Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Trayek per Hari Karakteristik Responden Berdasarkan Perubahan Tarif Angkutan

Sumber: Data Primer, Kota Bogor 2012 Gambar 8. Distribusi Responden Terhadap Lama Waktu Berkendaraan per Hari Hubungan respon setuju atau tidak terhadap kenaikan harga BBM terlihat pada Tabel 13, yang dapat di artikan bahwa semakin lama waktu berkendaraan per hari akan memberikan peluang lebih besar untuk responden merespon setuju dengan adanya kenaikan harga BBM. Tabel 13. Hubungan Antara Respon dengan Lama Waktu Berkendara per Hari Respon Lama Waktu Berkendara Total 5-10 jam 11-15 jam Tidak setuju 36 10 46 Setuju 6 8 14 Total 42 18 60

4.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Trayek per Hari

Besarnya pendapatan per hari yang diterima oleh responden terbanyak berada pada kisaran 0 sampai dengan Rp 50.000 per hari sebanyak 82 persen dari keseluruhan responden. Hal tersebut dikarenakan adanya peraturan mengenai jarak, waktu berkendaraan dan besaran tarif angkutan pengguna jasa transportasi ini yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah, dengan adanya peraturan tersebut menyebabkan sulitnya responden mendapatkan pendapatan tinggi dari pendapatan trayek. Sumber: Data Primer, Kota Bogor 2012 Gambar 9. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Trayek Tabel 14 menunjukan semakin sedikit pendapatan yang diperoleh responden maka akan semakin tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang kecil menyebabkan kesejahteraan menurun sehingga peluang respon tidak setuju akan lebih besar dibanding peluang respon setuju. Tabel 14. Hubungan Antara Respon dengan Pendapatan Trayek Respon Pendapatan Total Rp 0-50 rb Rp 50-100rb Rp 150-200rb Tidak Setuju 40 5 1 46 Setuju 9 4 1 14 Total 49 9 2 60

4.1.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Perubahan Tarif Angkutan

Karakteristik responden berdasarkan perubahan tarif angkutan yang diinginkan responden dinilai dengan satuan moneter atau rupiah. Besarnya tarif yang menjadi pilihan responden berada pada kisaran Rp 1.500 sampai dengan Rp 2.000, pilihan nilai tertinggi dari kenaikan tarif akibat adanya kenaikan harga BBM dikarenakan responden beranggapan bahwa tarif saat ini yang sedang berlaku tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah sehingga pendapatan responden dirasa kurang menutupi pengeluaran atas biaya-biaya yang terjadi. Sumber : Data Primer, Kota Bogor 2012 Gambar 10. Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Tarif Angkutan Hubungan respon setuju atau tidak setuju dengan adanya perubahan tarif, bahwa responden yang memiliki pilihan nilai perubahan tarif yang kecil cenderung lebih banyak peluang tidak setuju dibandingkan dengan peluang setuju terhadap kenaikan harga BBM, sehingga semakin besar nilai perubahan tarif akan mendorong responden untuk merespon setuju dengan kenaikan harga BBM. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 15. Tabel 15. Hubungan Antara Respon dengan Perubahan Tarif Angkutan Respon Perubahan Tarif Angkutan Total Rp 500-1000 Rp 1 000-1 500 Tidak Setuju 24 22 46 Setuju 10 4 14 Total 34 26 60

4.2 Analisis Willingness To Pay WTP Jasa Angkutan Umum Kota