Sumber : Data Primer, Kota Bogor 2012
Gambar 10. Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Tarif Angkutan
Hubungan respon setuju atau tidak setuju dengan adanya perubahan tarif, bahwa responden yang memiliki pilihan nilai perubahan tarif yang kecil
cenderung lebih banyak peluang tidak setuju dibandingkan dengan peluang setuju terhadap kenaikan harga BBM, sehingga semakin besar nilai perubahan tarif akan
mendorong responden untuk merespon setuju dengan kenaikan harga BBM. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 15.
Tabel 15. Hubungan Antara Respon dengan Perubahan Tarif Angkutan
Respon Perubahan Tarif Angkutan
Total Rp 500-1000
Rp 1 000-1 500 Tidak Setuju
24 22
46 Setuju
10 4
14 Total
34 26
60
4.2 Analisis Willingness To Pay WTP Jasa Angkutan Umum Kota
Angkot terhadap Kenaikan Harga BBM
Analisis yang digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis besarnya WTP responden terhadap kenaikan harga BBM. Berdasarkan nilai WTP
didapatkan dari hasil wawancara kepada responden dengan metode kuesioner, didapat biaya yang bersedia dibayarkan oleh responden untuk kenaikan harga
bahan bakar minyak jenis premium per liter. Perolehan nilai WTP yang ada pada kuesioner yang memiliki kelipatan Rp 500 pada setiap perubahan nilai. Besarnya
biaya yang menjadi pilihan hanya dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu Rp 5.000, Rp 5.500 dan Rp 6.000 untuk bahan bakar premium per liter. Nilai
tersebut diperoleh dengan melihat rencana harga yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar Rp 6.000.
Perhitungan nilai WTP berdasarkan data distribusi kenaikan harga BBM dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Dugaan Nilai WTP untuk Kenaikan Harga BBM per Liter
No Besaran Rp
Frekuensi Frekuensi Relatif
Jumlah Rp 1
4.500 19
0,32 1.425,00
2 5.000
26 0,43
2.166,67 3
5.500 13
0,22 1.191,67
4 6.000
2 0,03
200.00 Total
60 1
4.893,33 Sumber
: Data Primer, Kota Bogor 2012
Pada Tabel 16 menjelaskan pada kenyataannya banyak responden yang setuju dengan adanya kenaikan harga BBM, hal ini dapat dilihat dari tabel WTP.
Hasil wawancara yang disajikan pada Tabel 16 dengan jumlah responden terbanyak yaitu 26 responden memilih nilai WTP sebesar Rp 5.000 dengan
demikian dapat diperoleh nilai rataan WTP sebesar Rp 4.893,33 per liter premium. Nilai frekuensi relatif didapat dari pembagian antar nilai frekuensi
dibagi dengan total nilai frekuensi, sedangkan untuk mendapatkan nilai jumlah adalah hasil frekuensi relatif dikalikan dengan besaran rupiah yang menjadi
pilihan WTP. Berdasarkan hasil WTP nilai total sebesar Rp 4.893,33, apabila pemerintah
berencana menaikan harga BBM samapai dengan Rp 6.000 maka kesediaan membayar responden hanya 26,2 persen dari kenaikan harga yang direncanakan
oleh pemerintah. Nilai WTP yang lebih kecil dari rencana kenaikan dari pemerintah ini dikarenakan oleh beberapa faktor, pengemudi jasa angkutan umum
kota angkot memiliki pendapatan yang kecil, menurut responden ketetapan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah daerah terlalu kecil sehingga untuk mencukupi
biaya pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh responden lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.
Harga BBM bersubsidi khususnya premium saat ini adalah Rp 4.500, sedangkan nilai total WTP yang dihasilkan sebesar Rp 4.893,33 per liter premium.
Nilai tersebut dapat diartikan bahwa pengemudi jasa transportasi angkutan umum kota angkot Kota Bogor setuju dengan rencana kebijakan kenaikan harga BBM
jika tidak lebih dari Rp 5.000 karena WTP yang mereka miliki lebih rendah bila dibandingkan dengan rencana kenaikan harga BBM yang direncanakan
pemerintah yaitu sebesar Rp 6.000. Tabel 17. Distribusi Responden dengan Nilai Willingness to Pay Pengemudi Jasa
Angkutan Umum Kota Angkot terhadap Kenaikan Harga BBM
No WTP Rp
Jumlah Responden 1
4.500 19
2 5.000
26 3
5.500 13
4 6.000
2 Total
60 Sumber
: Data Primer, Kota Bogor 2012
Tabel 17 menggambarkan banyaknya jumlah responden yang memilih nilai Willingness to Pay
dari kenaikan harga BBM per liter. Dari Tabel 17 dapat menggambarkan kurva permintaan dari jumlah reponden yang bersedia membayar
kenaikan harga BBM. Harga Premium Rp per liter
6.000 5.500
5.000 Permintaan
2 13 26
Jumlah responden
Gambar 11. Kurva Permintaan dari Jumlah Responden yang Bersedia Membayar Premium per Hari
Setiap kenaikan harga WTP yang dipilih responden, jumlah responden yang bersedia pada harga premium tersebut semakin sedikit dikarenakan faktor-faktor
yang memengaruhi seperti tarif angkutan, jarak tempuh dan lama waktu berkendaraan yang memengaruhi pendapatan yang diterima oleh pengemudi
angkutan umum kota angkot. Responden terbanyak berada pada nilai WTP tingkat harga Rp 5.000 dengan jumlah responden yang bersedia sebanyak 26
responden.
4.3 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Willingness to Pay WTP