4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Respon terhadap Kenaikan
Harga BBM
Respon pengemudi transportasi jasa angkutan umum terhadap kenaikan harga BBM, diperoleh sebanyak 60 responden yang dimintai pendapatnya
mengenai kenaikan harga BBM, sebanyak 46 responden menyatakan tidak setuju dengan adanya kenaikan harga BBM dan 14 responden menyatakan setuju dengan
kenaikan harga BBM. Responden yang tidak setuju memiliki alasan yang sama yaitu apabila
terjadi kenaikan harga BBM akan manaikan harga bahan kebutuhan pokok serta akan menaikan harga setoran kepada pemilik mobil angkot karena seluruh
responden yang memberikan keterangan bukanlah pemilik mobil, sehingga dengan kenaikan BBM menyebabkan naiknya setoran yang harus mereka bayar.
Responden yang setuju dengan kenaikan harga BBM memilikibeberapa alasan diantaranya pendapatan yang didapatkan responden bukan hanya
dihasilkan dari pendapatan trayek tetapi responden memiliki pendapatan lain, sehingga menurut responden naiknya harga BBM tidak akan berpengaruh besar
terhadap pendapatan yang dihasilkan. Kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan tarif angkutan kota
angkot karena penentuan tarif dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan bagi responden untuk merespon setuju
terhadap kenaikan harga BBM.
Sumber : Data primer, Kota Bogor 2012
Gambar 3. Respon Setuju atau Tidak Pengemudi Jasa Transportasi Angkutan Umum Kota terhadap Kenaikan Harga BBM
Pengemudi angkutan umum kota angkot yang setuju lebih sedikit dibandingkan dengan pengemudi yang tidak setuju terlihat dari besarnya
persentase responden yang tidak setuju sebanyak 77 persen, dan besarnya responden yang menyatakan setuju dengan adanya kenaikan harga BBM sebesar
23 persen.
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Besaran Willingnes to Pay
WTP Harga BBM
Pilihan kesediaan membayar responden telah ditentukan berada pada nilai- nilai yaitu kisaran Rp 4.500 , Rp 5.000 , Rp 5.500, Rp 6.000. Kisaran tersebut
dibuat karena adanya rencana pemerintah menaikan BBM sampai dengan Rp 6.000. Nilai harga BBM yang berlaku saat ini yaitu Rp 4.500 menjadi salah satu
pilihan WTP dikarenakan beberapa responden tidak menginginkan adanya kenaikan harga BBM.
Sumber : Data Primer, Kota Bogor 2012
Gambar 4. Distribusi Responden Berdasarkan WTP per Liter
Gambar 4 menunjukan bahwa responden terbanyak berada pada WTP Rp 5.000 sebanyak 26 responden. Besaran jumlah responden yang paling sedikit
berada pada nilai WTP Rp 6.000, hal ini disebabkan karena responden yang memiliki pekerjaan lain di luar trayek hanya sedikit dibandingkan dengan
responden yang tidak memiliki pekerjaan lain di luar trayek sehingga pendapatan yang diterima dari trayek yang dijalankan lebih kecil responden kecil yang
kemudian mengakibatkan kecilnya nilai kemampuan membayar atas kenaikan harga BBM.
Tabel 9. Hubungan Antara Respon dengan Willingness To Pay Harga BBM
Respon WTP
Total Rp 4000-5000
Rp 5000-6000 Tidak Setuju
37 9
46 Setuju
8 6
14 Total
45 15
60
Pada Tabel 9 dapat dilihat hubungan yang terjadi antara respon dengan willingness to pay
yang mampu dibayar responden berada pada kisaran harga Rp 4000-5000 dengan jumlah responden sebanyak 45 responden. Hal tersebut dapat
disimpulkan semakin rendah willingness to pay yang mampu mereka bayar akan semakin memiliki respon tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM.
4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Tempuh Selama Berkendaraan