Biaya dan Manfaat KRPL KEMPLING
81 pemberian pakan 1,1 : 0,3 kghari, kesehatan dengan memberikan kapsul dengan
harga sebesar Rp 5.000kapsul, dan perbaikan kandang. Pada perikanan, biaya tunai yang dikeluarkan meliputi pakan, kesehatan,
serta benih ikan. Biaya pada perikanan yang paling besar dikeluarkan oleh responden adalah biaya pakan ikan. Hal ini disebabkan akses untuk membeli
pakan jauh dari desa. Pemberian pakan untuk Ikan Lele dan Ikan Nila rata-rata 3,3 kg dalam sehari. Ikan Nila merupakan ikan yang membutuhkan pakan lebih
banyak dan membutuhkan air yang deras atau mengalir. Responden kadang-kadang memberikan daun tela ke kolam ikan. Daun tela dapat menjadi
vitamin buat Ikan Lele dan Ikan Nila. Kolam Ikan Lele rata-rata berukuran 4 m x 2 m x 0,5 m dan kolam untuk Ikan Nila rata-rata berukuran 3 m x 2 m x 0,3 m.
Responden di Desa Banjarsari lebih banyak memiliki kolam Ikan Lele dibandingkan Ikan Nila yaitu dua kolam.
Biaya yang diperhitungkan pada strata 3 untuk sayuran adalah jagrakrak, benihbibit, ajirlanjaran, polibag, pupuk kandang, tenaga kerja dalam keluarga,
dan biaya penyusutan. Alat-alat yang umum digunakan dalam pelaksanaan KRPL di Desa Banjarsari yaitu cangkul, ganco, parang, arit, ember, dan gayung dimiliki
sendiri oleh responden. Biaya yang diperhitungkan untuk ternak adalah biaya penyusutan kandang dan tenaga kerja dalam keluarga. Biaya yang diperhitungkan
untuk perikanan meliputi penyusutan kolam, peralatan, dan tenaga kerja dalam keluarga. Biaya penyusutan merupakan biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya
pengurangan nilai barang sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Nilai penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan
asumsi tiap sarana produksi tidak dapat digunakan kembali rusak. Total biaya
82 penyusutan untuk peralatan sayuran sebesar Rp 301.767tahun. Rata-rata biaya
penyusutan kandang di Desa Banjarsari senilai Rp 30.956tahun dengan umur teknis kandang adalah 4 tahun. Rata-rata biaya penyusutan kolam Ikan Lele dan
Ikan Nila di Desa Banjarsari senilai Rp 759.524 dan Rp 516.667 dengan umur teknis kolam adalah 10 tahun, maka jumlah penyusutan kolam Ikan Lele dan Ikan
Nila tiap tahunnya adalah Rp 127.619tahun. Serokan, pompa, dan pipa paralon mengalami penyusutan dalam pengembangan KRPL.
Aktivitas tenaga kerja dalam keluarga dalam bercocok tanaman sayuran dimulai dari persiapan lahan pengolahan tanah, pemupukan awal, penanaman,
pemeliharaan penyiangan, pemupukan, penyiraman, pemasangan ajir, dan pemanenan. Pada aktivitas beternak, tenaga kerja melakukan kegiatan memberi
makan, membersihkan kandang, dan memasukkan atau mengeluarkan ternak. Tenaga kerja dalam keluarga membersihkan kandang dalam frekuensi seminggu 3
kali. Aktivitas memasukkan atau mengeluarkan ayam di Desa Banjarsari dilakukan dengan cara ayam dikandangkan pada malam hari dan diumbar pada
siang hari. Pada perikanan, tenaga kerja juga melakukan kegiatan memberi makan ke ikan pada siang hari dan sore hari serta membersihkan kolam. Waktu kerja di
Desa Banjarsari dalam satu hari adalah 7 jam di tempat penelitian. Pengembangan KRPL KEMPLING dilaksanakan hanya beberapa menit atau beberapa jam, maka
perhitungan untuk tenaga kerja disesuaikan dengan keadaan di lokasi penelitian. Hal ini bertujuan agar mengetahui realisasi curahan waktu untuk melakukan
kegiatan KRPL. Biaya tenaga kerja dalam keluarga pada strata 3 mencapai Rp 2.094.900. Rata-rata curahan waktu dan curahan kerja dalam satu tahun dapat
dilihat dalam Lampiran 5.
83 Berdasarkan analisis pendapatan atas biaya tunai pada strata 3 diperoleh
sebesar Rp 10.856.560. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga dalam KRPL bisa membayar seluruh biaya tunai. Pendapatan atas biaya total KRPL di Desa
Banjarsari pada strata 3 adalah Rp 7.927.236. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga dalam KRPL bisa membayar seluruh biaya total.
Nilai RC rasio pada strata 3 dapat digolongkan layak, karena nilainya lebih dari satu. Rata-rata Pendapatan dari KRPL KEMPLING per rumah tangga
dalam satu tahun di Desa Banjarsari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dapat dilihat
pada Tabel 37. Tabel 37. Rata-Rata Pendapatan KRPL KEMPLING per Rumah Tangga
Strata 3 dalam Satu Tahun
No Keterangan
Nilai Rp
1 Penerimaan Tunai
- Produksi sayuran
169.560 -
Produksi telur ayam 47.520
- Pembelian ternak
52.500 -
Produksi Ikan Lele 2.592.000
- Produksi Ikan Nila
1.690.000
Penerimaan Non Tunai
- Produksi sayuran
2.599.620 -
Produksi telur ayam 348.480
- Produksi ayam
3.300.000 -
Produksi Ikan Lele 2.208.000
- Produksi Ikan Nila
1.391.000 -
Bantuan 2.000.000
- Produksi itik
- -
Produksi kambing -
- Produksi sapi
-
Total Penerimaan
16.293.680 2
Total Biaya
8.366.444 -
Biaya Tunai 5.437.120
- Biaya yang Diperhitungkan
2.929.324 3
Pendapatan atas Biaya Tunai 10.856.560
4 Pendapatan atas Biaya Total
7.927.236 5
RC rasio Biaya Tunai
3,00 6
RC rasio Biaya Total
1,95
Sumber : Data Primer diolah, 2012 : Tidak masuk dalam penerimaan
: penerimaannya bersifat mengurangi
84 Berdasarkan Tabel 37 menunjukkan bahwa kegiatan KRPL di Desa Ban-
jarsari menguntungkan karena nilai RC lebih dari satu. Perhitungan RC atas biaya tunai dilakukan melalui pembagian penerimaan total dengan penjumlahan
biaya tunai. Nilai RC rasio pendapatan atas biaya total pada strata 3 adalah sebesar 1,95 yang berarti untuk setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan
akan memberikan penerimaan total sebesar Rp 1,95. Nilai RC rasio pendapatan atas biaya tunai adalah sebesar 3,00 yang berarti untuk setiap satu rupiah biaya
tunai yang dikeluarkan dalam pelaksanaan KRPL akan memberikan penerimaan sebesar Rp 3,00. Penerimaan itik, kambing, dan ayam tidak dimasukkan dalam
penerimaan karena diasumsikan ketiga ternak ini merupakan ternak yang pen- erimaannya tidak rutin karena penerimaannya yang diterima pada saat hari-
hari besar keagamaan dan apabila rumah tangga membutuhkan uang yang mendesak. Selain dari penerimaan tidak rutin, umur itik, kambing, dan sapi yang
dimiliki oleh responden juga sudah terlalu lama.