 Ikat 11 1,00 Sumber: Data Primer, diolah2012 Berdasarkan Tabel 29 menunjukkan bahwa rata-rata produksi tanaman yang dipanen responden paling banyak adalah cabe rawit sebesar 0,31 kg dengan memiliki penerimaan terbesar yaitu Rp 1.138.320. Hal ini dapat dipahami bahwa responden dalam memenuhi kebutuhan pangan membutuhkan cabe rawit. Penerimaan yang terkecil yang diterima dalam pelaksanaan KRPL terdapat pada tanaman kangkung sebesar Rp 100.000. 68 Tabel 30. Rata-Rata Produksi Telur Ayam Buras Selama Satu Bulan No Keterangan Jumlah 1 Produksi telur selama satu bulan butir 33 2 Produksi telur selama satu tahun butir 396 Sumber: Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 30 menyatakan bahwa rata-rata produksi telur yang dihasilkan sebanyak 33 butir telur per bulan dengan rata-rata jumlah ayam dewasa sebanyak 11 ekor. Beternak ayam kampung cocok diusahakan dalam skala rumah tangga. Hal ini disebabkan oleh jumlah minimum populasi yang dibutuhkan untuk mencapai skala ekonomi tidak besar dan modal yang dibutuhkan untuk memulai beternak ayam kampung relatif dapat dijangkau oleh masyarakat. Pada pengembangan KRPL di Desa Banjarsari memelihara Ikan Lele dan Ikan Nila memiliki kelebihan dan kekuranganya. Kelebihan Ikan Lele yaitu mudah perawatannya dan mampu bertahan pada kondisi yang buruk. Ikan Nila memiliki beberapa kelebihan yaitu pertumbuhan yang cepat, rakus terhadap makanan sisa limbah, dan tahan terhadap penyakit. Rata-rata produksi ikan sekali panen dalam KRPL KEMPLING dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Rata-Rata Produksi Ikan Sekali Panen No Keterangan Sekali Panen 1 Ikan Lele kg 60 2 Ikan Nila kg 79 Sumber : Data Primer, diolah2012 Berdasarkan Tabel 31 menyatakan bahwa rata-rata produksi Ikan Lele untuk satu kolam adalah 60 kg. Produksi Ikan Nila sebesar 79 kg untuk satu kolam. Ikan Nila di Desa Banjarsari merupakan ikan yang mudah mati dibandingkan Ikan Lele karena air merupakan persoalan yang kerap dihadapi masyarakat apabila memasuki musim kemarau. Kendala lain yang mnyebabkan Ikan Nila mudah mati yaitu pembibitan dan pakan karena masih mendatangkan 69 dari luar kota. Hal yang harus dipahami dalam memelihara Ikan Nila yaitu perawatannya yang intensif. Ikan Nila akan lebih cepat tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Klasifikasi menurut kegunaannya dari hasil KRPL KEMPLING yaitu menjadi hasil yang dijual, dikonsumsi, dan berfungsi sosial. Distribusi hasil pekarangan yang dijual, dikonsumsi, dan berfungsi sosial pada strata 3 dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Penggunaan Sayuran Selama Dua Minggu No Tanaman Dijual Konsumsi Sosial Total 1 Cabe rawit 12,90 70,32 16,78 100,00 2 Tomat 6,90 83,44 9,66 100,00 3 Terong - 51,00 49,00 100,00 4 Kangkung - 72,00 28,00 100,00 5 Sawi - 80,00 20,00 100,00 6 Bayam - 72,00 28,00 100,00 Rata-rata penggunaan 3,30 71,46 25,24 100,00 Sumber: Data Primer, diolah2012 Berdasarkan pada Tabel 32 menyatakan bahwa pada pengembangan KRPL, rata-rata penggunaan tanaman sayuran pada strata 3 berorientasi pada konsumsi keluarga sebesar 71,46. Hasil pekarangan yang berorientasi pada pasar adalah cabe rawit. Hasil pekarangan dari KRPL di Desa Banjarsari yang berorientasi pada konsumsi adalah tomat. Hal ini dapat dipahami bahwa tomat merupakan salah satu bahan utama dalam memasak. Hasil dari KRPL yang berfungsi untuk sosial adalah terong karena terong merupakan tanaman tahan lama baik pada musim kemarau maupun penghujan sehingga responden sewaktu-waktu dapat memberikannya kepada tetangga atau saudara. Distribusi hasil ayam buras yang dijual, dikonsumsi, dan berfungsi sosial pada strata 3 dapat dilihat pada Tabel 33. 