BAB II Memahami Hak Kebebasan
BeragamaBerkeyakinan
A. Pengantar
Untuk dapat terlibat dalam kerja-kerja monitoring dan in- vestigasi kasus-kasus penodaan agama dan ujaran kebencian ber-
basis agama hate speech, seorang pembela HAM atau pemantau dari komunitas harus terlebih dahulu memahami teori dan praktek
hak kebebasan beragamaberkeyakinan secara baik. Pemahaman tersebut akan menjadi bekal untuk mengidentifi kasi dan mengana-
lisa berbagai peristiwa pelanggaran hak kebebasan beragamaber- keyakinan, termasuk kasus yang dikategorikan sebagai penodaan
agama atau kasus ujaran kebencian. Dengan pemahaman yang baik, pembela HAM dan pemantau dari komunitas dapat merumuskan
langkah-langkah advokasi secara tepat. Pengetahuan dasar yang harus dipahami, antara lain meliputi : Ins-
6
trumen hukum yang menjamin dan yang menghambat hak kebeba- san beragamaberkeyakinan, pengertian dan cakupan hak kebebas-
an beragamakeyakinan dan mekanisme internasional dan nasional untuk penyelesaian pelanggaran hak kebebasan beragamakeyaki-
nan. Bab ini membahas hal-hal pokok terkait teori dan praktek hak kebebasan beragamakeyakinan.
B. Instrumen Internasional dan Nasional Hak Kebebasan BeragamaBerkeyakinan
Apa saja instrumen hu- kum internasional yang
menjamin hak kebebasan beragamaberkeyakinan
? Hak kebebasan beragama
berkeyakinan telah di- terima secara universal
dan dijamin oleh seluruh konvensi pokok yaitu Ko-
venan Internasional Hak Sipil dan Politik ICCPR,
Kovenan International Hak Ekonomi, Sosial dan Bu-
daya ICESCR, Konvensi Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial CERD, Konvensi Menentang Penyiksaan CAT,
Konvensi Hak Anak CRC maupun Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan CEDAW. Namun, ter-
dapat kovenan atau deklarasi yang menjadi acuan utama untuk hak kebebasan beragamaberkeyakinan, yaitu sebagai berikut :
1. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia DUHAM
Deklarasi ini merupakan komitmen seluruh bangsa di dunia atas penegakan hak asasi manusia. Deklarasi menegaskan bahwa se-
mua hak-hak asasi manusia yang dicantumkan di dalam Deklarasi berhak dinikmati oleh semua orang tanpa membedakan agamanya.
Dan secara lebih khusus, kebebasan beragama atau berkeyakinan diatur di dalam Pasal 18 yang menyatakan: