11
Pasal 22 UU No.391999 Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dan Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan- nya itu.
Instrumen Hukum yang Menghambat Hak Kebebasan BeragamaBerkeyakinan
1. UU No.1PNPStahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgu- naan danatau Penodaan Agama.
UU Penodaan Agama sendiri terdiri dari empat pasal. Pasal 1 merupakan inti dari UU, yang melarang setiap orang yang dengan
sengaja di muka umum untuk: menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan duku-
ngan umum untuk melakukan penafsiran yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama yang dianut di Indonesia;
menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukung-
an umum melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyim- pang dari pokok-pokok ajaran agama yang dianut di Indonesia;
Pasal 2 dan 3 merupakan mekanisme pelaksanaan pasal 1, baik melalui tindakan administratif berupa peringatan keras dan
pembubaran organisasi dan pernyataan sebagai organisasi terla- rang, maupun pidana selama-lamanya lima tahun. Sedangkan pasal
4 merupakan kriminalisasi yang menyatakan :
“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan peras-
aan atau melakukan perbuatan: yang pada pokok-nya bersifat per- musuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama
yang dianut di Indonesia.” Pasal 4 ini selanjutnya ditambahkan dalam KUHP menjadi
Pasal 156a dibawah Bab V yang mengatur tentang “Kejahatan ter- hadap Ketertiban Umum.”
Selain itu, UU ini memberi kewenangan penuh kepada negara un- tuk : 1 melalui Depag menentukan “pokok-pokok ajaran agama” ; 2
menentukan mana penafsiran agama yang dianggap “menyimpang
12
dari pokok-pokok ajaran” agama dan mana yang tidak; 3 jika diper- lukan, melakukan penyelidikan terhadap aliran-aliran yang diduga
melakukan penyimpangan, dan menindak mereka. Dua kewenang- an terakhir dilaksanakan oleh Bakor PAKEM, yang bertugas untuk
mengawasi agama-agama baru, kelompok kebatinan dan kegiatan mereka.
Permasalahan lain, dalam penjelasan Pasal 1, memberikan
pengertian mengenai “agama yang dianut di Indonesia” yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu Confusius. Keenam
agama tersebut mendapat bantuan dan perlindungan. Sedangkan bagi agama-agama lain, misalnya : Yahudi, Zaratustrian, Shinto, dan
Thaoism tidak dilarang di Indonesia. Agama-agama tersebut men-
dapat jaminan pe- nuh oleh Pasal 29
ayat 2 UUD 1945, dan agama-agama
tersebut “dibiar- kan adanya”, asal
tidak mengganggu ketentuan-keten-
tuan yang terdapat dalam peraturan
ini atau peraturan
perundangan lain. Penjelasan ini selanjutnya ditafsirkan bahwa 6 enam agama tersebut sebagai agama yang diakui dan menda-
patkan perlindungan dari penyalahgunaan dan penodaan agama, mendapat fasilitas-fasilitas dari negara dan menjadi kerangka ber-
pikir dalam penyelenggaraan negara, sehingga penganut di luar enam agama mengalami diskriminasi.
UU ini digunakan oleh aparat penegak hukum untuk men- jerat penganut agama minoritas ataupun seseorangkelompok
keagamaan yang memiliki penafsiran yang berbeda dengan agama mayoritas.
2. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
Pasal 2 UU Perkawinan mensyaratkan perkawinan yang sah sebagai berikut :