70 Tabel 33. Penggunaan Telur Ayam Buras Selama Satu Bulan No Keterangan Hasil Produksi butir Persentase 1 Pasar 9 12,00 2 Konsumsi 49 65,00 3 Sosial 17 23,00 Total 75 100,00 Sumber: Data Primer diolah, 2012 Berdasarkan Tabel 33 menyatakan bahwa pada pengembangan KRPL, distribusi produk ayam buras berorientasi pada konsumsi sebesar 65,00, kemudian berorientasi pada pasar sebesar 12,00, dan terakhir berorientasi ada sosial sebesar 23,00. Distribusi hasil yang dijual, dikonsumsi, dan berfungsi sosial pada strata 3 dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Penggunaan Hasil Ikan Sekali Panen No Ikan Dijual Konsumsi Sosial Total 1 Ikan Lele 54,00 26,00 20,00 100,00 2 Ikan Nila 56,00 23,00 21,00 100,00 Rata-rata penggunaan 55,00 24,50 20,50 100,00 Sumber: Data Primer, diolah2012 Berdasarkan pada Tabel 34 menyatakan bahwa pada pengembangan KRPL, rata-rata penggunaan ikan berorientasi untuk dijual sebesar 55,00. Distribusi Ikan Lele dan Ikan Nila berorientasi pada pasar sebesar 54,00 dan 56,00. Total penggunaan ikan pada strata 3 berorientasi pada pasar, konsumsi, dan terakhir pada sosial. Pada strata 3, perikanan yang memberikan pendapatan lebih banyak bagi respondennya.

6.3 Biaya dan Manfaat KRPL KEMPLING

Estimasi biaya dan manfaat dari suatu kegiatan bertujuan untuk layak atau tidaknya kegiatan tersebut dalam pengembangannya. Biaya dan manfaat dari pelaksanaan KRPL KEMPLING dilihat dari analisis pendapatan yang dikembangkan setiap strata. Pendapatan KRPL KEMPLING diperoleh dari pengurangan antara penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan yaitu rata-rata nilai 71 produksi yang diperoleh dikalikan dengan harga jual di pasar. Responden menjual hasil usahanya yaitu dengan tiga cara: 1 menjual ke pasar atau warung-warung; 2 menjual kepada pembeli yang datang; 3 menjual dengan cara barter kepada penjual sayuran keliling rengkek. Responden mayoritas menjual hasil KRPL melalui cara barter kepada sayuran keliling. Harga sayuran yang berlaku di pasar berbeda-beda tergantung dari komoditasnya. Harga cabe rawit sebesar Rp 12.000kg, harga tomat sebesar Rp 4.500kg, harga kangkung sebesar Rp 500ikat, harga bayam sebesar Rp 500ikat, harga sawi sebesar Rp 1.000ikat, dan harga terong sebesar Rp 1.000buah. Harga telur ayam buras sebesar Rp 1.000butir. Harga ayam buras sebesar Rp 25.000. Harga Ikan Lele sebesar Rp 10.000kg dan Ikan Nila sebesar Rp 13.000kg. Pembeli membeli hasil ikan langsung datang ke rumah penjual responden. Pembeli berasal dari penjual ikan di Pasar Arjowinangun, teman dari penjual, atau tetangga dari desa sebelah. Biaya dalam pengembangan KRPL di Desa Banjarsari merupakan suatu hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan. Biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya KRPL KEMPLING dibedakan menjadi dua komponen yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan oleh responden secara tunai untuk melakukan kegiatan KRPL KEMPLING. Biaya yang diperhitungkan merupakan biaya yang tidak termasuk ke dalam biaya tunai tetapi diperhitungkan dalam pengembangan KRPL. Biaya yang diperhitungkan pada KRPL KEMPLING merupakan biaya yang dalam pengembangannya dilakukan secara