14
ikut dalam salah satu pelajaran agama mayoritas yang diselenggar- akan disekolah.
5. Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 3 tahun 2008 ten-
tang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia JAI dan
Warga Masyarakat
Keputusan ini berisi peringatan kepada Jamaah Ahmadi- yah di Indonesia untuk menghentikan penyebaran penafsiran aga-
manya. Dalam keputusan ini disebutkan bahwa ajaran ini dianggap menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam.
6. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: KEP004 J.A011994 tanggal 15 Januari 1994 tentang Pembentukan Tim
Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat PA- KEM
7. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1979 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia
Pasal 4 UU ini menyebutkan mengenai larangan penyebaran agama terhadap pemeluk agama lain. Akibatnya, penyebaran agama
ditujukan kepada seseorang yang belum memeluk agama, dalam hal ini ditafsirkan kepada penganut kepercayaan, atau pemeluk agama
asli.
8. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri dalam Ne- geri Nomor 9 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Dae-
rah Dalam Pemeliharaan Umat Beragama, Pemberdayaan Fo- rum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.
Peraturan ini mengatur syarat-syarat pendirian rumah iba- dat. Peraturan ini digunakan sebagai dasar pelarangan pendirian
rumah ibadat, yaitu syarat persetujuan dari warga sekitar. Beberapa pendirian rumah Ibadat seperti misalnya pendirian gereja di be-
berapa daerah di tolak baik oleh warga maupun pemerintah daerah dengan dasar peraturan ini.
15
C. Memahami Hak Kebebasan BeragamaBerkeyakinan
Apa saja elemen hak kebebasan beragamaberkeyakinan ? Inti normatif dari hak kebebasan beragama dan berkeyakinan dapat
disingkat menjadi delapan elemen, yaitu:
3
a. Kebebasan Internal Forum Internum; Setiap orang berhak atas
kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama. Hak ini men- cakup kebebasan setiap orang untuk memiliki, menganut, mem-
pertahankan atau pindah agama atau keyakinan.
b. Kebebasan Eksternal Forum Eksternum. Setiap orang mempu-
nyai kebebasan, baik sendiri atau bersama-sama dengan orang lain, di tempat umum publik atau wilayah pribadi, untuk me-
manifestasikan agama atau kepercayaannya di dalam penga- jaran, pengamalan, ibadah dan penataannya.
c. Tidak ada Paksaan Non Coersion. Tidak seorang pun dapat di-
paksa sehingga terganggu kebebasannya untuk menganut atau menetapkan agama atau keyakinannya sesuai dengan pilihan-
nya.
d. Tidak Diskriminatif Non Discrimination. Negara berkewajiban
untuk menghormati dan menjamin kebebasan beragama atau berkeyakinan bagi semua orang yang berada di dalam wilayah
kekuasaannya dan tunduk pada wilayah hukum atau yurisdik- sinya, hak kebebasan beragama atau berkeyakinan tanpa pem-
bedaan apapun seperti suku, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama atau keyakian, politik atau perbedaan pendapat, kebang-
saan atau asal-uslunya, kekayaan, kelahiran atau status lainnya.
e. Hak dari Orang Tua dan Wali. Negara berkewajiban untuk
menghormati kebebasan orang tua, dan wali yang sah jika ada untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral bagi
anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri, se- laras dengan kewajiban untuk melindungi hak atas kebebasan
beragama atau berkeyakinan setiap anak seiring dengan kapasi- tas anak yang sedang berkembang.
3
Tore Lindholm, W. Cole Durham, Jr. Bahia G. Tahzib-Lie ed, Kebe- basan Beragama atau Berkeyakinan : Seberapa Jauh ? Sebuah Referensi tentang
Prinsip-Prinsip dan Praktek, Kanisius, Jakarta, 2010, halaman 19-21
16
f. Kebebasan Lembaga dan Status Legal. Aspek yang vital dari
kebebasan beragama atau berkeyakinan, bagi komunitas kea- gamaan adalah kebebasan untuk berorganisasi atau berserikat.
Oleh karena itu, komunitas keagamaan mempunyai kebebasan dalam beragamaberkeyakinan, termasuk di dalamnya hak ke-
mandirian di dalam pengaturan organisasinya.
Hak Kebebasan BeragamaBerkeyakinan
FORUM INTERNUM
1. Hak untuk menganut agama atau keyakinan tertentu
berdasarkan pilihannya sendiri;
2. Hak untuk memiliki atau melakukan penafsiran
keagamaan; 3. Hak untuk berpindah agama.
FORUM INTERNUM
1. Hak untuk melakukan kegiatan ritual seperti ibadah sembahyang atau upacara keagamaan, baik secara
pribadi maupun bersama-sama, baik secara tertutup maupun terbuka;
2. Hak untuk mendirikan tempat ibadah; 3. Hak untuk memungut iuran keagamaan;
4. Hak untuk menggunakan benda-benda ritual dan simbol-simbol agama;
5. Hak untuk merayakan hari besar agama; 6. Hak untuk menunjuk atau menetapkan pemuka
agama; 7. Hak untuk mengajarkan agama dalam sekolah
keagamaan; 8. Hak untuk menyebarkan ajaran agama;
9. Hak untuk mencetak dan mendistribusikan publikasi keagamaan;
10. Hak untuk mendirikan dan mengelola organisasi atau perkumpulan keagamaan;
11. Hak untuk membuat pengaturan makanan; 12. Hak berkomunikasi dengan individu atau kelompok
tingkat nasional dan internasional mengenai hal-hal keagamaan;
13. Hak untuk menggunakan bahasa keagamaan; 14. Hak orangtua untuk memastikan pendidikan agama
kepada anaknya.
TIDAK BOLEH DIBATASI TIDAK BOLEH DIKURANGI
TIDAK BOLEH DIPAKSA
DAPAT DIBATASI Dengan syarat-syarat :
1. Diatur oleh Undang-Undang 2. Jika memang benar-benar diperlukan untuk
melindungi a kesehatan umum; b keselamatan umum; c ketertiban umum; d moral umum; e atau
hak-hak dan kebebasan mendasar oranglain 3. Tidak ditetapkan secara diskriminatif
Gambar : Skema Hak
Kebebasan Beragama
Berkeyakinan